Cara Agar Pohon Lengkeng Berbuah Lebat Dan Manis

Ada yang lain dari pohon Lengkeng pingpong milik Letjen (purn) Suyono. Bentuk kanopi mirip payung, lazimnya tajuk Lengkeng pingpong tidak beraturan karena cabangnya nglancir. Tajuk rapi lantaran Suyono melilit-lilitkan cabang yang menjulur tak beraturan membentuk payung. Istimewanya lagi, buah yang baru dipetik sangat manis.

Cingpong koleksi favorit Suyono. Di halaman seluas 300 m2 ia bersanding dengan jambu bol jamaica, buah naga berdaging putih, pisang, rambutan, petai, dan mahkotadewa. “Jika dibanding koleksi lengkeng lain, ini (Lengkeng pingpong, red) paling rajin berbuah,” tutur purnawirawan TNI AD itu. Waktu budidayatani, berkunjung ke kediaman sang jenderal di Cikeas, Bogor, memang hanya Lengkeng pingpong yang digelayuti buah. Lengkeng itoh dan jenis lokal belum pernah berbuah meski umurnya sama, 4 tahun.









pohon Lengkeng pingpong
Buah Lengkeng pingpong

Tak melulu rajin, penampilan Lengkeng pingpong pun menarik. Ukuran buah kira-kira sebesar bola Lengkeng pingpong. Daging buah kering, tebal, dan manis.

Daging Buah Yang Sangat Manis


Soal daging buah yang manis, ini rahasianya. Setahun dua kali, Suyono memupuk tanaman dengan pupuk organik berbahan blotong—limbah olahan tebu. Dosisnya, 25 kg untuk setiap pohon. Pupuk organik yang dihasilkan dari proses fermentasi blotong dengan tambahan mikroba Thiobacillus sp dan Nitrobacillus sp itu diberikan dengan cara dibumbunkan di daerah perakaran tanaman Cingpong koleksi favorit Suyono.

Di halaman seluas 300 m2 ia bersanding dengan jambu bol jamaica, buah naga berdaging putih, pisang, rambutan, petai, dan mahkotadewa. “Jika dibanding koleksi lengkeng lain, ini (Lengkeng pingpong, red) paling rajin berbuah,” tutur purnawirawan TNI AD itu. Waktu budidayatani, berkunjung ke kediaman sang jenderal di Cikeas, Bogor, memang hanya Lengkeng pingpong yang digelayuti buah. Lengkeng itoh dan jenis lokal belum pernah berbuah meski umurnya sama, 4 tahun.

Tak melulu rajin, penampilan Lengkeng pingpong pun menarik. Ukuran buah kira-kira sebesar bola Lengkeng pingpong.

Daging buah kering, tebal, dan manis


Soal daging buah yang manis, ini rahasianya. Setahun dua kali, Suyono memupuk tanaman dengan pupuk organik berbahan blotong limbah olahan tebu. Dosisnya, 25 kg untuk setiap pohon. Pupuk “Biokompos berbahan dasar blotong memiliki kandungan sulfur tinggi yang siap serap dan mengandung bahan organik tinggi,” tutur Prof Wahono Hadi Susanto, periset di Fakultas Teknologi Pangan Universitas Brawijaya, Malang.

Hasil pengamatan dan perlakuan di perkebunan tebu, pemberian blotong yang mengandung sulfur 5%, meningkatkan kadar gula pada tebu. Tanpa pemupukan dengan blotong, kadar kemanisan tebu hanya 15° briks, dengan blotong naik jadi 16° briks.

Sulfur baru bisa diserap oleh tanaman dalam bentuk sulfat (SO4) itu untuk mensintesis gula. Oleh karena Wahono menggunakan bakteri Thiobacillus sp untuk merombak sulfur menjadi sulfat. Tanpa Thiobacillus sp, sulfur tidak terserap bahkan bisa meracuni mikroba perombak yang lain sehingga bahan organik tidak terurai.

Bakteri Nitrobacillus sp juga ditambahkan untuk memfiksasi nitrogen dalam tanah. Sejak zaman Belanda, blotong digunakan di lahan tebu untuk pupuk. Namun, tidak efektif karena sulfur tidak terurai sehingga justru membuat tanaman menjadi kerdil.

Selain pada tebu, Wahono juga mencoba pada tanaman buah. Dengan biokompos, rasa mangga gadung lebih manis dan produktivitasnya tinggi mencapai 3 kuintal untuk pohon umur 7 tahun. Makanya dia langsung mengebunkan 2.000 pohon mangga serupa di Pasuruan. Suyono yang berkawan akrab dengan Wahono pun mencoba pada tanaman koleksi di Cikeas, Bogor termasuk Lengkeng pingpong.









pohon Lengkeng
Suyono cicipi Buah Lengkeng pingpong segar setiap saat

Kendala Dominansi apikal


Dominansi apikal adalah hambatan terhadap pertumbuhan seluruh atau sebagian pada tunas lateral karena adanya tunas apikal. Dominansi apikal atau dominansi pucuk biasanya menandai pertumbuhan vegetatif tanaman baik pertumbuhan akar maupun batang. Sayang, buah Lengkeng pingpong tak pernah lebat. Cabang Lengkeng pingpong nglancir membentuk tajuk “kosong”.

Dari batang utama, terbentuk 5 cabang utama. Namun, cabang-cabang itu tidak banyak memecah menjadi cabang sekunder, tersier, dan ranting. “Lengkeng pingpong punya dominasi apikal sangat kuat. Tak heran jika cabangnya sedikit, tidak rimbun,” kata Dr Ir Reza Tirtawinata, MS, pakar buah di Bogor.

Padahal, lengkeng berbuah di ujung cabang. Lantaran jumlah cabang minim, dompolan buah Lengkeng pingpong hanya terlihat di beberapa ujung tajuk saja. Pantas, paling hanya ada 5 dompolan yang berbuah bersamaan.

Menurut Reza cara paling praktis menghambat Dominansi apikal adalah dengan pemangkasan. Prakoso Heryono, penangkar di Demak, sepakat. “Untuk lengkeng jenis Lengkeng pingpong memang sebaiknya dilakukan pengaturan percabangan sejak muda,” katanya.

Tanaman Lengkeng pingpong setinggi 60 cm sebaiknya mulai dipangkas. Pangkas pada bagian yang tua terlihat dari kulit yang berwarna kecokelatan dan bila dipegang terasa keras karena berkayu.

Dari berkas pangkasan itu nantinya muncul cabang baru. Sisakan 3 cabang yang terus memanjang hingga 70 cm dalam waktu 4—5 bulan. Itulah saat untuk melakukan pemangkasan ulang. Reza menyarankan idealnya setiap 60 cm ada percabangan baru. Dengan perlakuan itu, jumlah cabang bertambah, dompolan buah di ujung cabang pun berlipat.









Ranting-ranting yang menjulur dililitkan melingkar

Lilit cabang Ranting


Namun, Suyono tak pernah memangkas. “Sayang,” kata mantan kepala Staf Umum ABRI pada era Soeharto itu. Cabang dibiarkan apa adanya. Namun, lama-kelamaan cabang yang menjulur panjang itu menyita tempat. Ujung-ujungnya mulai menyentuh dinding rumah dan tajuk tanaman di sekitarnya.

Masih enggan memangkas, ayah 3 anak itu memutar otak. Suyono mulai melilit-lilitkan cabang yang nglancir. Caranya, cabang utama yang panjangnya lebih dari 3 m diputar dan dikaitkan dengan cabang utama yang lain.

Ranting yang menjulur dari cabang-cabang itu ditarik perlahan ke arah dalam dan dikaitkan pada cabang utama menggunakan tali plastik. Agar tak patah, penarikan harus searah dengan kecenderungan alaminya. Setelah setahun, jika dilihat dari bawah pohon, lilitan itu membentuk kanopi sejajar tanah, mirip payung.

Tak dinyana, selain tajuk menjadi rapi, jumlah dompolan buah pun bertambah banyak. Menurut Reza yang memberikan pengaruh pada pembuahan lengkeng bukan pelilitannya, tapi perundukan ranting. “Perundukan cabang dan ranting hingga sejajar dengan tanah membuat distribusi hormon pembungaan lebih merata,” ujar Reza. Makanya jumlah bunga dan buah yang muncul bertambah.

Kejadian itu mirip kasus perundukan cabang dan ranting belimbing dan jambu air ala pekebun di Taiwan. Menurut Reza perlakuan melilitkan cabang Lengkeng pingpong ala Suyono tidak sekuat efek pemangkasan untuk mengurangi dominasi apikal.

Cabang tetap tumbuh memanjang dan tidak terjadi cabang baru. “Makanya perlu dikombinasikan dengan pemangkasan tunas untuk merangsang munculnya cabang,” ujar doktor dari Institut Pertanian Bogor itu.

Jika pohon telanjur tua, Nonot biasanya mencangkok batang utama hingga muncul tunas baru di bawah cangkokan. Alternatif lain, dengan mengerat bagian batang kira-kira 2 m dari tanah. Pengeratan dilakukan dengan menghilangkan kambium. Selang 4 bulan muncul lebih dari 4 tunas baru di bawah keratan. Saat tunas mencapai panjang 10 cm, cabang utama siap dipangkas.

Agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu, harus dipastikan kondisi tanaman sehat saat dipangkas. Tunas-tunas baru itulah nantinya yang jadi cikal-bakal munculnya bunga dan buah.
Lebih baru Lebih lama