Euphorbia milii Tanpa Duri Dengan Teknik Penyambungan

Euphorbia milii Tanpa Duri Dengan Teknik Penyambungan

Tangan wanita separuh baya itu meraba batang euphorbia berbunga merah jingga. “Betul, ngga ada durinya!” ucapnya takjub. Seolah tak percaya tangannya kembali mengelus batang itu dari atas hingga bawah. Batang euphorbia kreasi Ukay Saputra itu memang mulus, nyaris tak berduri. Penampilannya juga semarak.

Lazimnya batang euphorbia diselimuti duri kecil dan tajam. Itu sebabnya sebagian orang enggan mengoleksi bunga delapan dewa itu karena takut tertusuk duri. Kekhawatiran itu sirna bila yang ditanam euphorbia tanpa duri. Euphorbia itu dihasilkan melalui penyambungan dengan jenis lain.

Sebetulnya tidak semua euphorbia berduri tajam dan keras. Beberapa jenis berduri lunak yang merupakan cikal-bakal euphorbia tanpa duri. Kini puluhan pot euphorbia tanpa duri memenuhi ruang pamer Anissa Nursery milik Ukay. Harga euphorbia tanpa duri itu selangit, mencapai Rp 1,5-juta setinggi 1,5 m, yang biasa cuma Rp 250.000-Rp 4 00.000/pot. (Baca : Pendapatan Tambahan Lewat Pembibitan Bunga Euphorbia Secara Komersil )

Euphorbia milii#### Pemilihan Batang

Menciptakan euphorbia tanpa duri relatif mudah. Dua tahun silam banyak pekebun di tanah air merakit euphorbia “gundul” itu. Namun, saat itu hasilnya belum memuaskan. Penampilan tanaman masih terkesan berantakan dan duri kelihatan. Itu akibat kesalahan memadukan batang atas dan bawah.

Untuk batang bawah, gunakan bonggol besar, diameter 4—6 cm. Contoh anggota famili Euphorbiaceae tanpa duri seperti Euphorbia neriifolia. Batang euphorbia liar itu’ bersosok besar, batang bulat, dan tanpa duri. Tak semua E. neriifolia bisa dimanfaatkan. Sebab, ada beberapa jenis yang berduri halus dan berbatang segiempat.

Batang besar bermanfaat untuk menopang sambungan dan mempermudah pembentukan tajuk. Pangkas semua daun dan atur percabangan sesuai selera. “Di bentuk gaya bonsai juga bisa, tetapi hanya terbatas pada model sapu terbalik,” tutur ayah 1 putri itu. Setelah itu letakkan tanaman di bawah naungan hingga muncul tunas baru di bekas pangkasan. Biasanya butuh waktu 3 bulan agar tunas baru itu muncul.

Warna bebas

Setelah tunas baru muncul Euphorbia neriifolia siap disambung dengan E. milii. Pilih E. milii dengan bentuk dan warna bunga sesuai selera. Sayang, tidak semua E. milii berjodoh dengan neriifolia. Salah pilih pasangan penampilan tanaman malah rusak. Itu akibat perbedaan kecepatan tumbuh kedua jenis. Pertumbuhan E. milii relatif cepat ketimbang E. neriifolia sehingga tanaman mudah rebah.

Pilih E. milii yang pertumbuhannya melebar, bukan menjulang. Misal, yang bunga merah jingga dan putih. Selipkan entres seukuran telunjuk ke celah batang bawah kemudian ikat dengan tali rafia dan dibungkus plastik. Selang 7—10 hari plastik dibuka. Ikatan dilepas sebulan kemudian jika pada bekas sambungan tampak menggembung dan muncul daun pada batang atas. Dua bulan kemudian euphorbia gundul mulai memamerkan warna-warni bunganya.

Euphorbia milii
Teknik Penyambungan

Dari Biji Tanpa Duri

Sempurna dan langka. Itulah Euphorbia milii milik Bosco Kesumo Setiady, hobiis di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Tanaman terus berbunga, warna bunga lembut, dan batang gundul tanpa duri. “Itu bukan sambungan, tetapi asli batang Euphorbia milii,” ujar pemilik nurseri Flora 45 itu. Bunga berwarna putih kekuningan bersemburat merah muda. Ukurannya mungil, berdiameter 3 cm. Keistimewaan lain tajuk tanaman rimbun, pendek, dan kompak.

Bosco menemukan tanaman itu secara tak sengaja hasil persemaian 100 biji, 6 bulan lalu. Karena sosoknya istimewa, tanaman itu diperbanyak dengan setek. Tujuannya supaya sifat gundulnya tidak hilang. Kini ia jadi incaran hobiis lantaran sosoknya nan unik. Sayang, pria kelahiran Palembang itu enggan melepasnya.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus