Tiba di Jelambar, Jakarta Barat, durian itu menyebar ke toko buah di daerah Pecinan. Toko-toko itu terkenal sebagai tempat buah bermutu meskipun harganya tinggi. Keberhasilan Magro Farm menembus outlet-outlet penjualan di sana membuktikan kualitas buah yang bagus.
Sukses itu dimulai pada 1994. Saat itu Umar, bukan nama sebenarnya berkeliling Lampung untuk mencari calon kebun durian. Daerah incarannya ialah sentra durian karena pertanda king of fruit itu cocok di sana. Pilihan jatuh di kebun kelapa seluas 10 ha yang memiliki sumber air. Pohon kelapa ditebang habis berikut ilalang. Sejumlah Rp200-juta pun menjadi investasi pembelian lahan.
Umar kemudian mempersiapkan pembibitan. Ia mulai dengan mencari pohon durian dewasa, berbatang kokoh, dan perakaran bagus di sekitar kebun. Buah durian itu diborong. Setelah matang, ia mengundang rekan-rekan pesta durian.
Semua biji dikumpulkan untuk disemaikan. Enam bulan berselang semaian itu disambung dengan entres dari kebun sendiri di Tangerang. Keaslian durian teijamin karena dulu didatangkan langsung dari Thailand. Pohon itu telah berbuah lebih dari 4 kali, syarat minimal pohon induk.
Ia pun mempersiapkan bibit belimbing dari kebunnya seluas 10 ha di Tangerang sebelum digusur oleh kota mandiri. Pohon itu akan ditanam di sela durian sebagai pemasok modal saat durian belum produksi. "Kalau modal pas-pasan harus ada tumpang sari," tutur alumnus Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia itu.
Tambahan modal
[caption id="attachment_1350" align="aligncenter" width="486"]

Setelah 6 bulan, durian itu ditanam di lahan berjarak 14 m x 14 m dengan sistem segitiga. Jarak tanam longgar diisi belimbing berjarak 7 m x 7 m. Dengan jarak seperti itu, populasi kebun yang kini seluas 14 ha itu hanya 700 pohon durian dan belimbing 1.250 pohon. Jarak lebar dipilih karena diharapkan terus berproduksi hingga 25 tahun.
Ayah 2 anak itu memperhitungkan pada saat itu, cabang durian mencapai 6 meter sehingga diameter tajuk 12 m. Bila ditanam lebih rapat, dalam tempo 10 tahun tajuk sudah bersentuhan. Akhirnya 1 pohon dikorbankan. "Padahal kalau sudah besar sayang ditebang," tutur Umar. Pengalaman berkebun di Tangerang dengan jarak tanam 12 m x 12 m, pada tahun ke-8 tajuk sudah beradu.
Pada awal tanam juga ditanam semangka dan melon di sela-sela tanaman tahunan. Hasilnya lumayan sukses. Sayang cabai pada periode berikut terpukul harga rendah sehingga hanya balik modal.
Pada umur 1,5 tahun, belimbing mulai produksi dan berlangsung sepanjang tahun. Dari pohon setinggi 4 sampai 6 m, dipetik 30 ton buah/ musim atau 100 ton/ tahun. Sedangkan durian telah setinggi 6 sampai 7 m mulai produksi perdana pada 2000 dengan total volume 7 ton.
Belimbing kini bisa meringankan biaya operasional yang mencapai Rp7-juta sampai Rp10-juta/bulan. Biaya terbesar untuk pupuk dan pestisida yang mencapai 40% dan menyiangi gulma. Setelah itu tenaga kerja yang jumlahnya 20 orang dan listrik.
Perawatan
[caption id="attachment_1351" align="aligncenter" width="515"]

Waktu Budidayatani ke sana batang-batang durian terlihat berwarna putih lantaran diolesi campuran kapur, belerang, dan fungisida (Kocide, Dithane M-45, atau Previcur-N) untuk mengatasi serangan cendawan. Selain itu bisa menggunakan Bayleton 2 PA dan Calixin 750 EC. Pestisida itu disiramkan ke sekitar akar.
Setiap jarak 75 m terlihat kran air permanen. Ini untuk menyiram kebun. , Sumber air berasal dari cekungan air di tengah kebun. Dari sana air dialirkan melalui jaringan pipa bawah tanah.
Frekuensi penyiraman 1 sampai 2 minggu, tergantung kekeringan. Indikasi kekeringan dilihat dari kesegaran rumput atau menggali tanah di bawah tajuk. Saat berbunga tanaman hanya disiram secukupnya. Satu pohon diperkirakan menyerap 100 1 air. Penyiraman berlangsung 5 sampai 10 menit, dilakukan 4 orang memakai 2 mesin.
Umur tanaman 6 tahun dipupuk NPK 15:15:153 kali sebanyak 3 kg/tahun Pupuk ditabur di tanah mengelilingi tajuk. Setiap pohon diberi tambahan 3 karung pupuk kotoran ayam.
Untuk memperkuat bunga disemprotkan KNO, ditambah boron, fungisida, dan perekat. Semua bahan itu dilarutkan. KNO, dan boron hanya ditambahkan saat berbunga. Frekuensi pemberian setiap minggu, saat musim hujan.
Panen perdana
Hasil perawatan intensif membuat tangkai digelayuti ribuan buah. Namun, tidak semua dibiarkan hingga panen, melainkan disortir 3 kali. Pertama saat ukuran pentil kedua, sebesar biji salak dengan memilih 2 dari 5 buah sempurna. Buah bengkok dibuang. Sortir terakhir, saat ukuran 20 cm untuk membuang buah terserang penggerek buah. Dalam 1 cabang hanya dibiarkan 3 sampai 4 buah. Cabang-cabang itu diikat lalu ditopang dari bawah agar tidak patah. Setelah buah berdiameter 20 cm, semua diikat tali plastik agar tidak langsung jatuh dan menerpa buah di bawahnya. Kematangan saat itu berkisar 90%.
Hasil panen dikumpulkan di gudang. Di sana hama kutu putih, downey mildew yang melekat di kulit disikat habis. Buah yang dijual tidak boleh ada lubang bekas penggerek. Bobot rata-rata 3,5 kg yang mencapai 65% dari total produksi. Jumlah juring kosong, maksimal 2 buah. Setelah sortir buah dikemas dalam kardus. Satu kardus diisi 3 buah @ 10 kg. Harga per karton Rp200.000, untuk kelas 1 dan Rp175.000 kelas 2. (Syah Angkasa)