Budidaya Anthurium jenmanii Dengan Metode Sistem pengabutan

Budidaya Anthurium jenmanii Dengan Metode Sistem pengabutan

Inilah iklim harian kota Rangkasbitung, Banten. Suhu siang mencapai 35°C; malam, turun hingga 27 sampai 28°C. Kelembapan rata-rata pada siang cuma 55 sampai 56%. Pendek kata, Rangkasbitung panas dan membuat gerah.

Namun, di sebuah greenhouse berukuran 30 m x 9 m sebanyak 8 pot indukan Anthurium jenmanii kol super, king cobra, pagoda,mangkok, golden, dan black beauty hidup nyaman bersama ribuan pot anakan. Tanaman terlihat sehat dan subur.

Tidak tampak tepi daun kekuningan karena terbakar matahari atau daun layu karena kekurangan air. Padahal, anthurium butuh habitat dengan iklim mikro sejuk dan lembap: suhu siang berkisar 27 sampai 28°C; malam, 22°C, dan kelembapan 70%.

Sebuah termometer sekaligus higrometer digital di salah satu rak menunjuk angka 23,8°C dan 99%. Itu rupanya suhu dan kelembapan di dalam Evy Syariefa, datang pada suatu siang yang hujan di awal Februari 2018.

 
Sistem pengabutan jaga kelembapan
 
Sistem pengabutan Bertujuan Untuk Menjaga kelembapan Anthurium

Pengaturan Suhu Ideal

“Di sini (di dalam greenhouse, red) iklim mikro memang direkayasa supaya cocok untuk pertumbuhan anthurium,” papar Minaldi, pemilik nurseri Kitakami. Supaya kelembapan dan suhu sampai pada posisi yang dibutuhkan laceleave itu, greenhouse dilengkapi sistem pengabutan.

Di ketinggian 3 m, budidayatani melihat 2 pipa sejajar menggantung searah dengan arah greenhouse timur ke barat. Pada setiap pipa terdapat 29 jetspray berjarak masing-masing 1 m. Mulut jetspray diatur berselang-seling mengarah ke kiri yang terkena semburan kabut lebih luas dengan radius tiap semburan 1,5 m ke kiri dan kanan.

Kabut keluar dari mulut-mulut jetspray sesuai kebutuhan. Pada musim kemarau yang sangat panas tanpa hujan atau mendung meski sehari sistem pengabutan dioperasikan sejak pukul 08.00 sampai 15.00. Pengaturannya, 5 menit menyala, 1 menit mati. Pada situasi lain, misal hujan dan panas bergantian, pengaturan beda lagi.

“Biasanya bila suhu mencapai 29°C di siang hari dan kelembapan di bawah 70%, sistem pengabutan mulai diaktifkan,” kata Minaldi yang pernah membudidayakan mawar potong di Bandung. Dengan pengabutan selama 5 menit, lalu mati 1 menit, dalam 1 jam suhu turun ke angka 27°C dan kelembapan di atas 70%. 90% air

Menurut Ir Sugiono Budhiprawira, pemain sejak 1980-an di Bogor, perlakuan seperti di Rangkasbitung lumrah saja. “Anthurium di habitat asalnya memang hidup di daerah lembap yang sejuk dengan intensitas cahaya matahari rendah,” ujarnya. Bunga ekor itu tumbuh di hutan-hutan tropis di Amerika Selatan yang lembap di bawah naungan pepohonan.

Di tanah air, daerah dataran tinggi jadi habitat yang nyaman buat kerabat aglaonema itu. Misal Karanganyar berketinggian di atas 1.000 m dpi dengan suhu siang 28°C; malam, 20°C, dan kelembapan sekitar 70%. Anthurium yang dirawat di kabupaten di kaki Gunung Lawu itu biasanya daunnya lebih tebal dan berwarna hijau segar.

Maka ketika laceleave dibawa “turun gunung” kondisi iklim mikro harus disesuaikan. Pengabutan cara tepat untuk mengatur kelembapan pada anggota famili Araceae yang batangnya 90% menjaga kelembapan ini berbeda dengan penyiraman,” ujar Haryono, pemain tanaman hias di Denpasar, Bali, yang juga menggunakan sistem pengabutan pada anthurium. Pada sistem pengabutan, air keluar dalam bentuk seperti asap dengan tekanan tinggi sampai tidak lagi berbentuk tetesan air.

Pemberiannya pun dibatasi. “Kabut sekadar membuat daun lembap. Kalau sampai terbentuk butiran air di daun berarti berlebih,” lanjut pemain bonsai kawakan itu. Butiran air bisa menetes memasuki pangkal daun. Bila bertahan di sana, lama-kelamaan menyebabkan busuk.

Posisi Greenhouse pada Sudut 45°

Untuk mempertahankan kelembapan, bantai greenhouse di Rangkasbitung ditutup dengan konblok. Konblok dipilih karena menyimpan kelembapan, tapi tidak membuat becek. Sugiono menyarankan Kombinasi antara konblok dan batu bata.

Konblok dipakai untuk menutup tanah di gang-gang antarrak, batu bata di bawah rak. “Kemampuan batu bata menyimpan Kelembapan lebih baik,” katanya. Alternatif ain, bagian bawah rak diberi kolam-kolam air.

Menurut Haryono habitat asal di hutan ang teduh membuat anthurium hanya menerima sinar matahari maksimal 40%. Di nurseri, intensitas cahaya matahari diatur dengan pemberian jaring penaung. Minaldi menggunakan shading net Terkerapatan 60% yang dipasang ganda dengan jarak 30 cm. Jarak jaring penaung dengan lantai konblok 3 m. Dari hasil ?ercobaan, pemasangan tunggal hasilnya idak optimal.

Itu dibarengi pemasangan atap solartuf bisa juga diganti dengan plastik UV 12 sampai 14%. Dengan pemasangan 2 lapis shading net ditambah solartuf cahaya yang masuk sekitar 30%. Pemasangan shading net berkerapatan 65 sampai 75% ditambah plastik UV 14% banyak dilakukan pekebun di Karanganyar.

Selain mengatur intensitas cahaya, jaring penaung membuat penyebaran cahaya lebih merata. Menurut Proborini Handaka, pemain di Temanggung, ciri intensitas cahaya cukup, posisi semua daun membentuk sudut 45°. Bila terlalu gelap, “Jenis dengan nuansa warna hitam atau golden menjadi lebih hijau,” kata Sugiono. Di Rangkasbitung, 3 lampu merkuri dan neon dinyalakan ketika cuaca mendung dan hujan.

Jamin sirkulasi

“Rekayasa” iklim mikro itu dibarengi dengan kontruksi greenhouse berbentuk piggyback yang dibuat tinggi. Bagian sisi berketinggian 4 m, bagian tengah 5 m. Puncak atap yang berukuran 1/3 lebar greenhouse setinggi 6 m. Pemandangan seperti itu ada di salah satu nurseri anthurium di pinggiran Bangkok, Thailand.

 
Butuh rekayasa lingkungan supaya anthurium berproduksi baik di dataran rendah

Pucuk greenhouse malah mencapai 8 m. Di dataran lebih tinggi greenhouse cukup 3 m.

Atap greenhouse dibuat tinggi supaya sirkulasi udara yang dibutuhkan anthurium terpenuhi. “Sirkulasi udara kurang baik, berisiko mendatangkan serangan virus penyebab bercak kuning di daun,” ujar Sugiono.

Bila angin jarang bertiup, sirkulasi udara didapat dengan cara memasang kipas angin pada satu dinding dan diarahkan ke sisi lain. Greenhouse yang terasa pengap, itu tanda angin kurang.

Di Rangkasbitung rangka greenhouse terbuat dari besi, sedangkan “dinding” dari jalinan besi behel berukuran 10 cm x 10 cm. Dengan begitu angin leluasa keluar-masuk. Besi behel pun awet dan sekaligus menjadi pagar pengaman.

Pada Musim kemarau, angin yang bertiup bersifat kering karena terpapar sinar matahari. Pertumbuhan anthurium biasanya terhambat.

Proborini mengatasinya dengan membasahi bagian bawah rak secara terus-menerus untuk meningkatkan kelembapan. Sementara di Rangkasbitung, diatasi dengan mengatur jadwal pengabutan. Dengan pengabutan, mengatur masuknya intensitas cahaya matahari, dan angin anthurium pun “turun gunung”.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus