Perawatan Dan Teknik Tabulampot Secara Optimal

Perawatan Dan Teknik Tabulampot Secara Optimal

Menurut Guntoro, staf produksi tanaman Taman WisataMekarsari, perlakuan membuahkan mekarsari di tabulampot sama seperti jambu air jenis lain. Kuncinya,pemangkasan ujung tajuk secara berkala.

Pemangkasan tajuk dilakukan ketika proses pertumbuhan vegetatif tanaman selesai. Itu ditandai dengan daun yang berwarna hijau tua. Tajuk dipangkas pada batang yang berwarna cokelat tanda sudah berkayu. Jadi tidak ada batasan ukuran panjang tertentu.

Pemangkasan bertujuan supaya pertumbuhan secara vertikal terhenti. Bila pertumbuhan secara vertikal terhenti, energi pertumbuhan akan dialihkan ke pertumbuhan horizontal. Makanya ketika tajuk dipangkas, tunas-tunas baru bermunculan di batang di bawah bekas pemangkasan. “Pemangkasan tajuk sebetulnya salah satu bentuk kondisi stres pada tanaman. Biasanya tanaman stres terpacu untuk menghasilkan tunas yang membawa calon bunga,” kata Guntoro.

Proses Bertahap

Tunas-tunas baru muncul antara 3 sampai 4 minggu. “Sebetulnya bila didiamkan pun (tajuk pucuk tidak dipangkas, red) akan terbentuk pucuk baru dalam waktu sama. Tapi jumlahnya paling 2 pucuk per ujung tajuk,” imbuh Ir AF Margianasari.

Dengan pemangkasan, hampir setiap mata tunas di batang di bawah bekas pangkasan akan mengeluarkan tunas. Pada mekarsari berarti tunas generatif bunga bukan vegetatif alias tunas daun.

Buah siap panen 1,5 sampai 2 bulan pascaberbunga. Setelah panen, dilakukan kembali pemangkasan untuk membentuk tajuk dan mengembalikan kondisi vegetatif tanaman. Berbarengan dengan itu diberikan pupuk kandang sebanyak 10 kg per pot. Itu dilanjutkan dengan pemupukan NPK setiap 3 bulan.

Jika terlihat media memadat biasanya setelah 1 tahun, ganti setengahnya dengan

  1. Pemangkasan tajuk. Tujuannya memicu keluarnya tunas baru.

  2. Pemupukan lewat media. Pemberian pupuk lewat media berupa NPK seimbang sebanyak 30 g untuk tabulampot bervolume 100 liter. Pemupukan bisa berbarengan dengan pemangkasan.

  3. Pemupukan lewat daun. Pemupukan lewat daun dengan kadar P dan K tinggi dilakukan setiap 2 minggu. Pemberian cukup 2 kali pascabunga mekar. Dosis 2 g per liter disemprotkan ke seluruh bagian tanaman hingga basah. Setelah buah muncul tidak perlu dilakukan pemupukan karena menyebabkan buah rontok dan berisiko meninggalkan residu.

  4. Seleksi pentil buah. Seleksi pada saat buah seukuran jempol. Jika sebanyak 50% bunga muncul di batang utama, pentil buah yang di luar batang utama dirompes. Buah di batang utama pun diseleksi jika terlalu padat.

  5. Supaya buah tidak gampang rontok, berikan pupuk tambahan dengan K tinggi. Pemberian lewat media dengan cara dikocorkan. Pemberian dalam bentuk granular tidak dianiurkan karena tidak sempat diserap tanaman

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus