Lezat dan Langka! Jangan Lewatkan Durian Kunyit Bawan di Ranah Minang, Sumatera Barat

Lezat dan Langka! Jangan Lewatkan Durian Kunyit Bawan di Ranah Minang, Sumatera Barat

Sumatera Barat terkenal sebagai surga durian yang melimpah. Dalam perjalanan menuju ke bagian selatan Sumatera Barat, rombongan Adisucipto dan manajemen Warso Farm bersemangat menjelajahi kelezatan durian di ranah Minang. Setiap bulan Juni, Provinsi Sumatera Barat mengalami musim durian yang menggugah selera. Kali ini, tujuan mereka adalah menemukan durian yang lezat dan menggoda di daerah ini.

Durian khas Minang Kabau, buah lezat berdaging kuning dengan aroma kuat
Durian segar dari wilayah Minang Kabau, Sumatra Barat, terkenal dengan daging kuningnya yang lezat dan aroma khas yang menggoda selera.

Menemukan Desa Bawan: Surganya Durian

Setelah satu jam perjalanan dari bandara, rombongan memasuki kawasan Desa Bawan, Kecamatan Ampek, Kabupaten Agam. Di sini, tanda-tanda desa sebagai “sarang” durian langsung terlihat. Lapak penjual buah Durio zibethinus berderetan di sepanjang jalan. Aroma khas durian yang kuat segera menguar, bahkan dari dalam mobil yang tertutup rapat. Uyung Buana/Jayanto, penanggung jawab kebun Warso Farm di Bogor, Jawa Barat, mengusulkan untuk berhenti sejenak dan memuaskan rasa penasaran mereka.

Warso Farm adalah kebun durian dan aneka buah yang dimiliki oleh seorang pekebun senior bernama Suwarso Pawaka. Mobil berhenti di depan lapak sederhana yang beratap daun kelapa dengan terpal biru. Sang pemilik lapak, Desa Mayanti, menampilkan belasan durian berukuran sebesar bola sepak yang membentuk piramida.

Des Mayanti segera memilih dan menawarkan durian berkulit cokelat keemasan sebesar bola sepak. Ketika dibuka, daging durian berwarna putih kekuningan terlihat di antara pongge-pongge durian. Setiap juring durian rata-rata memiliki 3-5 pongge.

Rombongan mengambil salah satu pongge dan merasakan kelezatannya. Teksturnya sedikit basah namun lezat saat dikunyah. Rasa durian tersebut memiliki keunikan manis dengan sedikit sentuhan pahit, yang cocok bagi pemula penggemar durian.

Durian tersebut tidak memiliki nama khusus. Menurut Des Mayanti, itu adalah durian jatuhan dari pohon induk yang berusia lebih dari 50 tahun. Dia menjelaskan bahwa dalam setahun, pohon itu mampu menghasilkan sekitar 200 buah durian. Des Mayanti menjual durian tersebut dengan harga Rp15.000 untuk durian berbobot kurang dari 1,5 kg dan Rp20.000 untuk durian berbobot lebih dari 1,5 kg. Musim panen durian di daerah ini dimulai pada bulan Mei dan berlangsung hingga Agustus.

Durian Minang Kabau - Buah Durian segar dari wilayah Minang Kabau, Indonesia
Nikmati kelezatan Durian Minang Kabau, buah ikonik yang tumbuh di wilayah Minang Kabau, Indonesia. Rasanya manis, lezat, dan memiliki aroma yang khas. Temukan keajaiban alam Minang Kabau dalam setiap gigitannya.

Perjalanan berlanjut ke Kelurahan Kotokaciak, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam. Di sini, rombongan bertemu dengan Afrizal, seorang penjual durian terkenal. Afrizal menyodorkan durian dengan kulit buah berwarna hijau. Durian tersebut dikenal dengan nama “kunyit bawan” yang berarti sangat lezat dalam bahasa Minang. Setelah durian tersebut dibuka, terlihat daging buah berwarna kuning pekat.

Afrizal memberi nama durian itu berdasarkan warna kuning daging buahnya dan karena berasal dari Desa Bawan. Rasa durian kunyit bawan ini dominan manis, lezat, dan memiliki tekstur daging buah yang kering sehingga sedikit sulit untuk ditelan. Uyung menambahkan bahwa keasyikan dalam mencari durian terletak pada misteri rasanya yang hanya terungkap setelah durian tersebut dibuka.

Larangan Memetik Durian Sendiri: Membuat Durian Sumatera Barat Tetap Berkualitas

Setelah menikmati durian di lapak Afrizal, rombongan melanjutkan perjalanan mereka ke Bukittinggi. Saat melintasi Danau Maninjau di Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, deretan pohon durian yang tinggi menjulang terlihat di sebelah kanan jalan.

Buah durian seukuran dua kepalan tangan bergelayutan di antara dedaunan. Junaedi, seorang pemandu wisata yang berasal dari Pandaisikek, Bukittinggi, mengungkapkan bahwa di daerah ini, durian danau maninjau sangat terkenal di Tanah Minang.

Hal ini disebabkan oleh kebijakan adat yang melarang siapa pun memetik durian danau maninjau untuk dijual. Pelanggar akan dikenakan sanksi adat berupa kewajiban menebang pohon durian dan menyumbangkan 25 sak semen ke masjid setempat.

Junaedi menjelaskan bahwa sanksi tersebut bertujuan untuk menjaga nama baik durian asli Danau Maninjau. Adat ini juga memiliki manfaat nyata dalam menjaga kualitas dan produktivitas durian. Selain itu, keyakinan bahwa memetik durian akan membuat pohon tersebut tidak berbuah pada musim berikutnya juga memiliki penjelasan ilmiah.

Menurut Panca Jarot Santoso, seorang peneliti di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, kebanyakan pekebun durian tidak memetik durian, melainkan menarik buah durian hingga kulit batang pohon terkelupas di pangkal tangkai buah.

Ketika kulit batang pohon terkelupas, titik tumbuh bunga pada jaringan meristem rusak. Akibatnya, pada musim berikutnya, titik tumbuh tersebut tidak akan berbunga, apalagi berbuah. Panca Jarot juga menyatakan bahwa durian di Kabupaten Agam dan sekitarnya memiliki kualitas yang hampir setara dengan durian Medan yang selama ini lebih terkenal.

Pada tahun 2009, ia pernah mencicipi durian lokal unggul di Kecamatan Kamang, Kabupaten Agam, yang dikenal dengan nama “durian lenggang kamang”. Durian tersebut memiliki rasa manis, sedikit pahit, lezat, dan memiliki tekstur yang pulen.

Meskipun durian Sumatera Barat memiliki kualitas yang unggul, popularitasnya masih kalah dibandingkan dengan durian Medan. Hal ini disebabkan oleh dekatnya jarak Sumatera Barat dengan Medan, yang merupakan penyuplai durian sekitar 15% di Indonesia.

Sebagai salah satu daerah yang dipilih Warso Farm untuk memasok durian kebun mereka di Bogor, Jawa Barat, Sumatera Barat sebenarnya memiliki banyak durian yang berkualitas, tetapi belum banyak yang mengetahuinya. Menurut Panca Jarot, musim durian di Sumatera Barat berakhir sekitar bulan September-Oktober.

Durian Lezat: Buah Durian Segar yang Siap Menyapa Anda
Gambar bakal buah durian yang masih kecil

Kunjungi Ranah Minang untuk Mencicipi Durian yang Lezat

Bagi pecinta durian, Ranah Minang merupakan tujuan yang tepat untuk menikmati durian yang lezat dan berkualitas. Selain menawarkan berbagai jenis durian, Sumatera Barat juga menawarkan pengalaman berburu durian yang memikat. Dari desa ke desa, pecinta durian dapat menemukan durian-durian lezat dengan aroma yang menggoda. Dalam perjalanan mereka, mereka akan bertemu dengan penjual-penjual durian yang berpengalaman dan mengenal durian dengan baik.

Durian adalah buah yang penuh misteri dan rasa yang tak tergantikan. Setiap durian memiliki karakteristik unik dan kelezatan yang berbeda. Dengan melarikan diri dari kesibukan kota, pengunjung dapat menjelajahi keindahan ranah Minang sambil menikmati durian yang lezat. Kunjungan ini juga memberikan kesempatan untuk memahami sejarah dan budaya seputar durian di Sumatera Barat.

Penutup

Maka, bagi para pecinta durian yang ingin merasakan kelezatan durian nan lamak bana, kunjungilah Ranah Minang dan nikmati petualangan berburu durian yang tidak terlupakan.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus