Begitu meninggalkan halaman bandara Sam Ratulangi, 2.000 tegakan jati bagai menyambut kedatangan tamu di bumi Nyiur Melambai. Tanaman tumbuh subur, tinggi rata-rata 8 meter dan berdiameter 13 cm. Itulah bukti kerja keras Haji Bahar, pekebun di Manado, mengembangkan jati. Tanaman keras itu bagi pekebun seperti Bahar ibarat pundi-pundi untuk memenuhi kebutuhan masa depan.
Haji Bahar kini boleh tersenyum puas. Pertumbuhan jati yang ditanam Oktober 2001 di kawasan Bandara Sam Ratulangi Manado tumbuh prima. Suatu hasil yang tak terbayangkan sebelumnya.
Palar Nainggolan, pekebun di Medan, juga kaget melihat pertumbuhan jati demikian cepat. Sekitar 1.900 pohon berumur 2,8 tahun berdiameter 14 sampai 15 cm. Itu berarti melampaui target yang dijanjikan penjual bibit. Biasanya pada umur 3 tahun pun diameter batang 12 sampai 13 cm. “Kuncinya perawatan tanaman,” papar pria 53 tahun itu.
Menurut Ir Lewi Pohar Cuaca, manajer pemasaran PT Monfori Indonesia, kecepatan tumbuh tergantung kualitas bibit, kondisi lingkungan, dan perawatan. Untuk mencapai pertumbuhan optimal, langkah-langkah berikut dapat diikuti.
Pilih bibit berkualitas baik, jelas asal-usulnya, dan bebas hama penyakit. Bibit berharga mahal tak menjamin pertumbuhannya baik. Sebaliknya yang murah bisa saja dipakai asal jelas induknya. Dianjurkan menggunakan bibit hasil kultur jaringan supaya sesuai kualitas induk.
Lahan bebas banjir dan berdrainase baik. Jika tergenang air dapat mengganggu sistem perakaran tanaman. Buat lubang tanam dengan ukuran minimal 50 cm x 50 cm x 50 cm. Pisahkan tanah bagian atas (topsoil) dari tanah bagian bawah.
Campurkan topsoil dengan pupuk dasar berupa 2 sampai 5 kg pupuk kandang, 150 g SP-36, dan 500 g dolomit per lubang tanam. Tambahkan pula 50 g insektisida berbahan aktif karbofuran untuk mengatasi hama tanah. Setelah dicampur merata, kembalikan topsoil di bagian dasar lubang tanam. Tanam bibit di tengah lubang, lalu tutup kembali dengan tanah bagian bawah.
Sampai umur 2 tahun tanaman perlu dipupuk dan dipelihara intensif. Tujuannya agar masa pertumbuhan vegetatif maksimal. Pada umur 3 bulan tanaman dipupuk NPK 15-15-15 sebanyak 100 g/tanaman. Tiga bulan kemudian tanaman dipupuk lagi dengan 100 g NPK15-15-15 dan 100 g KC1.
Selanjutnya pemupukan setiap 6 bulan hingga umur 2 tahun. Yang diberikan NPK 15-15-15 dengan dosis 150 g per tanaman. Bersamaan dengan pemupukan dilakukan pendangiran dan pembersihan gulma di sekitar batang tanaman.
Untuk menghasilkan batang bebas cabang dan mata kayu, pangkas cabang yang tidak perlu sejak dini. Usahakan pemangkasan minimal 50% dari tinggi tanaman. Gunakan pisau, gergaji prunning, atau gunting pangkas. Pemangkasan tepat di pangkal batang supaya rata dengan batang.
Luka bekas pangkasan ditutup ter atau parafin untuk menghindari bibit penyakit masuk. Biasanya, luka pangkasan sembuh dalam 1 sampai 2 bulan. Kini permukaan kulit batang tampak lebih mulus.
Pada masa pertumbuhan, jati sering mengalami gangguan hama penyakit. Serangannya dapat menimbulkan kerugian serius. Hama utama yang dapat merusak tegakan jati di antaranya ulat pemakan daun Hyblaea puera dan penggerek batang Xyleutes ceramica. Sedangkan penyakit yang serius antara lain mati pucuk yang disebabkan faktor alam.
Serangan hama penyakit diatasi melalui pengawasan intensif, sanitasi kebun (circle weeding), pemupukan teratur, dan pengaturan drainase yang baik. Saat tingkat serangan masih rendah semprot dengan pestisida sistemik atau kendalikan secara mekanis. Dengan perawatan intensif hasil yang dituai kelak juga memadai.
Haji Bahar kini boleh tersenyum puas. Pertumbuhan jati yang ditanam Oktober 2001 di kawasan Bandara Sam Ratulangi Manado tumbuh prima. Suatu hasil yang tak terbayangkan sebelumnya.
Palar Nainggolan, pekebun di Medan, juga kaget melihat pertumbuhan jati demikian cepat. Sekitar 1.900 pohon berumur 2,8 tahun berdiameter 14 sampai 15 cm. Itu berarti melampaui target yang dijanjikan penjual bibit. Biasanya pada umur 3 tahun pun diameter batang 12 sampai 13 cm. “Kuncinya perawatan tanaman,” papar pria 53 tahun itu.
Menurut Ir Lewi Pohar Cuaca, manajer pemasaran PT Monfori Indonesia, kecepatan tumbuh tergantung kualitas bibit, kondisi lingkungan, dan perawatan. Untuk mencapai pertumbuhan optimal, langkah-langkah berikut dapat diikuti.
Bibit Jati bermutu

Lahan bebas banjir dan berdrainase baik. Jika tergenang air dapat mengganggu sistem perakaran tanaman. Buat lubang tanam dengan ukuran minimal 50 cm x 50 cm x 50 cm. Pisahkan tanah bagian atas (topsoil) dari tanah bagian bawah.
Campurkan topsoil dengan pupuk dasar berupa 2 sampai 5 kg pupuk kandang, 150 g SP-36, dan 500 g dolomit per lubang tanam. Tambahkan pula 50 g insektisida berbahan aktif karbofuran untuk mengatasi hama tanah. Setelah dicampur merata, kembalikan topsoil di bagian dasar lubang tanam. Tanam bibit di tengah lubang, lalu tutup kembali dengan tanah bagian bawah.
Pangkas sejak dini

Selanjutnya pemupukan setiap 6 bulan hingga umur 2 tahun. Yang diberikan NPK 15-15-15 dengan dosis 150 g per tanaman. Bersamaan dengan pemupukan dilakukan pendangiran dan pembersihan gulma di sekitar batang tanaman.
Untuk menghasilkan batang bebas cabang dan mata kayu, pangkas cabang yang tidak perlu sejak dini. Usahakan pemangkasan minimal 50% dari tinggi tanaman. Gunakan pisau, gergaji prunning, atau gunting pangkas. Pemangkasan tepat di pangkal batang supaya rata dengan batang.
Luka bekas pangkasan ditutup ter atau parafin untuk menghindari bibit penyakit masuk. Biasanya, luka pangkasan sembuh dalam 1 sampai 2 bulan. Kini permukaan kulit batang tampak lebih mulus.
Pada masa pertumbuhan, jati sering mengalami gangguan hama penyakit. Serangannya dapat menimbulkan kerugian serius. Hama utama yang dapat merusak tegakan jati di antaranya ulat pemakan daun Hyblaea puera dan penggerek batang Xyleutes ceramica. Sedangkan penyakit yang serius antara lain mati pucuk yang disebabkan faktor alam.
Serangan hama penyakit diatasi melalui pengawasan intensif, sanitasi kebun (circle weeding), pemupukan teratur, dan pengaturan drainase yang baik. Saat tingkat serangan masih rendah semprot dengan pestisida sistemik atau kendalikan secara mekanis. Dengan perawatan intensif hasil yang dituai kelak juga memadai.