Budidaya Strawberry Dengan Green House Dan Talang Tingkat

Budidaya Strawberry Dengan Green House Dan Talang Tingkat

Buah Strawberry merah menyala itu menyembul di antara hijaunya daun. Di tepian bedeng sepanjang 18 m stroberi itu seolah berbaris. Persis 1 m di atas guludan terdapat 2 talang. Buah nan ranum itu pun berjajar di pinggir talang plastik. Di talang berikutnya lagi-lagi buah hampir seukuran bola pingpong itu merona.

Panorama atraktif itu dapat dilihat di 2 greenhouse milik PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Agrowisata. Ukuran masing-masing greenhouse 15 m x 18 m atau seluas 270 m2. Populasi setiap rumah tanam 2.600 tanaman. Selain sweet charlie, Kusuma Agrowisata demikian perusahaan itu kerap disebut juga menanam varietas tristar dan zelva.

Di setiap greenhouse terdapat 5 bedengan dengan lebar 1,2 m. Fragaria vesca itu ditanam dengan jarak 30 cm x 20 cm. Farm yang terletak di ketinggian 1.300 m dpi itu memanfaatkan arang sekam sebagai media tanam. Dua buah talang diletakkan tepat di atas pinggir kanan dan kiri guludan. Demikian juga di tingkat teratas.
Budidaya Strawberry

KeGagalan Pertama

Talang yang dimaksud adalah plastik kotak memanjang yang lazim dimanfaatkan sebagai sarana budidaya hidroponik Nutrient Film Technique (NFT). Kusuma Agrowisata, Ir Teguh Suprijanto. Gagasan itu dilatarbelakangi oleh kegagalan penanaman anggota famili Rosaceae di lahan terbuka pada 1996. “Produksi anjlok dan sulit berkembang, khususnya pada musim hujan. Buah juga cepat busuk,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu.

Penanaman dalam greenhouse ditawarkan sebagai solusi. Dua pekan setelah ide dilontarkan, Edy Antoro pendiri perusahaan mewujudkannya pada 2002. Agar produksi optimal, lahan pun bertingkat tiga. Menurut Teguh 2 tahun setelah penanaman, kerabat mawar itu harus diregenerasi. Teknik bertingkat selama ini banyak diadopsi oleh para pekebun sayuran daun seperti kangkung dan selada. Tujuannya pun sama, mengefektifkan lahan.

 
Strawberry
 
Efisiensi lahan dengan talang bertingkat

Kewalahan Order

Di ujung greenhouse terdapat 2 bak terpisah masing-masing sebagai penampung nutrisi dan air. Tandon dipendam dalam tanah, “Supaya estetika greenhouse tetap terjaga,” kata Teguh. Dari tandon itu nutrisi dipompa dan dialirkan 6 kali sehari saat kemarau; 4 kali, musim hujan. Lama pemberian nutrisi masing-masing 2 menit.

Sedangkan penyiraman hanya 3 kali sehari, pagi, siang, dan sore. Pemberian unsur hara disalurkan bersamaan untuk ketiga tingkat penanaman. Sistem drip irigasi diterapkan di bedeng terbawah. Antara talang kedua dan ketiga dihubungkan oleh slang berdiameter 0,5 inci. Fungsinya sebagai jembatan untuk mendistribusikan nutrisi. Karena jarak tanam di talang 30 cm, jarak antarslang pun 30 cm.

Panen setiap 2 hari dengan volume 10 kg. Seluruh produksi buah segar diserap pasar swalayan dengan harga Rp50.000 untuk kelas A dan Rp40.000 (B) per kg. “Kami kewalahan melayani tingginya permintaan,” kata Teguh. Pasar swalayan Matahari saja membutuhkan 25 kg sepekan.

Belum lagi permintaan pasar swalayan lain seperti Hero dan Giant serta pedagang di Kalimantan.Agrowisata Buah malformasi seperti berbentuk muka monyet tetap dipetik. Meski sosok tak menarik, toh rasanya sama dengan yang berpenampilan apik mirip jantung.

Oleh karena itu Kusuma Agrowisata tidak menjual segar, tetapi mengolahnya menjadi selai dan sirop. Setelah menjadi selai dijajakan Rp8.000 per 200 g dan Rp 13.000 untuk sebotol sirop. Kuantitas produksi malformasi kurang dari 3%.

Volume produksi relatif kecil lantaran perusahaan itu menjual dalam bentuk lain berupa agrowisata petik stroberi. Peminat agrowisata diizinkan memanen maksimal 2 buah. Tarif per peserta tergantung paket yang diminati, Rp15.000, Rp17.500, dan Rp23.000. Menurut Teguh alokasi untuk 2 buah stroberi sekitar Rp8.000. Artinya harga sebuah mencapai Rp4.000. Selain menuai sendiri, pengunjung disuguhi hidangan tertentu sesuai jenis paket.

Toh paket agrowisata tetap diminati konsumen. Buktinya, saban bulan 15.000 orang membeludak untuk memetik stroberi langsung. Pengalaman memanen sendiri itulah yang dijual oleh Kusuma Agrowisata. Apalagi banyak juga orang yang belum pernah melihat tanaman subtropis itu.

Memetik stroberi segar merupakan kepuasan tersendiri bagi pengunjung,” kata Teguh. Itu berarti pundi-pundi Edy kian menggelembung. Sweet charlie di talang bertingkat memang manis dipandang. Manis pula sebagai lahan bisnis

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus