4 Varietas Kentang Unggulan Untuk Industri Dan Bisnis

4 Varietas Kentang Unggulan Untuk Industri Dan Bisnis

Gara-gara Dr Enrique pulang ke kampong halaman di Peru, riset untuk menghasilkan klon unggulan terhenti. Sekitar 40 klon unggulan pang sudah dihasilkan pun mengonggok di gudang Balitsa. Selama 3 tahun Dr Rofik Sinung Basuki dan Ir Kusmana  keduanya periset Balitsa melanjutkan penelitian. Hasilnya 4 varietas kentang industri top sesuai keinginan industri dan pekebun.

Usaha Rofik dan Kusmana mencari-cari umbi di gudang bukan tanpa alasan. Mereka prihatin karena perkembangan kentang industri di Indonesia terhambat. Padahal, pangsa pasar kentang olahan itu amat besar.

Biang keladinya adalah produktivitas kentang industri sangat rendah. “Saya betul-betul terpanggil untuk meneliti kentang. Apalagi Balitsa (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, red) belum pernah melepas varietas unggul kentang industri” ujar Rofik.

Penuhi selera

Empat puluh klon unggul itu diseleksi berdasarkan kebutuhan konsumen, pekebun, industri kecil, dan industri besar. Yang diinginkan pekebun adalah produksi di atas 20 ton per ha, tahan busuk daun dan nematoda akar, dapat ditanam sampai 4 generasi. Sedangkan industri pengolah mencari kentang yang rasanya enak, proporsi umbi konsumsi 75%, serta mempunyai spesifik gravity alias bobot jenis di atas 1,07. Kentang berbobot jenis di bawah 1,07 bila digoreng kurang renyah dan boros minyak goreng.

Hasil uji multilokasi di 10 tempat terdapat 5 klon harapan yang produksinya di atas 20 ton per ha. Sayang, satu di antaranya mempunyai bobot jenis kurang dari 1,067 sehingga tak lolos sebagai kentang industri.

Setiap panen kentang dikirim ke para pemasok, industri kecil dan besar, untuk diuji berdasar persepsi mereka. Ada 4 klon unggul yang direspon baik oleh industri dan pekebun.
Varietas Kentang Unggulan
 

Kentang Balsa

Ia hasil seleksi dari klon TS2. Bobot jenis balsa pemendekan dari Balitsa itu paling tinggi, mencapai 1,095. Tak heran, industri kentang terbesar di Indonesia meloloskan balsa sebagai kentang industri tanpa syarat. Ia memang paling cocok untuk keripik dan kentang goreng.

Potensi produksi 22,4 ton per ha. Bentuk umbi bulat lonjong. Warna kulit umbi krem, daging putih. Mata tunas dangkal sehingga mudah diolah. Ia toleran penyakit busuk daun dan tahan nematoda akar.

Kentang Erika

Sebutan itu diberikan untuk menghormati peneliti dari CIP-Peru yang bernama Dr Enrique. Di sisi produksi ia unggul, mencapai 25,3 ton per ha. Sayang varietas asal klon I 1085 itu belum sempat diuji langsung oleh industri olahan di Indonesia. Namun, ia lolos uji yang dilakukan pemasok yang mengirim ke pabrik itu karena bobot jenis mencapai 1,084. Bentuk umbi bulat agak pipih. Warna kulit dan daging umbi krem.

Kentang Krespo

Kres.. .begitu rasanya varietas kentang itu ketika dikunyah. Produksinya paling tinggi di antara yang lain, 28,1 ton per ha. Ia paling diminati oleh kalangan industri kecil di Pasuruan, dan Banjarnegara. Menurut mereka, rasa krespo enak dan tidak getir. Bentuk umbi oblong oval. Warna kulit umbi krem, daging putih.

Kentang Fries

Ia cocok sebagai kentang goreng. Menurut pemasok di Pangalengan dan Garut warna keripik kentang asal klon MF-II itu cerah. Produksi mencapai 25,7 ton per ha dan bobot jenis 1,084. Ia pun cocok sebagai kentang sayur selain sebagai kentang olahan. Bentuk umbi oblong oval, warna kulit umbi dan daging kuning. Sayang, letak mata tunas agak dalam sehingga lebih sulit untuk mengupasnya.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus