Bandung Regional Lou han Contest

Bandung Regional Lou han Contest

Bukan tanpa sebab Irwan Setiawan suka menaruh cermin berukuran 10 cm x 10 cm x 10 cm selama 15 menit di dalam akuarium. “Cermin itu bisa memancing sifat agresif lou han sehingga coraknya lebih solid,” ujar hobiis asal Bandung itu. Karena corak solid itu pula para juri mendaulat klangenannya sebagai kampiun cinhua A pada Bandung Regional Lou han Contest 1.

Sejak babak awal juri sudah jatuh hati pada penampilan ikan sepanjang 25 cm itu. “Corak merahnya bagus dan gerakannya paling lincah dibanding kontestan lain,” ujar Tommy Adhi Prasetyo, juri dari Solo, Jawa Tengah. Menurut Irwan rahasia untuk membuat ikan itu lincah adalah dengan menyatukan lou han bersama ikan parrot. “Ikan parrot biasanya menyundul tubuh lou han. Itu membuat lou han akan mengejar ikan pengganggu itu,” kata Irwan.

 
Jawara cinhua A

Tak hanya unggul corak dan kelincahan,penghuni akuarium nomor 033 itu dianugerahi tubuh bongsor. “Ikan muda dengan tubuh yang besar seperti ini jarang ada,” ujar Agus Dicky Permana, juri dari Bandung menunjuk sang kampiun. Tubuh bongsor itu menurut Irwan lantaran ikan rakus makan. Dalam sehari Irwan dapat memberi 10 g pakan.

Cinhua andalan Ko Atu yang mencoba untuk mendongkel pun tak berdaya. Lou han dengan totol mutiara penuh dan memiliki proporsi panjang dan lebar tubuh seimbang itu kalah telak. “Warna tubuh kurang ngejreng,” Kata Wariyadi, juri asal Jakarta. Kekurangan lain, bukaan sirip punggung dan ekor menjuntai, itu tipikal jenis cencu.

Seleksi Ketat

Selain cinhua A, kelas cinhua B menyajikan pertarungan seru. Maklum, di kelas dengan peserta terbanyak, 21 ikan itu, kualitas peserta nyaris merata. Muncul sebagai kandidat juara adalah cinhua penghuni akuarium 061. Dengan penampilan prima dan taburan mutiara penuh di tubuh, klangenan Ahok dari Bandung itu dijagokan banyak peserta. Namun, penilaian peserta berbeda dengan juri. “Bentuk tubuh bawah tidak sempurna. Sepanjang perut hingga ekor seperti bergelombang,” kata Tommy.

 
Jawara golden base

Cinhua andalan Pepen, masih dari Bandung, akhirnya dinobatkan menjadi juara. Cinhua sepanjang 16 cm itu memiliki modal corak marking penuh dan nongnong besar. “Dari first impression-nya sangat bagus,” kata Agus Dicky. Faktor itu pula yang lenyap saat juri menilai sang rival, cinhua penghuni akuarium 061.

 
Jawara cencu A

Pada perebutan gelar terbaik kelas cencu A, klangenan Hadi Senjaya didaulat menjadi kampiun. Itu karena ikan memiliki mutiara penuh dan bentuk tubuh kotak proporsional. “Nongnong di kepalanya kurang besar, tapi secara keseluruhan ikan itu layak juara,” ujar
Wariyadi. Maklum, di luar kekurangan dari nongnong kepala, sirip dan ekornya dapat mengembang sempurna.

 
Cinhua B, favorit peserta

Juara Favorit

Kontes lou han yang digelar pada 13—17 Februari 2018 di Kopo Square, Bandung itu, diikuti banyak peserta baru dari Bandung, Makassar, dan Jakarta. “Ikan yang turun di semua kelas cukup bagus,” ujar Uting, hobiis baru dari kota Kembang. Hal senada disampaikan hobiis anyar lain juga dari Bandung. “Kualitas ikan seimbang sehingga sulit menerka juara,” kata Eko.

Yang mungkin istimewa, seluruh jawara adalah hasil ternakan lokal. “Ini bukti ikan lokal juga bagus,” kata Jimmy, ketua panitia. Pada lomba itu lou han milik Ahok ditabalkan sebagai ikan favorit, lewat pemungutan suara seluruh peserta. Juara ke-2 kategori cinhua B itu memperoleh 32 suara. Ia bahkan jauh unggul dari pesaing terberat kampiun cinhua A yang meraup 23 suara. “Cinhua B itu cantik. Meski kecil, nongnong di kepalanya sudah sempurna,” tutur John, peserta dari Jakarta

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus