Senyum kecut menghiasi bibir Marsudi pada pertengahan 2002. Betapa tidak, 30 ha cabai luluh-lantak diterjang virus kuning keriting. Produktivitas menurun, modal pun tak kembali. “Kerugian saat ini sudah sekitar Rp200-juta,” tutur pekebun di Desa Banyudono, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang itu.
Marsudi tidak sendirian mengalami nestapa itu. Banyak pekebun di desa sekitarnya seperti di kecamatan Mungkid, Sawangan, dan Muntilan ikut terkena. Walau jumlah tanaman terinfeksi sedikit, tetapi rata-rata 25% dari total tanaman terpapar virus kuning kering itu.
Sentra cabai di Jawa Tengah dan Yogyakarta, khususnya Muntilan, Sleman, serta Kulonprogo memang terkena serangan paling parah. Kerugian yang ditimbulkan bisa miliaran rupiah.
Virus kuning keriting mirip penyakit bulai pada jagung. Oleh karena itu pekebun di Sleman menyebutnya bulai amerika. Hamparan cabai bisa berubah warna dari hijau menjadi kuning menyala. Jika itu terjadi, dipastikan cabai gagal berbuah.
Pada cabai rawit, tanaman terserang masih bisa berbuah, tetapi kualitas dan kuantitas jauh melorot.
Gejala Tanaman Terserang Virus
Kalau dilihat dengan mikroskop, virus itu memiliki 2 partikel. Jadilah ia dinamakan virus gemini. Vektornya kutu kebul atau lalat putih Bemisia tabaci (biotipe-1) atau B. argentifolia (biotipe-2). Kutu kebul dewasa yang terinfeksi selama hidupnya bisa menularkan virus. Efesiensi penularan meningkat seiring meningkat populasi serangga per tanaman.
Sifat kutu kebul yang polifagus makan beragam jenis tanaman menyebabkan virus itu gampang tersebar, bahkan pada jenis tanaman lain. Ia memiliki inang yang beragam dari banyak famili dan spesies, seperti: ageratum, kembang kancing, buncis, kedelai, tomat, dan tembakau. Meski begitu perkembangan virus di suatu areal dapat diperkirakan dengan menghitung populasi kutu kebul.
Ada tanda-tanda kehadiran virus gemini itu. Pertama, pucuk cekung mengerut berwarna mosaik hijau pucat. Pertumbuhan tanaman terhambat. Daun berkerut, menebal disertai tonjolan (blister) hijau tua. Gejala itu mirip serangan penyakit tigre di Meksiko.
Gejala kedua, pada pucuk dan daun muda keluar mosaik kuning. Warna itu menjalar hingga seluruh daun menjadi bulai. Gejala itu menyerupai virus gemini Texas Pepper Gemini Virus di Texas, Amerika Serikat.
Pada stadium 3, urat daun pucuk atau daun muda pucat kekuningan sehingga tampak seperti jala. Warna daun lalu berubah belang kuning tetapi morfologi daun masih sama. Gejala itu serupa penyakit Serrano Golden Mosaic Virus. Stadium ke 4, daun muda atau pucuk menjadi cekung mengerut berwarna mosaik.
Seluruh daun lalu berubah kuning cerah dengan bentuk daun berkerut cekung menjadi lebih kecil. Gejala seperti itu sama dengan penyakit Thailand Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYCV-Thai)
Pengobobatan Tanaman Yang Terkena virus kuning
Penyebaran virus kuning keriting dapat diminimalisasi dengan berbagai perlakuan Selain harus bebas gulma, setiap hektar tanaman cabai perlu diberi pupuk berimbang yakni: 20-30 ton pupuk kandang, 0,1-0,15 ton Urea, 0,3-0,45 ton ZA, 0,1-0,15 ton TSP, dan 0,15- 0,2 KC1. Cabai pun perlu diberi mulsa plastik terutama penanaman di dataran tinggi.
Lakukan pemantauan teratur setiap minggu, terutama pada tanaman muda kurang dari 30 hari. Bila terkena virus segera musnahkan dan sulam dengan tanaman sehat. Seandainya 10% dari total populasi tanaman muda terinfeksi lantaran ada kutu kebul beterbangan, lakukan eradikasi dan ganti dengan sayuran lain yang bukan inang kutu kebul seperti kubis dan jagung.
Populasi kutu kebul bisa dikurangi dengan melepas musuh alami parasitoid Encarcia formosa sebanyak 1 ekor per 4 tanaman setiap minggu selama 8-10 pekan. Setidaknya untuk 1 ha diperlukan 10.000 Encarcia. Predator lain, Menochilus sexmaculatus terbukti efektif memangsa 200-400 ekor larva kutu kebul per hari.
Insektisida alami alternatif untuk mengendalikan kutu kebul. Beberapa di antaranya tagetes, eceng gondok, rumput laut, dan daun nimba. Untuk kimiawi bisa dipakai insektisida berbahan aktif bifentrin, buprofezin, imidacloprid, fenpropathin, endolsulphan, cyflutrin, amitraz, deltametrin, permetrin, dan asefat.
Gemini
India merupakan negara pertama yang mempublikasikan serangan virus ini pada 1948. Maklum sekitar 80% lahan cabai di negeri Mahatma Gandhi itu rusak terinfeksi. Penyakit itu diidentifikasi sebagai anggota virus gemini lantaran partikelnya berpasangan.
Virus di dalam astrologi menandakan kelahiran pada Juni itu pertama kali dilaporkan ada di Indonesia pada 1989.
Namun, bukan pada cabai justru tembakau penyakit kerupuk yang diserang. Capsicum annum baru diketahui terinfeksi pada 1992. Saat itu seranganya masih diabaikan karena nyaris tak berdampak. Memasuki 2001, serangan merajalela di banyak daerah dengan kisaran antara 10-100%. Awal 2003 merupakan puncak serangan. Bahkan menjadi epidemi di sentra-sentra cabai di provinsi Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera Selatan.