Myrmecodia memang unik. Untuk melindungi diri dari predator, anggota famili Rubiaceae[efn_note]“Rubiaceae.” Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 1 Apr. 2020. Wikipedia, https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rubiaceae&oldid=16780313.[/efn_note] itu menyediakan semua sarana dan prasarana bagi semut. "Sejauh ini hubungan yang terjadi antara myrmecodia dan semut sama-sama menguntungkan," ujar Dr Muhammad Ahkam Subroto, ahli peneliti utama LIPI di Cibinong, Bogor.
Tak pandang bulu asalkan itu myrmecodia, semut akan sukarela menghuninya. Dari pengamatan budidayatani di kebun Stasiun Penelitian dan Alih Teknologi LIPI dan hutan Habema di Wamena, semut-semut itu menjadi penghuni mayoritas jenis Myrmecodia pendens dan M. tuberosa. Identifikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Zoologi LIPI menunjukkan dominasi semut genus Ochetellus sp[efn_note]Ochetellus - AntWiki. https://www.antwiki.org/wiki/Ochetellus. Accessed 20 Feb. 2021.[/efn_note] pada M. tuberosa.
[caption id="attachment_1756" align="aligncenter" width="461"]
Sarang semut di alam liar[/caption]
Di tanahair, M. tuberosa paling mudah ditemukan di beberapa tempat. Selain Papua, Pulau Siberut, Flores, Kalimantan, hingga Maluku, rumah semut sebutan di Semenanjung Malaysia dapat dijumpai terutama di hutan-hutan dataran rendah. "Di Siberut malah seringkah ditemukan di pinggir-pinggir jalan," ujar Dr Tukirin Partomiharjo, kurator anggota Rubiaceae dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI di Bogor.
Jenis yang pertamakah dipublikasikan oleh Jack pada 1823 itu umbinya berdiameter hingga 25 cm dan tinggi 45 cm. Karena besar, tak jarang dari kejauhan terlihat seperti sarang tawon. Dari beberapa literatur asing, jenis tuberosa diketahui hidup nyaman pada kondisi kelembapan tinggi dengan intensitas matahari rendah.
Menurut M. Ahkam, tuberosa paling banyak memiliki varietas, sekitar 16 varietas. Dari jumlah tersebut 10 di antaranya ditemukan di Indonesia seperti M. tuberosa rumpii, Myrmecodia tuberosa bullosa, Myrmecodia tuberosa Jack. var versteegii, dan Myrmecodia pulvinata Becc.
Beberapa bahkan endemik seperti M.t siberutensis di Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Atau Myrmecodia manusensis di Sulawesi Utara. "Jenis ini sangat mudah dibedakan dari jenis lain karena posisi daun selalu di atas umbi," ujarnya. Bandingkan misalnya dengan M. pendens yang letak daun selalu di bawah umbi. Berikut beberapa jenis varietas tuberosa di tanah air.
Tak pandang bulu asalkan itu myrmecodia, semut akan sukarela menghuninya. Dari pengamatan budidayatani di kebun Stasiun Penelitian dan Alih Teknologi LIPI dan hutan Habema di Wamena, semut-semut itu menjadi penghuni mayoritas jenis Myrmecodia pendens dan M. tuberosa. Identifikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Zoologi LIPI menunjukkan dominasi semut genus Ochetellus sp[efn_note]Ochetellus - AntWiki. https://www.antwiki.org/wiki/Ochetellus. Accessed 20 Feb. 2021.[/efn_note] pada M. tuberosa.
16 varietas Terdapat di indonesia
[caption id="attachment_1756" align="aligncenter" width="461"]
Di tanahair, M. tuberosa paling mudah ditemukan di beberapa tempat. Selain Papua, Pulau Siberut, Flores, Kalimantan, hingga Maluku, rumah semut sebutan di Semenanjung Malaysia dapat dijumpai terutama di hutan-hutan dataran rendah. "Di Siberut malah seringkah ditemukan di pinggir-pinggir jalan," ujar Dr Tukirin Partomiharjo, kurator anggota Rubiaceae dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI di Bogor.
Jenis yang pertamakah dipublikasikan oleh Jack pada 1823 itu umbinya berdiameter hingga 25 cm dan tinggi 45 cm. Karena besar, tak jarang dari kejauhan terlihat seperti sarang tawon. Dari beberapa literatur asing, jenis tuberosa diketahui hidup nyaman pada kondisi kelembapan tinggi dengan intensitas matahari rendah.
Menurut M. Ahkam, tuberosa paling banyak memiliki varietas, sekitar 16 varietas. Dari jumlah tersebut 10 di antaranya ditemukan di Indonesia seperti M. tuberosa rumpii, Myrmecodia tuberosa bullosa, Myrmecodia tuberosa Jack. var versteegii, dan Myrmecodia pulvinata Becc.
Beberapa bahkan endemik seperti M.t siberutensis di Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Atau Myrmecodia manusensis di Sulawesi Utara. "Jenis ini sangat mudah dibedakan dari jenis lain karena posisi daun selalu di atas umbi," ujarnya. Bandingkan misalnya dengan M. pendens yang letak daun selalu di bawah umbi. Berikut beberapa jenis varietas tuberosa di tanah air.
Myrmecodia tuberosa bullosa
[caption id="attachment_1740" align="aligncenter" width="208"]Myrmecodia bullosa[/caption]
Jenis yang memiliki arah umbi horizontal itu hidup di Papua. Umbinya dapat mencapai ukuran diameter 20 cm. Varietas yang memiliki sinonim nama M.t. lanceolata itu sangat mudah ditemukan di hutan mangroveMyrmecodia tuberosa Jack. var versteegii
[caption id="attachment_1741" align="aligncenter" width="208"]Myrmecodia versteegii[/caption]
Jenis yang memiliki umbi silindris itu hidup di rawa-rawa dan hutan tropis pada ketinggian 50 sampai 1.070 m dpi. Jenis yang mengambil nama tempat kelahiran penemunya, Valeton pada 1911, itu dianggap unik karena sepintas mirip tapal kuda.Myrmecodia pulvinata Becc
[caption id="attachment_1742" align="aligncenter" width="208"]Myrmecodia pulvinata[/caption]
Jenis yang umbinya dominan abu-abu itu seringkali dijumpai menempel pada pohon eucaliptus dan meulaleuca. Seperti varietas versteegii, jenis ini mudah dijumpai di rawa-rawa dan hutan tropis dataran rendah.Myrmecodia tuberosa papuana
[caption id="attachment_1743" align="aligncenter" width="267"]Myrmecodia papuana[/caption]
Sesuai nama yang menempel, jenis ini dominan didapati di daratan Papua. Jenis yang umbinya berbentuk silindris itu hidup nyaman di pantai hingga hutan di ketinggian 700 m dpi.Myrmecodia dahlii K.Schum.
[caption id="attachment_1744" align="aligncenter" width="211"]Myrmecodia dahlii[/caption]
Jenis yang juga dijumpai di Papua itu memiliki sebaran habitat cukup luas, la dapat dijumpai di hutan hingga perkebunan rakyat. Uniknya jenis yang sudah bisa diperbanyak secara biji di Inggris itu memiliki buah cerah berwarna merah.Myrmecodia manusensis
[caption id="attachment_1745" align="aligncenter" width="208"]Myrmecodia manusensis[/caption]
Jenis ini sering dianggap istimewa karena dari umbi bisa keluar tiga batang cabang yang seluruhnya mengarah ke atas. Jenis yang mudah dijumpai di Papua itu memiliki habitat di pohon-pohon sekitar rawa.