Mundar Si Manggis Merah Nan Mini

Manggis biasa berkulit cokelat kehitaman saat masak. Namun, manggis mungil itu tampak menawan dengan kulit berwarna merah menyala. Rasanya pun sedikit berbeda, manis-asam dan segar bercampur menggoyang lidah.

Mundar (Garcinia parvifolia), nama buah itu, memang masih kerabat manggis. Bentuknya lebih kecil dengan bobot hanya 40 sampai 70 gram. Jika dikupas, daging buah berwarna putih. Tekstur agak berpasir saat dikunyah. Dibanding manggis biasa, kulit red mangosteen itu juga lebih tipis. Bentuk biji pipih dan ukurannya lebih kecil, hanya sepertiga manggis biasa. Ia memiliki banyak variasi berbeda menurut bobot buah dan tingkat kemanisan.

Di Indonesia mundar belum populer dan masih dianggap manggis liar. Sampai sekarang belum ada yang membudidayakan secara intensif. Ia pertama kali muncul di acara Pekan buah Nasional Mekarsari pada 1997 sebagai buah tradisonal khas Kalimantan Selatan.

Di tempat asalnya, Martapura, mundar tumbuh liar di pekarangan rumah atau ladang yang tak terawat, dan tepi hutan. Masyarakat Kalimantan Barat dan Sumatera Barat menyebutnya ketolang, sentolang, accu, funi, dan kacabau.

Di Brunei Darussalam ia dikenal sebagai asam aur-aur atau Brunei cherry. Jika di Kalimantan dan Sumatera dimakan daging buahnya di negeri itu justru kulitnya. Kulit mundar terasa asam bila dimakan. Setelah dikeringkan dipakai sebagai bumbu masak layaknya asam jawa.

Termasuk tumbuhan yang Cepat berbuah


[caption id="attachment_1427" align="aligncenter" width="443"]Buah mundar lokal Mundar dari Martapura[/caption]

Lain halnya dengan manggis. Garcinia forbesii itu tidak memerlukan pohon induk jantan untuk penyerbukan. Ia relatif mudah dibudidayakan. Perbanyakan dengan cangkok atau biji. Perbanyakan dengan biji cukup sulit karena tak mudah mendapatkan biji bernas.

Kebanyakan kempes dan sulit dikecambahkan. Dari setiap 10 buah,hanya didapat 1 sampai 2 biji bernas untuk bibit. Prosesnya pun cukup lama, 5 sampai 7 bulan kecambah baru muncul.

Namun, tanaman hasil perbanyakan dari biji pertumbuhannya lambat. Umur 2 tahun tingginya baru 40 sampai -50 cm. Percabangan banyak dengan bentuk tajuk simetrikah Warna daun muda semburat kemerahan mirip daun cengkih muda. Makin tua daun menghijau.

Tanaman hasil semaian biji mulai berbuah pada umur 4 tahun, lebih cepat daripada manggis biasa, 8 sampai 12 tahun. Buah muncul di sepanjang ranting, berkelompok 2 sampai 7 butir.

Mundar Australia


[caption id="attachment_1428" align="aligncenter" width="395"] Buah Mundar dari Australia[/caption]

Di tangan Alan Carer, kolektor tanaman buah, lahir mundar keturunan Australia. Mundar yang tumbuh di kebunnya di Caims Australia itu sosoknya berbeda dengan mundar Martapura. Warna kulit lebih merah dan mengkilap ketika masak. Citarasa manggisnya pun lebih terasa. Ukuran buah lebih kecil, sebesar tomat cherry. Mundar Martapura seukuran bola pingpong.

Jumlah biji lebih banyak, 2 sampai 6 per buah. Biji-biji itu sangat kecil hingga dapat ditelan bersama daging buah. Daging bagian luar dekat kulit terasa manis. Semakin mendekati biji h, semakin terasa asam.

Sifat buruk manggis juga menurun pada mundar. Seringkali buah mengeluarkan getah kuning yang merembes hingga ke daging buah dan menimbulkan rasa pahit.

Saat membusuk, kulit buah tidak mengeras seperti manggis, tapi justru melembek dan akhirnya luruh.

Perbandingan Dan Perbedaan Manggis dan Mundar






 Sifat

 Manggis

 Mundar (Asal Martapura)



 Ukuran

 besar (80 - 120 gram)

 sedang (40 -70 gram)



 Warna kulit masak

 cokelat keunguan

 merah cerah



 Ketebalan kulit

 tebal

 tipis



 Warna daging buah

putih

 putih



 Jumlah segmen

5 - 7 per buah

 6 - 9 per buah



 Rasa daging buah

  manis dan segar

 manis-asam-segar



 Jumlah biji

 1—2 per buah

 1 per buah



 Produktivitas

 sedang

 tinggi




Lebih baru Lebih lama