Percantik Dan Meningkatkan Nilai Ekonomis Buah Hasil Panen DenganProses Degreening

Percantik Dan Meningkatkan Nilai Ekonomis Buah Hasil Panen DenganProses
Degreening

Kebun Hendi Munawar di Kampung Cimencek, Desa Cintaasih, Samarang, Garut, itu memang letaknya tak terlalu tinggi, hanya sekitar 500 m dpi. Pantas saja penampilan keprok garutnya yang bergelantungan di 1.000 pohon tak begitu menarik. Warnanya hijau. Sungguh jauh berbeda dengan tampilan keprok soe yang tumbuh di ketinggian sekitar 1.050 m dpi di Desa Tobu, Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Di Malang ada keprok batu 55, atau keprok payatumpi yang tumbuh di ketinggian 1.200 m dpi di Takengon, Aceh Selatan.

#### Gas etilen

Asornya penampilan kulit buah jeruk itu diatasi oleh Hendi Munawar dengan karbit. Ya, karbit memang telah lama digunakan secara tradisional untuk memacu kematangan buah. Efektivitasnya hanya seperseratus jika dibandingkan etilen. Siapa sangka selain pemacu kematangan, gas asetilen yang dihasilkan dari karbit juga bermanfaat untuk menghilangkan warna hijau.

Gas asetilen pada proses penguningan buah jeruk akan merangsang pembentukan gas etilen dalam sel. Gas etilen merombak klorofil pada kulit jeruk dan mensintesis pigmen karotenoid. Aktivitas perombakan tersebut hanya terjadi pada lapisan sub-epidermal kulit buah. Hasilnya kulit buah yang semula hijau berubah jadi jingga tanpa mengubah rasa buah.

Hal itu dibuktikan oleh Dr Mohamad Soedibyo dan Ir Wisnu Broto, MS, peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian di Bogor. Dalam penelitiannya pada 1992 Soedibyo menunjukkan degreening dengan menggunakan gas asetilen tidak mengubah nilai gizi jeruk. Sementara hasil penelitian Wisnu pada 1988, gas asetilen tidak mempengaruhi kadar gula total, kadar asam total, dan kadar vitamin C. Artinya, pemberian karbit hanya mengubah tampilan kulit jeruk dari hijau ke jingga tanpa mengubah rasa dan nilai gizi.

Tampilan Jadi Lebih Menarik

Degreening sebenarnya sudah sejak 20 tahun lalu diteliti di Indonesia. Namun, teknologi itu jarang diterapkan pekebun karena menambah biaya produksi. “Di luar negeri degreening telah lama dilakukan. Sebut saja Jepang, Cina, Pakistan, Australia, dan negara-negara di Eropa,” kata Prof Dr H. Roedhy Poerwanto, kepala Laboratorium Produksi Tanaman IPB.

Penerapan degreening akan menaikkan daya saing dengan jeruk impor yang berpenampilan menarik. Pekebun pun bisa memperoleh harga lebih tinggi karena, “Pastinya jeruk lokal lebih segar dibandingkan jeruk impor. Jeruk impor bisa saja hasil panen 3—4 bulan yang lalu. Ia tahan lama karena disimpan pada suhu rendah,” ujar Wisnu, kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapenen Pertanian.

Hal itu juga diakui Deborah Herlina, peneliti di Balai Penelitian Tanaman Hias, Cipanas, Jawa Barat, yang juga hobi makan jeruk. “Ini baru jeruk. Rasanya segar, beda dengan jeruk impor yang banyak dijual di pasar swalayan,” kata Deborah ketika mencicipi jeruk medan yang baru dipetik dari pohon.

Buah harus Sudah Matang

Degreening bisa diterapkan pada semua jenis jeruk. Namun, lazimnya jenis jeruk keprok dan mandarin karena ketika didegreening warna cenderung jadi jingga. Beda dengan siem yang berubah jadi kuning. “Warna kuning umumnya tidak disukai konsumen karena buah dianggap sudah terlalu matang atau sudah lama dipanen,” kata Roedhy Poerwanto yang meraih gelar doktor dari Ehime University, Shikoku, Jepang.

Proses penguningan kulit buah itu tidak mempengaruhi kematangan buah. Oleh karena itu jeruk yang akan dikuningkan harus memiliki kematangan yang cukup sehingga kualitas rasanya baik: manis. Warna kuning sekurang-kurangnya 70%. Dengan begitu warna yang dihasilkan akan lebih menarik, jingga mengkilap. Bila kurang dari itu biasanya kuningnya pucat sehingga tak menarik, kata Wisnu.

Sementara menurut Ir Retno Pangestuti, peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, jeruk yang masih berwarna hijau pun bisa didegreening dengan syarat sudah matang. Namun, biasanya semburat warna hijau yang digunakan 10—20%. Kalau kurang dari itu kekuningan buah dalam degreening tidak seragam, kecuali ada pemilihan buah sebelumnya. “Misal, jeruk yang kuningnya masih 5% disatukan dengan yang 5% juga. Jangan dicampur dengan yang kuningnya sudah 70%, “tambah alumnus Budidaya Pertanian, Universitas Gadjah Mada itu.

Proses Degreening
Proses Degreening

 

Proses Penguningan Buah Jeruk

Proses penguningan buah cukup sederhana. Cuci buah jeruk dengan air mengalir sehingga bersih dari debu yang menempel. Selanjutnya rendam dalam larutan Benlate 500 ppm selama 30—60 detik. Lalu susun jeruk dalam rak degreening tanpa dikeringkan terlebih dahulu. Tutup rak degreening dengan plastik film. Pastikan ujung-ujung plastik seluruhnya tercelup dalam bak air sehingga tak bocor.

Alirkan gas asetilen melalui selang karet ke dalam rak sebanyak 1—2 liter per m3 ruangan kosong selama 8 jam. Setelah waktu pemeraman tercapai, sungkup dibuka dan dibiarkan terbuka selama 30—60 menit. Tujuannya agar kadar CO2 dalam ruangan tidak terlalu tinggi sehingga tak menghambat proses degreening,” kata Retno.

Tutup kembali sungkup plastik tersebut, lalu alirkan lagi gas karbit seperti di atas. Ulangi terus perlakuan tersebut sampai kulit jeruk berwarna jingga merata. Menurut Wisnu dan Retno degreening biasanya memakan waktu 2 hari sampai warna buah benar-benar bagus.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus