Sawo Manis Nan Legit dari Malalo: Keajaiban Buah Sawo di Sumpu

Sawo Manis Nan Legit dari Malalo: Keajaiban Buah Sawo di Sumpu

Sebuah kedai milik Liswardi telah menjadi saksi dari kelezatan sebuah buah yang luar biasa. Buah ini matang dengan sempurna, manis, dan memiliki kadar air yang melimpah. Dalam bentuknya yang hampir seukuran bola tenis, buah ini memiliki bentuk lonjong dengan warna cokelat yang khas pada saat matang.

Saat buah sawo ini dibelah, dagingnya terlihat berwarna cokelat muda. Namun, di bagian dekat pangkal seringkali terdapat daging dengan warna yang lebih tua. Teksturnya halus dan tidak berserat, serta memiliki aroma yang harum. Tak heran, saat dipamerkan dalam ajang Indonesia Tropical Fruit Festival di Kuta, Bali, pada akhir tahun ini, buah sawo ini menjadi favorit pengunjung.

sawo sumpu## Panen Buah Sawo yang Melimpah

Buah sawo yang dijual di kedai Liswardi berasal dari para pengepul di Sumpu. Juga terdapat kios-kios lain di sepanjang jalur antara Solok Bukittinggi dan di Ombilin, di seputar Danau Singkarak. Meskipun anggota keluarga Sapotaceae ini dapat tumbuh dengan mudah di daerah lain, yang berasal dari Sumpu dikenal sebagai yang paling istimewa.

Buah sawo ini memiliki ukuran yang cukup besar dibandingkan dengan jenis lainnya dan memiliki rasa yang manis. Bobot sawo asal Kenagarian Sumpu, yang masih dikenal dengan nama lamanya yaitu Malalo di Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanahdatar, mencapai 120 sampai 150 gram per buah. Bandingkan dengan sawo apel kapas asal Sumedang yang berbobot 110 sampai 125 gram.

Setiap kali panen besar, sekitar bulan Januari hingga Februari, Liswardi mampu menampung 1 hingga 2,5 ton sawo per hari. Meskipun sawo hampir berbuah sepanjang tahun, bulan-bulan tersebut adalah saat di mana sawo Sumpu paling mudah ditemukan. Selain dijual di tempat, buah ini juga dikirim ke pedagang di Padang dan Payakumbuh. Bahkan ketika pasokan buah ini berlimpah, sawo Sumpu juga dijual hingga ke Pekanbaru dan Jambi.

Sawo belanda, kerabat dari buah sawo ini, dibeli secara borongan dari pengepul dengan harga Rp2.000 sampai Rp2.100 per kilogram pada tahun lalu. Pengepul memperolehnya dengan harga Rp100 per buah dari petani. Agar kulitnya tetap mulus, saat panen, tangkai buah juga dipetik. Hal ini dikarenakan getah Azhraszapota yang terkandung di dalamnya lebih banyak dibandingkan dengan jenis lainnya. Setelah diperam selama 2 hingga 3 hari, buah sawo siap untuk dinikmati.

Di kedai, buah sawo ini dibagi menjadi 3 kelas dengan harga jual yang berbeda. Kelas A terdiri dari 8 buah per kilogram dengan harga Rp2.500. Sedangkan kelas B berisi 10 buah per kilogram, dan kelas C berisi 12 sampai 13 buah per kilogram dengan harga masing-masing Rp2.300 dan Rp2.100. Ketika sampai di tangan konsumen, harganya melonjak hingga mencapai Rp4.000 per kilogram. Meski demikian, pelanggan tidak pernah berhenti membeli karena sawo Sumpu memang memiliki keistimewaan tersendiri.

Keunikan di Satu Dataran

Ternyata, ukuran yang besar dan rasa yang manis hanya muncul ketika buah sawo ditanam di kenagarian di kawasan Danau Singkarak ini. “Citarasa sawo sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah,” ungkap Dr. Sudarmadi Pumomo, ahli peneliti utama dari Balai Penelitian Tanaman Buah Solok. Sumpu terletak di sebuah lembah, dan berdasarkan pengalaman bertahun-tahun, daerah tersebut sangat cocok untuk penanaman sawo yang telah diakui sebagai varietas unggul nasional pada tahun 1994.

Di Sumpu, sawo tumbuh sebagai tanaman pekarangan tanpa adanya perawatan khusus yang diberikan. Meski demikian, dari tanaman setinggi 8 sampai 10 meter, bisa dihasilkan 1.500 sampai 2.000 buah per pohon per tahun. Produktivitas yang tinggi dan pertumbuhannya yang mudah menjadi salah satu faktor mengapa sawo ini diakui sebagai varietas unggul nasional.

Dr. I Djatnika, kepala Balai Penelitian Tanaman Buah, menduga bahwa kondisi tanah yang berkapur dan kering di Sumpu mempengaruhi rasa sawo sehingga menjadi manis. Selain itu, curah hujan, suhu, dan kelembapan yang kondusif juga memainkan peran penting. Dengan kondisi seperti itu, lokasi penanaman sawo hasil eksplorasi dari Drs. M. Jawal Anwarudin Syah, MS, dan rekan-rekan menjadi sangat terbatas. “Jika ingin dikembangkan, harus mencari daerah yang mirip dengan Sumpu,” kata Sudarmadi. Meski demikian, menurut Jawal, sawo Sumpu masih bisa beradaptasi di daerah lereng perbukitan Sumatera Barat.

Sawo Sumpu dalam Industri Pertanian

Keajaiban buah sawo Sumpu tidak hanya terbatas pada cita rasanya yang luar biasa. Keterbatasan lokasi penanaman buah ini menghadirkan potensi besar dalam industri pertanian di Indonesia. Sawo Sumpu telah dikenali sebagai varietas unggul nasional sejak 1994, namun pengembangannya belum sepenuhnya dimaksimalkan.

Kondisi tanah dan faktor lingkungan di Sumpu memainkan peran penting dalam memberikan rasa manis yang istimewa pada buah sawo ini. Hal ini membuka peluang bagi para petani dan peneliti pertanian untuk menjajaki potensi penanaman sawo di daerah-daerah dengan kondisi serupa. Dengan mengidentifikasi dan mengadopsi faktor-faktor lingkungan yang mendukung, sawo Sumpu dapat ditanam di daerah-daerah baru dan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi.

Selain itu, sawo Sumpu juga menunjukkan produktivitas yang tinggi dengan hasil panen yang melimpah. Dalam lingkungan yang cocok, satu pohon sawo dapat menghasilkan 1.500 sampai 2.000 buah per tahun. Potensi ini dapat menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan bagi petani lokal dan dapat berkontribusi dalam pengembangan ekonomi daerah.

Dalam konteks lebih luas, pengembangan dan pemasaran buah sawo Sumpu dapat meningkatkan daya tarik pariwisata di kawasan Danau Singkarak. Festival buah tropis Indonesia yang diadakan di Kuta, Bali, pada tahun ini adalah bukti awal bahwa sawo Sumpu telah menarik perhatian pengunjung dan masyarakat umum. Dengan memperluas distribusi dan promosi, buah sawo Sumpu dapat menjadi salah satu daya tarik wisata yang unik dan menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat.

Sawo Sumpu dalam Warisan Budaya Sumatera Barat

Sawo Sumpu tidak hanya merupakan buah lezat, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan warisan budaya yang tak ternilai bagi masyarakat Sumatera Barat. Sejak zaman dulu, buah sawo telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, mencerminkan hubungan erat antara manusia dan lingkungannya.

Sebagai buah tropis yang tumbuh subur di kawasan Danau Singkarak, sawo Sumpu telah menyatu dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Sumatera Barat. Nama “Malalo” yang masih diingat oleh beberapa orang merupakan bukti nyata dari warisan sejarah yang melekat pada buah ini. Malalo, yang sekarang dikenal sebagai Sawo Sumpu, telah menjadi bagian integral dari keanekaragaman kuliner tradisional daerah ini.

Penggunaan buah sawo Sumpu dalam hidangan-hidangan tradisional Sumatera Barat memberikan penghormatan terhadap kearifan lokal dan keberlanjutan budaya. Dalam masakan khas Minangkabau, misalnya, sawo Sumpu sering digunakan dalam hidangan pencuci mulut seperti es campur, es teler, atau manisan buah. Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut memberikan sentuhan istimewa dalam setiap sajian, memberikan kenangan akan cita rasa autentik dan warisan budaya yang dijunjung tinggi.

Selain nilai kuliner, sawo Sumpu juga melambangkan keterhubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam konteks budaya lokal, buah ini sering dihubungkan dengan nilai-nilai kearifan lokal, kebersamaan, dan kelestarian alam. Seiring dengan perubahan zaman, upaya pelestarian dan pengembangan sawo Sumpu dapat menjadi bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai budaya dan lingkungan yang diwariskan oleh nenek moyang.

Pengenalan dan promosi buah sawo Sumpu sebagai warisan budaya Sumatera Barat tidak hanya memiliki nilai penting bagi lokalitas, tetapi juga dapat meningkatkan daya tarik pariwisata daerah. Wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat dapat merasakan pengalaman yang unik dengan mencicipi buah khas daerah ini, mengenal lebih dalam tentang sejarah dan budaya lokal, serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan komunitas petani sawo Sumpu.

Dalam era globalisasi dan persaingan ekonomi yang semakin ketat, pelestarian warisan budaya seperti sawo Sumpu menjadi sangat penting. Upaya konservasi, pengembangan varietas unggul, dan pengenalan pasar yang lebih luas dapat membantu mempromosikan keanekaragaman lokal, mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan menjaga kearifan lokal agar tetap hidup dalam era modern.

Referensi dan Data

Penting untuk mendukung pernyataan dengan referensi dan data yang terpercaya. Berikut adalah beberapa sumber yang dapat dikonsultasikan untuk informasi lebih lanjut mengenai sawo Sumpu dan topik terkait:

  • “Mendorong Produktivitas Sawo Sumpur” - Artikel yang dapat diakses melalui situs web Langgam.id, memberikan informasi tentang upaya untuk meningkatkan produktivitas sawo Sumpu. Link: https://langgam.id/mendorong-produktivitas-sawo-sumpur/
  • “Saus Manila Sumpu Itu Hanya Ada di Sumpur” - Artikel yang dapat diakses melalui situs web Prokabar.com, menjelaskan tentang saus unik yang dibuat dari sawo Sumpu dan ketersediaannya yang terbatas hanya di Sumpu. Link: https://prokabar.com/saus-panda-sumpu-itu-hanya-ada-di-sumpur/

Kesimpulan dan Penutup

Sawo Sumpu merupakan buah yang tidak hanya lezat dan bergizi, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang kaya di Sumatera Barat. Dengan bentuk yang besar, rasa yang manis, dan tekstur yang lembut, buah ini telah menjadi bagian penting dalam kuliner tradisional dan warisan budaya masyarakat setempat.

Sebagai bagian dari warisan budaya Sumatera Barat, sawo Sumpu merefleksikan keterhubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Penggunaannya dalam hidangan tradisional dan perannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat menggambarkan pentingnya kearifan lokal dan keberlanjutan budaya.

Selain itu, upaya pelestarian dan pengembangan sawo Sumpu dapat memberikan kontribusi positif terhadap pariwisata daerah. Wisatawan dapat menikmati pengalaman yang unik dengan mencicipi buah khas Sumatera Barat ini, sambil mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan budaya lokal.

Pentingnya pelestarian warisan budaya seperti sawo Sumpu juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan menjaga kearifan lokal agar tetap hidup di tengah tantangan globalisasi. Dukungan terhadap petani dan promosi pasar yang lebih luas dapat membantu memperkenalkan sawo Sumpu kepada khalayak yang lebih luas, sambil menjaga keberlanjutan lingkungan dan menghormati nilai-nilai tradisional.

Dalam penutup ini, mari kita berperan dalam menjaga dan mempromosikan sawo Sumpu sebagai warisan budaya yang berharga. Dengan mengapresiasi keunikan dan kelezatan buah ini, kita dapat memberikan dukungan bagi petani lokal, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, dan melestarikan kearifan lokal yang tak ternilai harganya.

Jadi, mari kita bersama-sama menikmati buah sawo Sumpu dan menghargai kekayaan budaya Sumatera Barat yang tercermin dalam setiap gigitan. Bersama, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus