Belimbing dewa dan dewi menguasai pasar Jakarta. Namun, tidak berarti tertutup bagi belimbing jenis lain. Buktinya 600 sampai 900 kg belimbing sembiring asal Pancurbatu, Medan, rutin dikirim. Karena pasar semakin luas, sejak 3 tahun lalu belimbing sembiring menjadi andalan warga Pancur batu.
Pemasok belimbing dari jarak ribuan kilometer bukan pekerjaan mudah karena gampang rusak. Di situlah kelebihan sembiring. Setelah 2 sampai 3 hari di perjalanan, ia masih tahan 7 sampai 10 hari di etalase.
Belimbing lain seperti dewi dan dewa, 3 sampai 4 hari langsung turun kualitasnya. "Sembiring memang paling tahan. Sayangnya, waktu pertama kali datang, warna pucat kurang menarik," ungkap Sayuti, bandar buah-buahan di Pasarminggu.
Penampilan belimbing sembiring sebetulnya cukup menarik. Sosok buah besar, sekilo berisi 3 sampai 5, dan kuning cerah setelah matang (2 sampai 3 hari sejak pengiriman). Rasa manis sedikit asam hingga manis segar.
Hanya lantaran lokasi jauh, ia kalah bersaing dengan belimbing dari Depok dan Pasarminggu yang umumnya dewi dan dewa. "Kita pakai sembiring, tapi setahun ini tidak lagi lantaran pengiriman terputus-putus. Mungkin jarak yang terlalu jauh, sebagai penyebab," tutur Yanto staf Total Buah Segar di Slipi, Jakarta Barat.
[caption id="attachment_1414" align="aligncenter" width="392"]
Hijau untuk Jakarta, semburat Pakan Baru atau Batam, kuning Medan[/caption]
Belimbing sembiring ditemukan oleh T. Sembiring di Pancurbatu pada 1973. Luas penanaman dari tahun ke tahun terus meningkat. Kini hampir setiap jengkal tanah di Desa Nomoriam, Kecamatan Pancurbatu ditanami sembiring.
Berkebun belimbing menjadi andalan pendapatan keluarga. "Cukuplah, dengan penghasilan sekitar Rp1-juta/bulan untuk hidup di desa," ujar Mama Nande John Sembiring, pemilik 105 pohon.
Selain ke Jakarta, belimbing asal Pancurbatu mengisi kota-kota besar di Sumatera Utara dan Batam. Medan terbesar serapannya sekitar 1.200 kg/hari. Untuk pengiriman ke Jakarta dipilih yang masih hijau. Pakanbaru dan Batam yang semburat kuning. Sementara Medan yang terjangkau dalam hitungan jam, belimbing harus kuning merata.
Menurut Nande beragam tingkat kematangan yang diminta bandar sering menimbulkan masalah bagi kebanyakan pekebun. Pasalnya, belimbing berbuah serempak dan hanya berlangsung 1 sampai 2 bulan pada setiap musim.
Di Pancurbatu musim belimbing 2 kali dalam setahun, Agustus, September dan Januari, Februari. Kalaupun ada panen pada bulan-bulan lain jumlahnya sangat kecil.
Nah, kalau sedikit, bandar pun hanya mengirim ke Medan. Wajar jika pengiriman ke Jakarta tersendat, tidak bisa sepanjang tahun. "Kita maunya kontinu, walaupun dalam jumlah sedikit," tambah Yanto.
Sewaktu masih menjajakan belimbing sembiring Total Buah Segar bisa menjual 700 sampai 800 kg dalam 5 hari. Harganya Rp6.500/kg, atau lebih rendah Rp2.750/kg dibanding belimbing dewi.
"Saya rasa perawatan mempengaruhi masa panen. Jika dirawat baik masa panen bisa lebih lama," ucap Nande. Itu ia buktikan sendiri. Pekebun di Desa Nomorian, Pancurbatu, itu memanen belimbing seminggu 2 kali sepanjang tahun.
Kendati pada saat puncak produksi tetap berbarengan dengan kebun-kebun tetangga. Di luar musim, wanita 62 tahun itu masih mampu memetik sekitar 50% dari total produksi 5 sampai 6 ton/musim. Kebunnya berumur 10 tahun.
Kuncinya sederhana, "Sisihkan 30% dari omzet untuk biaya perawatan kebun," tuturnya. Pemupukan, dilakukan 2 kali setahun setelah produksi puncak berakhir. Namun, sebelumnya ranting-ranting kering dan tunas air yang tidak berguna dipangkas.
Pupuk kandang lebih awal diberikan 10 kg/tanaman. Lalu, setengah bulan kemudian pupuk organik. Campuran 100 kg NPK, 50 kg Urea, 25 kg KC1, dan 25 kg KNO, dimasukkan ke dalam lubang di sekitar perakaran. Masing-masing tanaman mendapat jatah sekitar 2 kg.
Mama Nande pun menyemprotkan pestisida 7 sampai 10 hari sekali untuk mengendalikan hama dan penyakit. Terutama insektisida guna menghalau lalat buah, ulat, kepik, dan belalang. Ketika 1 sampai 2 kuntum bunga mulai terlihat, zat perangsang buah segera disemprotkan. "Pemakaian zat perangsang boleh setiap minggu atau 2 minggu agar bunga susul-menyusul," jelas Nande.
Tak hanya itu, untuk merangsang bunga dan menjaga kerontokan, air harus cukup. Jika sumber air terjamin, idealnya kebun digenangi dua hari sekali. Sebaliknya, bila air terbatas, cukup seminggu sekali sehari semalam setinggi 10 sampai 15 cm.
[caption id="attachment_1415" align="aligncenter" width="388"]
Belimbing sembiring tak kalah menarik[/caption]
Keluar pentil adalah waktu yang ditunggu-tunggu setelah pemupukan. Buah normal berukuran sebesar jempol kaki ketika berumur 1/2 bulan. Saat itu waktu membungkus sekaligus seleksi buah untuk dibesarkan.
Pembungkusan terlalu dini menyebabkan ujung buah menguning karena terlalu panas. Setiap dompol hanya disisakan maksimal dua buah terbaik bentuk maupun pertumbuhan.
Sebagai pembungkus istri mendiang John Sembiring, kontak tani andalan Sumatera Utara itu hanya menggunakan plastik berlubang 2 sampai 3. Tidak dilapis koran atau karbon sebagaimana dilakukan petani belimbing di Jawa.
Kurang lebih 1,5 bulan sejak pembungkusan belimbing siap panen. "Saya memanen atas pesanan bandar, sehingga kadang masih hijau, semburat kuning, atau sudah kuning," sebut Nande. Karena panen bertahap itulah Nande bisa menjual belimbing pada saat harga tinggi.
Di luar musim harga belimbing di atas Rp2.000/kg. Bahkan bisa mencapai Rp3.000/kg jika produksi betul-betul sudah menipis. Padahal, saat panen raya harga belimbing di tingkat pekebun hanya Rp1.500 sampai Rp1.700/kg. Selain itu memasarkan belimbing menjadi relatif mudah. Bandar cenderung berebut dan mengindahkan standar kualitas. Belimbing yang mestinya apkir sekitar 20% bisa diterima dengan harga sama.
Pemasok belimbing dari jarak ribuan kilometer bukan pekerjaan mudah karena gampang rusak. Di situlah kelebihan sembiring. Setelah 2 sampai 3 hari di perjalanan, ia masih tahan 7 sampai 10 hari di etalase.
Belimbing lain seperti dewi dan dewa, 3 sampai 4 hari langsung turun kualitasnya. "Sembiring memang paling tahan. Sayangnya, waktu pertama kali datang, warna pucat kurang menarik," ungkap Sayuti, bandar buah-buahan di Pasarminggu.
Penampilan belimbing sembiring sebetulnya cukup menarik. Sosok buah besar, sekilo berisi 3 sampai 5, dan kuning cerah setelah matang (2 sampai 3 hari sejak pengiriman). Rasa manis sedikit asam hingga manis segar.
Hanya lantaran lokasi jauh, ia kalah bersaing dengan belimbing dari Depok dan Pasarminggu yang umumnya dewi dan dewa. "Kita pakai sembiring, tapi setahun ini tidak lagi lantaran pengiriman terputus-putus. Mungkin jarak yang terlalu jauh, sebagai penyebab," tutur Yanto staf Total Buah Segar di Slipi, Jakarta Barat.
Surga Belimbing sembiring Di Daerah Medan
[caption id="attachment_1414" align="aligncenter" width="392"]

Belimbing sembiring ditemukan oleh T. Sembiring di Pancurbatu pada 1973. Luas penanaman dari tahun ke tahun terus meningkat. Kini hampir setiap jengkal tanah di Desa Nomoriam, Kecamatan Pancurbatu ditanami sembiring.
Berkebun belimbing menjadi andalan pendapatan keluarga. "Cukuplah, dengan penghasilan sekitar Rp1-juta/bulan untuk hidup di desa," ujar Mama Nande John Sembiring, pemilik 105 pohon.
Selain ke Jakarta, belimbing asal Pancurbatu mengisi kota-kota besar di Sumatera Utara dan Batam. Medan terbesar serapannya sekitar 1.200 kg/hari. Untuk pengiriman ke Jakarta dipilih yang masih hijau. Pakanbaru dan Batam yang semburat kuning. Sementara Medan yang terjangkau dalam hitungan jam, belimbing harus kuning merata.
Menurut Nande beragam tingkat kematangan yang diminta bandar sering menimbulkan masalah bagi kebanyakan pekebun. Pasalnya, belimbing berbuah serempak dan hanya berlangsung 1 sampai 2 bulan pada setiap musim.
Di Pancurbatu musim belimbing 2 kali dalam setahun, Agustus, September dan Januari, Februari. Kalaupun ada panen pada bulan-bulan lain jumlahnya sangat kecil.
Nah, kalau sedikit, bandar pun hanya mengirim ke Medan. Wajar jika pengiriman ke Jakarta tersendat, tidak bisa sepanjang tahun. "Kita maunya kontinu, walaupun dalam jumlah sedikit," tambah Yanto.
Sewaktu masih menjajakan belimbing sembiring Total Buah Segar bisa menjual 700 sampai 800 kg dalam 5 hari. Harganya Rp6.500/kg, atau lebih rendah Rp2.750/kg dibanding belimbing dewi.
Sisihkan 30% dari keuntungan Untuk Perawatan
"Saya rasa perawatan mempengaruhi masa panen. Jika dirawat baik masa panen bisa lebih lama," ucap Nande. Itu ia buktikan sendiri. Pekebun di Desa Nomorian, Pancurbatu, itu memanen belimbing seminggu 2 kali sepanjang tahun.
Kendati pada saat puncak produksi tetap berbarengan dengan kebun-kebun tetangga. Di luar musim, wanita 62 tahun itu masih mampu memetik sekitar 50% dari total produksi 5 sampai 6 ton/musim. Kebunnya berumur 10 tahun.
Kuncinya sederhana, "Sisihkan 30% dari omzet untuk biaya perawatan kebun," tuturnya. Pemupukan, dilakukan 2 kali setahun setelah produksi puncak berakhir. Namun, sebelumnya ranting-ranting kering dan tunas air yang tidak berguna dipangkas.
Pupuk kandang lebih awal diberikan 10 kg/tanaman. Lalu, setengah bulan kemudian pupuk organik. Campuran 100 kg NPK, 50 kg Urea, 25 kg KC1, dan 25 kg KNO, dimasukkan ke dalam lubang di sekitar perakaran. Masing-masing tanaman mendapat jatah sekitar 2 kg.
Mama Nande pun menyemprotkan pestisida 7 sampai 10 hari sekali untuk mengendalikan hama dan penyakit. Terutama insektisida guna menghalau lalat buah, ulat, kepik, dan belalang. Ketika 1 sampai 2 kuntum bunga mulai terlihat, zat perangsang buah segera disemprotkan. "Pemakaian zat perangsang boleh setiap minggu atau 2 minggu agar bunga susul-menyusul," jelas Nande.
Tak hanya itu, untuk merangsang bunga dan menjaga kerontokan, air harus cukup. Jika sumber air terjamin, idealnya kebun digenangi dua hari sekali. Sebaliknya, bila air terbatas, cukup seminggu sekali sehari semalam setinggi 10 sampai 15 cm.
Hindari Serangga Buah Dengan Pembungkusan
[caption id="attachment_1415" align="aligncenter" width="388"]

Keluar pentil adalah waktu yang ditunggu-tunggu setelah pemupukan. Buah normal berukuran sebesar jempol kaki ketika berumur 1/2 bulan. Saat itu waktu membungkus sekaligus seleksi buah untuk dibesarkan.
Pembungkusan terlalu dini menyebabkan ujung buah menguning karena terlalu panas. Setiap dompol hanya disisakan maksimal dua buah terbaik bentuk maupun pertumbuhan.
Sebagai pembungkus istri mendiang John Sembiring, kontak tani andalan Sumatera Utara itu hanya menggunakan plastik berlubang 2 sampai 3. Tidak dilapis koran atau karbon sebagaimana dilakukan petani belimbing di Jawa.
Kurang lebih 1,5 bulan sejak pembungkusan belimbing siap panen. "Saya memanen atas pesanan bandar, sehingga kadang masih hijau, semburat kuning, atau sudah kuning," sebut Nande. Karena panen bertahap itulah Nande bisa menjual belimbing pada saat harga tinggi.
Di luar musim harga belimbing di atas Rp2.000/kg. Bahkan bisa mencapai Rp3.000/kg jika produksi betul-betul sudah menipis. Padahal, saat panen raya harga belimbing di tingkat pekebun hanya Rp1.500 sampai Rp1.700/kg. Selain itu memasarkan belimbing menjadi relatif mudah. Bandar cenderung berebut dan mengindahkan standar kualitas. Belimbing yang mestinya apkir sekitar 20% bisa diterima dengan harga sama.