Tulisan mencolok tepat di atas tumpukan durian itu ampuh menyedot perhatian pengunjung. Maklum selama ini gerai buah-buahan di pasar-pasar swalayan di Jakarta didominasi durian monthong. Padahal tak semua penggemar durian suka buah asal Thailand itu. “Kalau cari kenyang ya makan monthong, tapi rasanya manis saja. Lain kalau yang dicari kenikmatan, pilih lokal biar bisa mendapat beragam rasa,” tutur seorang penggemar berat durian.
Durian asal negeri jiran mirip lokal daging manis dengan variasi rasa pahit. Kelebihannya warna daging kuning dan tebal. Wajar begitu hadir ia langsung mencuri perhatian.
Bolak-balik ke Malaysia
[caption id="attachment_3341" align="aligncenter" width="1298"]

“Biasanya pembelinya mereka yang pernah mencicipi langsung di Malaysia atau Singapura,” tutur Heru Suwandono, dari bagian pembelian buah Matahari. Pasar swalayan milik pengusaha Hari Darmawan itu sudah 3 tahun menjajakan raja buah asal negeri jiran. Yang dijual utuh dengan kulit dilabeli harga di atas Rp 15.000 per kg; harga jual buah tanpa kulit dalam kemasan 2 sampai 3 kali lipat. Pasokan diperoleh dari importir dan pemasok langganan di Jakarta.
Durio zibethinus asal negara serumpun juga Trubus temukan di pasar swalayan Alfresh Mal Ambassador, dan gerai Carrefour di Gajahmada. Di sana ia diperkenalkan sebagai durian asal bibit Malaysia.
Belakangan durian negeri seberang itu menguntit monthong hadir di pasar-pasar swalayan Jakarta. Jumlahnya memang masih terbatas. Pasar swalayan Matahari hanya memajang di gerai Pluit dan Karawaci. Alasannya, itu 2 toko terbesar di Jabotabek dengan konsumen kalangan menengah ke atas. Maklum harga jual relatif tinggi. Lantaran segmen pembeli terbatas, daya jual durian Malaysia memang masih rendah. Satu gerai Matahari paling sanggup menjual 300 kg dalam 3 hari, padahal monthong 1 ton per hari bila Sabtu-Minggu.
Toh, itu tak menyurutkan langkah para pemilik pasar swalayan untuk menjajakan durian asal negara tetangga itu. Buktinya toko buah Hokky di Surabaya ancang-ancang mendatangkan dalam waktu dekat. Sang pemilik Amin Tanjung kerap bolak-balik ke Malaysia mencicipi langsung kelezatan buah berduri itu. “Apalagi 2 tahun belakangan ini memang banyak mania yang menanyakan kehadiran durian Malaysia di sini,” tutur Hendra Tandiono, adik Amin.
Sayang mengimpor langsung dari Malaysia tak semudah membalik telapak tangan. Pemilik toko buah di kawasan Slipi, Jakarta Barat, terpaksa menunda kehadirannya meski banyak pelanggan meminta. “Durian Malaysia mirip lokal kita. Ia tak tahan disimpan lama karena kulit mudah pecah dan lembek,” ujarnya. Itu juga diamini Rudi Senjaya, pemilik toko buah Segar di Muarakarang dan Senayan.
Menurutnya mendatangkan durian Malaysia perlu dipertimbangkan masak-masak lantaran berisiko tinggi. “Jangan sampai sudah mendatangkan 1 kontainer ternyata serapan pasar kurang. Padahal buah tak punya daya tahan lama, 3 hari tak laku saja sudah tak bisa dijual lagi karena kulit pecah dan daging berair,” kata Rudi. Lain dengan monthong yang meski belah, daging tetap kering. Oleh karena itu beberapa pasar swalayan memilih memajang durian Malaysia hasil panen kebun lokal.
Bibit ludes
Meski belum segencar monthong, durian asal negeri jiran memang mulai dikebunkan di tanah air. Sekadar menyebut contoh kebun Ana’s Farm di Warungkiara, Sukabumi dan Warungkondang, Cianjur. Di 2 lokasi itu ditanam 1.000 pohon D24 yang sebagian kini mulai belajar berbunga.
Sang empunya mendatangkan bibit langsung dari Malaysian Agricultural Research and Development Institute MARDI. Sebelumnya Ana’s Farm sudah memiliki kebun di Johor, Perak, dan Kelantan. Nun di Trawas, Pasuruan, Teddy Wijaya, pemilik Era Farm, menanam 300 bibit MDur88 sejak 2001. Pun Ayung yang mendatangkan tanaman besar sebagai pohon induk untuk rencana penanaman di Pulau Belitung.
Maraknya penanaman durian Malaysia di Indonesia juga dapat dilihat dari data penjualan bibit di beberapa penangkar yang Trubus hubungi. H. Ramin, di Cijeruk, Bogor, misalnya. Sejak 3 tahun silam memproduksi 2.000 sampai 3.000 bibit D24 per tahun. Hasil tangkaran pemilik Muthi Tani itu langsung ludes. Sayang ia tak bisa merinci sebaran dan luasan penanaman karena pembeli biasanya penangkar juga.
Itu juga yang dilirik Erwin Budiman dari Malwin Jaya Farm. Pada 2001 ia mendatangkan 1.000 bibit D24 dan MDur88 dalam kontainer. Waktu itu pria perlente itu sedang mencari-cari durian unggul baru selain monthong yang sudah banyak digeluti. “Konsultan yang saya hubungi mengatakan di Malaysia ada durian istimewa. Itu berprospek bagus untuk dikembangkan di Indonesia. Jenisnya D24 dan MDur88 itu,” kata Erwin. Bibit yang diperoleh dari kerabat di Penang itu kini sudah 80% terjual.
Sayang, Trubus belum berhasil melacak keberadaan kebun-kebun yang sudah berproduksi. Makanya ada sebagian orang menduga durian bibit asal Malaysia yang dijajakan di pasar swalayan sebenarnya durian lokal terpilih.
Sentra utama
[caption id="attachment_3342" align="aligncenter" width="1326"]

Lepas dari itu, wajar saja durian Malaysia dilirik pekebun Indonesia. Negeri tetangga itu kaya beragam jenis klon unggul hasil rekayasa maupun lokal berkualitas bagus. Sebut saja D24, D2, MDur88, atau udang merah, kunyit, tembaga, dan XO. Durian-durian itu dikebunkan secara intensif sejak 20 sampai 30 tahun silam. Kini tanaman sudah tumbuh tinggi menjulang.
Pemandangan itu Trubus temui waktu berkunjung ke kebun milik Ming Fook Lim, di Kualakangsa, Perak. Negeri di barat laut Kualalumpur itu memang salah satu sentra selain Pahang, Johor, dan Kelantan.
Kebun terletak 7 km dari pusat kota itu disebut-sebut pedagang setempat sebagai penghasil durian klon. Di sana tanaman sudah tua-tua. D24 yang mencakup 30% populasi kebun seluas 25 ha itu saja sudah berumur 40 tahun. Jenis lain D2, D10, channee, dan kanyao. Ada juga durian lokal unggul hasil seleksi sendiri seperti pulau mas yang juara kontes setempat atau ming special one berdaging kuning keemasan dan tebal. Semua rata-rata berdiameter batang 2 pelukan orang dewasa.
Kondisi itu setali tiga uang dengan kebun di Pontian, Johor. Meski begitu bekas-bekas perawatan intensif masih terlihat. Tanaman setinggi 15 sampai 20 m berjajar rapi dalam barisan tanam 10 m x 10 m di lahan seluas 5 ha. Tanah di sekitar tajuk memang dipenuhi rumput, tapi terpangkas rapi. Wartawan Trubus Syah Angkasa melihat beberapa tanaman mulai memamerkan buah sebesar kepala orang dewasa pada pertengahan September. Di kebun milik Wat Yat Pau di kawasan Kampung Lebu, Sungkai, Perak, malah terlihat selang irigasi dalam setiap baris tanam.
Ekspor merosot
Wajar bila durian dikebunkan intensif. “Pada 1980-an penanaman durian memang dianjurkan untuk memenuhi pasar ekspor ke Singapura,” kata Dr Rozhan, deputi direktur MARDI. Hasilnya sampai pertengahan 1990-an durian mendominasi ekspor buah segar Malaysia dengan pangsa 40%. Lebih dari 90% dikirim ke Singapura. Sisanya ke Thailand.
Berbarengan dengan itu pula dirilis durian-durian unggul hasil penelitian MARDI. Salah satunya yang paling terkenal ialah D24. Ia jadi favorit pekebun karena cepat berbuah, daya adaptasi luas, dan diminati pasar. “Lagipula harganya paling mahal,” kata Azis Moch Nur kepada wartawan Trubus Fendy R Paimin di kebunnya di Kampung Sentosa, Genting Highland, Pahang. Saat panen raya ia dilabeli RM6 sampai 7 (1 ringgit setara Rp2.250) per kg, di luar musim mencapai RM11. Rasa manis pahit dan daging kuning sesuai dengan lidah orang Malaysia.
Dari D24 kemudian muncul varietas baru yang tak kalah baik, seperti MDur 88, MDurl38, MDur78, dan MDur79. Bibit klon-klon unggulan itu dengan mudah dibeli di kebun percobaan MARDI, dinas atau toko-toko pertanian.
Sayang, bulan madu ekspor perlahan berakhir. Belakangan Singapura meminta pasokan dalam kemasan. Padahal ketika sudah dibuka, durian tak tahan simpan. Supaya tetap segar tiba di negara tujuan, pengangkutan mesti melalui udara. Padahal dulu cukup dengan truk. “Itu membatasi pengiriman ke sana,” ujar Rozhan. Pengiriman ke tempat lebih jauh jadi kendala lantaran durian Malaysia tak tahan simpan.
Akibatnya posisi durian pun merosot di bawah nanas, pepaya, dan belimbing sebagai buah ekspor. Toh bukan berarti ia lantas ditinggalkan. Pasar lokal pun menyerap banyak. Menurut kajian Federal Agricultural Marketing Authority FAMA, sampai pada 1991 tingkat konsumsi durian per kapita paling tinggi daripada buah lain. Makanya Azis pun tak pernah kesulitan memasarkan hasil panen dari lahan seluas 3 ha. Selain dibeli pasar swalayan langganan, durian ditampung FAMA.
Bergantian
Penduduk Malaysia fanatik terhadap durian lokal. “Kalau durian lokal ada, monthong tak laku,” kata Meggy Quah, pengelola Tropical Fruit Farm, sebuah agrowisata durian di Penang. Maklum seperti mania Indonesia, penggemar durian di sana menyukai bau khas menyengat buah berduri itu. Itu tak dimiliki monthong, apalagi ia dipetik bukan jatuhan pohon.
Trubus memang hampir tak pernah melihat durian asal Thailand itu di kedai-kedai tepi jalan atau pasar swalayan. Pun di kebun-kebun di 4 sentra yang disambangi. Durian monthong hanya hadir di pasar swalayan Jaya Jusco Wangsa Maju, Kualalumpur, bila pasokan lokal tidak ada. “Tapi tak banyak, paling hanya 100 sampai 200 buah sehari. Pembeli kurang suka karena tak ada rasa,” papar Sitti, karyawan bagian buah-buahan itu. Volume penjualan D24, D101, dan D99 bisa mencapai 500 sampai 1.000 buah per 2 hari.
Para mania pun seperti tak pernah kehabisan pasokan karena durian panen nyaris sepanjang tahun berlangsung di Malaysia. Empat lapak di dekat Perumahan Saujana Impian, Kajang, Kualalumpur, hampir setiap hari beroperasi. “Pasokannya tergantung sentra yang sedang panen,” kata Ahmad Shakir bin Moh Said, pemilik biro perjalanan kenalan Trubus yang tinggal di sana.
Menurut pengamatan Tan Hoe Hing, asisten direktur fruit division, jabatan pertanian, musim durian di pantai timur semenanjung Pahang, Kelantan, dan Trengganu lebih lambat dibanding bagian barat Kedah, Perak, Selangor, dan Johor. Di beberapa lokasi malah panen 2 kali.
Dari kebun-kebun di sentra itu, durian disetor ke pasar tradisional, kedai tepi jalan, dan pasar swalayan. Bagai tak bosan, para mania tetap memburu. Wajar bila kemudian Amin sempat mengeluh sulit mendatangkan durian dari Malaysia. “Durian di sana habis disantap mania Malaysia,” tuturnya.
Surga Durian di Singapura
[caption id="attachment_3343" align="aligncenter" width="936"]

Memburu durian khas Malaysia tak selamanya harus bertandang ke negeri yang dipimpin Mahathir Mohamad. Singapura siap memanjakan lidah pelancong dengan lezatnya durian negeri jiran. Setiap tahun negeri itu mendatangkan 20.000 ton dari Malaysia; Thailand, 5.000 ton. Saking doyannya warga Singapura pada durian sehingga muncul pemeo When durian come down from the trees, the sarong will come off. Mereka percaya durian juga berkhasiat afrodisiak yang membangkitkan “gairah”.
Penikmat durian sejati silakan datang ke Heng 24 Durian di kawasan Augang, Singapura. Beragam jenis durian dan olahannya tersaji di sana. Tan Kim Heng, pemilik toko khusus durian itu, siap melayani Anda. Sekitar sekilo dari Heng 24 Durian ada Emi Durian yang menjajakan beragam penganan berbahan baku durian. Salah satu andalan rockery icy sealed, sebuah tart yang dijual $20 sampai $200 setara Rp100.000 sampai Rp1.000.000, tergantung ukuran.
Durian Palsu
Sultan Durian di bilangan Geylang Utara, toko lain yang patut disambangi. Di sana si raja buah tak hanya memuaskan lidah. Cara penataannya pun begitu apik sehingga memuaskan mata. Buah disusun ke atas penuh estetika, ada yang digantung, dan ditata di boks. Harganya bervariasi, Sin$ 10 setara Rp50.000 per 3 buah dan Sin$5 setara Rp25.000 per buah.
Yang unik setiap durian di satu tempat ditandai cat tertentu seukuran koin ratusan lama. Sultan, pemilik toko, menuturkan beberapa konsumen fanatik dengan warna tertentu. Padahal, warna itu untuk membedakan asal pemasok yang memburu durian di berbagai sentra seperti Penang, Pahang, Cameroon Highland, Segamat, dan Johor.
Hati-hati saat membeli suatu keharusan. Pasalnya, tidak semua durian asal Malaysia unggul. Durian dari Pontian dan Ayerhitam di Johor, misalnya, dikenal sebagai bermutu rendah. Celakanya durian segamat atau durian penang yang lebih enak kerap dicatut namanya. Jadilah durian pontian dan ayerhitam dijajakan sebagai durian segamat atau penang. Itu jelas penipuan publik.