Rumah makan milik Ny Noni di Metro Lampung kerap menjadi incaran penggemar ikan baung. Di sanalah wanita setengah baya itu meracik baung menjadi santapan spesial, pindang baung. "Setiap hari kami butuh 25 kg baung segar" ujarnya. Sayang belakangan volume itu kian sulit diperoleh. Musababnya baung hasil tangkapan alam semakin langka didapat.
Setali tiga uang menerpa rumah makan Pindang Neneng 752 milik Ny Neneng. Setiap pagi para pengunjung antre keluar-masuk untuk menikmati menu pindang ikan sang pembelai lidah. “Peminat baung luar biasa banyak dan berapa pun harganya mereka berani beli,” ujar Neneng.
Tak heran, 20 sampai 25 kg baung segar harus tersedia setiap hari. Menurut mantan istri budayawan Emha Ainun Najib itu, daging tebal tanpa tulang, halus dan rasa gurih menjadi alasan ia digemari banyak orang.
Namun, kedua pengelola rumah makan itu kerap dilanda kebingungan. Pasalnya, pasokan ikan baung sedikit, tak mencukupi kebutuhan. Maklum, sampai saat ini Mystus nemurus masih mengandalkan penangkapan alam yang bergantung musim.
Kini harapan mendapatkan pasokan ikan baung lebih banyak mulai berembus. Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi sudah berhasil memijahkan ikan endemik Sumatera itu Ujicoba 21 tahun
Di bumi Andalas baung jadi primadona. Sebab itu green fish sebutan lain baung harganya tinggi mencapai Rp30.000/kg. Karena memiliki nilai ekonomi tinggi, wajar bila banyak orang menangkapnya di alam. Eksploitasi berlebihan menyebabkan populasi baung terus menurun. “Jika keadaan ini terus dibiarkan, anak cucu kita tak akan pernah mencicipi gurihnya ikan baung,” ujar Ade Sunarma, teknisi lapangan kelompok ikan catfish BBAT Sukabumi.
Upaya pemijahan di luar habitat aslinya sebenarnya sudah dicoba BBAT Palembang 21 tahun silam, tapi dalam skala kecil. Selang 16 tahun, BBAT Sukabumi mencoba lagi memijahkan secara massal dan sukses.
Setiap pemijahan dihasilkan 20.000 sampai 40.000 benih dari sepasang induk. BBAT Sukabumi menggunakan teknik induced, breeding alias kawin suntik. Di kalangan peternak lele dan patin, teknik ini sebetulnya bukan barang baru. “Namun kita tidak menggunakan hipofisa sebagai hormon untuk baung, tapi ovaprim”, kata Ade.
[caption id="attachment_3325" align="aligncenter" width="1217"]
Ikan betina (kiri), dan jantan siap pijah[/caption]
Pemijahan dimulai dengan menyeleksi induk betina akan dipijahkan harus dicek dulu kematangan gonadnya. Tingkat kematangan gonad dapat dilihat secara visual. Jika perut membesar ke samping dan lembek berarti sudah matang. Perkembangan telur perlu diuji.
Telur diambil dengan memasukkan selang ke lubang kelamin lalu diisap. Bila telur mencapai diameter 1,6 cm, induk bisa dipijahkan dengan penyuntikan hormon. Jantan matang gonad dicirikan dengan perut langsing, urogenital papilla panjang dan kemerahan. Jika perut diurut, keluar sperma berwarna putih.
Tempatkan induk betina dan jantan secara terpisah dalam baskom. Suntiklah induk betina dengan ovaprim, dosis 0,7 cc/kg bobot tubuh ikan. Induk jantan tidak perlu disuntik. Penyuntikan dilakukan 2 kali selang 6 jam secara intramuscular di bagian punggung dengan kemiringan 45°. Dosis penyuntikan pertama 30% dari total dosis, sisanya 70% diberikan pada penyuntikan kedua.
Selang 6 sampai 8 jam pada suhu kamar setelah penyuntikan ke-2 terjadi ovulasi. Tandanya saat perut diurut perlahan, sel telur keluar. Semakin tinggi suhu semakin cepat ovulasi. Lalu ambil sperma dengan membedah induk jantan dan encerkan dengan NaCl 0,9%. Perbandingannya 1:100. Agar aktif membuahi, sperma harus dibilas dengan air biasa.
Campurkan telur dengan sperma. Aduk perlahan-lahan sampai merata menggunakan bulu ayam. Telur-telur yang telah dibuahi disebar di akuarium. Telur menetas setelah 24 jam pada suhu 29 sampai 30°C. Berikan cacing sutera mulai hari ke-2 untuk larva yang baru menetas. Frekuensi pemberian pakan 2 sampai 3 kali per hari. Agar larva bebas penyakit, kebersihan air harus dijaga.
[caption id="attachment_3326" align="aligncenter" width="675"]
Pengambilan sperma ikan[/caption]
Setelah larva berumur 15 hari atau berukuran 1,5 cm, masukkan ke kolam pendederan. Agar hidup larva nyaman dan tumbuh cepat, sebelumnya kolam harus dipersiapkan. Keringkan kolam lalu taburkan pupuk kandang berupa kotoran ayam untuk memancing tumbuhnya pakan alami. Pengapuran pun harus dilakukan untuk menetralkan tanah asam. Sebelum diisi air, kolam dijemur selama 3 hari.
Inokulasi Moina sp, pakan untuk burayak, dilakukan sehari setelah pengisian air. Kolam didiamkan selama 3 sampai 4 hari agar ekosistem seimbang dan Moina sp dapat berkembang biak. Penebaran larva dilakukan pagi atau sore. Pemeliharaan benih dilakukan sekitar 4 minggu dengan pemberian pakan berupa pelet berkadar protein 28 sampai 30% sebanyak 25 sampai 100% dari total biomassa/hari. Pelet diberikan 3 kali sehari.
Baung tumbuh cepat, dalam waktu 21 hari mencapai ukuran 5 cm. Ia siap dibesarkan. Gunakan jaring untuk memanennya. Isolasi selama 1 hari. Seleksi menurut ukuran sebelum didistribusikan. Bibit dikemas dalam plastik ukuran 60 cm x 80 cm dengan populasi 500 ekor. Bibit-bibit itulah yang kemudian dibesarkan oleh peternak-peternak di daerah Sumatera, terutama Lampung dan Riau. Kepada merekalah Ny Noni dan Ny Neneng mengharap pasokan baung.
Setali tiga uang menerpa rumah makan Pindang Neneng 752 milik Ny Neneng. Setiap pagi para pengunjung antre keluar-masuk untuk menikmati menu pindang ikan sang pembelai lidah. “Peminat baung luar biasa banyak dan berapa pun harganya mereka berani beli,” ujar Neneng.
Tak heran, 20 sampai 25 kg baung segar harus tersedia setiap hari. Menurut mantan istri budayawan Emha Ainun Najib itu, daging tebal tanpa tulang, halus dan rasa gurih menjadi alasan ia digemari banyak orang.
Namun, kedua pengelola rumah makan itu kerap dilanda kebingungan. Pasalnya, pasokan ikan baung sedikit, tak mencukupi kebutuhan. Maklum, sampai saat ini Mystus nemurus masih mengandalkan penangkapan alam yang bergantung musim.
Kini harapan mendapatkan pasokan ikan baung lebih banyak mulai berembus. Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi sudah berhasil memijahkan ikan endemik Sumatera itu Ujicoba 21 tahun
Di bumi Andalas baung jadi primadona. Sebab itu green fish sebutan lain baung harganya tinggi mencapai Rp30.000/kg. Karena memiliki nilai ekonomi tinggi, wajar bila banyak orang menangkapnya di alam. Eksploitasi berlebihan menyebabkan populasi baung terus menurun. “Jika keadaan ini terus dibiarkan, anak cucu kita tak akan pernah mencicipi gurihnya ikan baung,” ujar Ade Sunarma, teknisi lapangan kelompok ikan catfish BBAT Sukabumi.
Upaya pemijahan di luar habitat aslinya sebenarnya sudah dicoba BBAT Palembang 21 tahun silam, tapi dalam skala kecil. Selang 16 tahun, BBAT Sukabumi mencoba lagi memijahkan secara massal dan sukses.
Setiap pemijahan dihasilkan 20.000 sampai 40.000 benih dari sepasang induk. BBAT Sukabumi menggunakan teknik induced, breeding alias kawin suntik. Di kalangan peternak lele dan patin, teknik ini sebetulnya bukan barang baru. “Namun kita tidak menggunakan hipofisa sebagai hormon untuk baung, tapi ovaprim”, kata Ade.
Seleksi induk
[caption id="attachment_3325" align="aligncenter" width="1217"]

Pemijahan dimulai dengan menyeleksi induk betina akan dipijahkan harus dicek dulu kematangan gonadnya. Tingkat kematangan gonad dapat dilihat secara visual. Jika perut membesar ke samping dan lembek berarti sudah matang. Perkembangan telur perlu diuji.
Telur diambil dengan memasukkan selang ke lubang kelamin lalu diisap. Bila telur mencapai diameter 1,6 cm, induk bisa dipijahkan dengan penyuntikan hormon. Jantan matang gonad dicirikan dengan perut langsing, urogenital papilla panjang dan kemerahan. Jika perut diurut, keluar sperma berwarna putih.
Tempatkan induk betina dan jantan secara terpisah dalam baskom. Suntiklah induk betina dengan ovaprim, dosis 0,7 cc/kg bobot tubuh ikan. Induk jantan tidak perlu disuntik. Penyuntikan dilakukan 2 kali selang 6 jam secara intramuscular di bagian punggung dengan kemiringan 45°. Dosis penyuntikan pertama 30% dari total dosis, sisanya 70% diberikan pada penyuntikan kedua.
Selang 6 sampai 8 jam pada suhu kamar setelah penyuntikan ke-2 terjadi ovulasi. Tandanya saat perut diurut perlahan, sel telur keluar. Semakin tinggi suhu semakin cepat ovulasi. Lalu ambil sperma dengan membedah induk jantan dan encerkan dengan NaCl 0,9%. Perbandingannya 1:100. Agar aktif membuahi, sperma harus dibilas dengan air biasa.
Campurkan telur dengan sperma. Aduk perlahan-lahan sampai merata menggunakan bulu ayam. Telur-telur yang telah dibuahi disebar di akuarium. Telur menetas setelah 24 jam pada suhu 29 sampai 30°C. Berikan cacing sutera mulai hari ke-2 untuk larva yang baru menetas. Frekuensi pemberian pakan 2 sampai 3 kali per hari. Agar larva bebas penyakit, kebersihan air harus dijaga.
Tahapan Pembesaran
[caption id="attachment_3326" align="aligncenter" width="675"]

Setelah larva berumur 15 hari atau berukuran 1,5 cm, masukkan ke kolam pendederan. Agar hidup larva nyaman dan tumbuh cepat, sebelumnya kolam harus dipersiapkan. Keringkan kolam lalu taburkan pupuk kandang berupa kotoran ayam untuk memancing tumbuhnya pakan alami. Pengapuran pun harus dilakukan untuk menetralkan tanah asam. Sebelum diisi air, kolam dijemur selama 3 hari.
Inokulasi Moina sp, pakan untuk burayak, dilakukan sehari setelah pengisian air. Kolam didiamkan selama 3 sampai 4 hari agar ekosistem seimbang dan Moina sp dapat berkembang biak. Penebaran larva dilakukan pagi atau sore. Pemeliharaan benih dilakukan sekitar 4 minggu dengan pemberian pakan berupa pelet berkadar protein 28 sampai 30% sebanyak 25 sampai 100% dari total biomassa/hari. Pelet diberikan 3 kali sehari.
Baung tumbuh cepat, dalam waktu 21 hari mencapai ukuran 5 cm. Ia siap dibesarkan. Gunakan jaring untuk memanennya. Isolasi selama 1 hari. Seleksi menurut ukuran sebelum didistribusikan. Bibit dikemas dalam plastik ukuran 60 cm x 80 cm dengan populasi 500 ekor. Bibit-bibit itulah yang kemudian dibesarkan oleh peternak-peternak di daerah Sumatera, terutama Lampung dan Riau. Kepada merekalah Ny Noni dan Ny Neneng mengharap pasokan baung.