Jababeka Botanic Gardens - Kota Dengan Taman Botani

Jababeka Botanic Gardens - Kota Dengan Taman Botani

Berawal dari ide sang maestro, S. D. Darmono, Jababeka Botanic Gardens pada bulan ini resmi berumur satu tahun.

Upaya menghijaukan kawasan industri dan perumahan di Kota Jababeka bukanlah hal yang mudah. Dari kawasan tanah-tanah lio (bekas galian batu bata dan genteng) yaitu lahan tidak produktif dan merusak lingkungan, saat ini telah kembali menjadi kawasan hijau. Kawasan seluas 3.600 hektar itu semakin subur, dengan 70 hektar taman buah, dan 200 hektar padang golf yang indah.

Taman botani atau kebun raya adalah tanda bahwa ada masyarakat mencintai tanaman. Jababeka Botanic Gardens berupaya membuktikan hal itu. Perlahan tapi pasti, sekarang mulai bermunculan kelompok-kelompok pencinta tanaman baik di kalangan pabrik, perusahaan maupun perumahan.

Misalnya, President Botanist Club, yang dimotori oleh para mahasiswa President University, dan Jababeka Botanist Club yang didukung para karyawan.

Selanjutnya, klub-klub inilah yang mengadakan berbagai program yang terkait tanaman. Lokakarya pembuatan bonsai, misalnya, dihadiri oleh masyarakat luas dan ekspatriat. Pembicaranya Ir. Budi Sulistyo dari The Indonesian Bonsai Society. Sedangkan President Botanist Club mengadakan ekspedisi Save Our Orchids  penyelamatan anggrek ke Gunung Slamet. Pembimbingnya John Mewburn, mantan eksportir anggrek dari Australia.

Networking adalah aspek penting dari pengembangan taman botani. Untuk itu Jababeka Botanic Gardens juga belajar pada International Botanic Gardens and Conservations.Bersama aktivis kebun raya Bogor dan Purwodadi, konseptor Jababeka Botanic Gardens,Eka Budianta, juga mengikuti kursus pembuatan kebun raya se Asia di Kuala Lumpur.

Aspek lain dari taman botani, adalah pelayanan masyarakat. Sejak dibuka untuk umum, Jababeka Botanic Gardens menjadi tempat favorit untuk kegiatan out door. Ada wisata tanaman reguler yang dipandu para anggota botanist club. Ada juga out bond remaja disertai acara menanam. Distribusi bibit pun sudah dimulai pada 2007. Taman botani juga mendorong warga makin mencintai keragaman hayati.

“Sekarang ada 330.000 tanaman dengan 276 spesies tercatat di 9 klaster Jababeka Botanic Gardens. Idealnya, sebanyak itu pula yang harus disebarkan di masyarakat. Bukan hanya jumlahnya, keragaman jenisnya pun perlu ditingkatkan,” kata Eka Budianta.

Ia sangat bersyukur, perusahaan mulai ikut menyediakan bibit, pupuk, bahkan membentuk klub pencinta tanaman. Contohnya, Botanist Club Unilever, kelompok pencinta adenium, dan Gerakan Republik Pohon yang dimotori Cikarang Pos.

Untuk meningkatkan kecintaan terhadap tanaman, juga diadakan Jababeka Tree Festival. Di antaranya ada lomba memelihara dan menghias tanaman. Visi Jababeka Botanic Gardens memang terwujutnya masyarakat sehat yang cinta lingkungan.

Bukan hanya di Cikarang, tetapi juga di seluruh Indonesia. Karenanya, ada juga program eksplorasi dan kerjasama Jababeka Botanic Gardens di berbagai daerah. Misalnya menyumbang 1000 bibit tanaman produktif untuk penghijauan di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, dan mendukung Ekspedisi Papua bersama harian Kompas.

Sejak diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Ir. Rachmat Witoelar, pada 8 Maret 2007, Jababeka Botanic Gardens mengadakan 10 pelatihan cinta tanaman. Termasuk di antaranya mengenal dan budi daya rumput,
menyuburkan lahan, serta perbanyakan tanaman.

Demikian kata Ir. Daniel D. Suganda, Ketua Jababeka Botanist Club. Ia bisa dihubungi di (021) 893 4580 ext. 417 atau email ke konsultan Jababeka Botanic Gardens [email protected] dengan nomor telepon (021) 893 4580 ext. 300 / 08159707263.

Jababeka Botanic Gardens berupaya menanamkan pengertian taman botani yang benar. Konsep ini perlu mendapat dukungan masyarakat warga, supaya memberikan manfaat yang optimal.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus