Arwana I Tiaw Lung: Keunikan, Harga, dan Penjelasan Pola yang Membuatnya Menarik


Arwana I Tiaw Lung: Keunikan, Harga, dan Penjelasan Pola yang Membuatnya Menarik

Arwana I Tiaw Lung telah lama menjadi perbincangan di kalangan para kolektor ikan hias. Dikenal dengan keunikan dan pola yang menarik, ikan ini memiliki popularitas yang tinggi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang Arwana I Tiaw Lung, termasuk keunikan yang sulit didapat, harga yang mencengangkan, dan penjelasan pola menarik yang dimilikinya.

Keunikan Arwana I Tiaw Lung: Keindahan yang Jarang Ditemui

Arwana I Tiaw Lung termasuk dalam kategori ikan yang sangat langka dan sulit ditemukan. Hanya sekitar 2 dari 1.000 anakan ikan Scleropages formosus yang memiliki pola I Tiaw Lung ini. Keunikan ini membuatnya menjadi incaran para kolektor ikan, dan sebagai akibatnya, harga Arwana I Tiaw Lung jauh lebih tinggi dibandingkan dengan varietas arwana lainnya.

Harga Arwana I Tiaw Lung: Mencapai Angka yang Mengejutkan

Harga Arwana I Tiaw Lung memang tak bisa diremehkan. Sebagai contoh, di pasaran internasional, seorang penjual di Singapura menjual Arwana I Tiaw Lung jenis golden platinum crossback berukuran 20 cm dengan harga US$15.000 atau setara dengan Rp143 juta. Alasan di balik harga yang mencengangkan ini adalah keyakinan bahwa Arwana I Tiaw Lung membawa keberuntungan yang lebih besar bagi pemiliknya. Faktor ini membuat minat terhadap ikan ini semakin meningkat.

Penjelasan Pola I Tiaw Lung: Keindahan yang Tersembunyi

Penelitian yang dilakukan oleh kolektor ikan, Nono Ning Prayitno, memberikan penjelasan yang menarik mengenai pola I Tiaw Lung pada Arwana. Pola ini mulai terlihat ketika ikan mencapai panjang minimal 8 hingga 10 cm. Pada tahap ini, sisik-sisik mulai membesar mengikuti pertumbuhan ikan. Pada ukuran di bawah 8 cm, sisik-sisik masih terlalu rapat, dan sisik ke-7 yang biasanya pecah menjadi 2 pada arwana normal terlihat bersatu. Namun, jika diperhatikan dengan seksama, akan terlihat garis tipis yang nantinya memisahkan 2 sisik tersebut.

Arwana dengan tipe tubuh boxer memiliki kemungkinan terbesar untuk menghasilkan pola I Tiaw Lung. Arwana tipe boxer memiliki kepala kecil namun tubuh yang besar. Menurut Nono, ketika arwana tipe boxer mencapai panjang 20 hingga 30 cm, pola I Tiaw Lung akan mulai terlihat. Hal ini disebabkan oleh pecahan sisik ke-7 yang secara perlahan melebar ke samping, dimungkinkan oleh posisi punggung pada tipe boxer yang cenderung naik. Oleh karena itu, persentase kemunculan Arwana I Tiaw Lung pada arwana tipe boxer bisa mencapai 60%.

Namun, terdapat juga kasus di mana sisik ke-7 pada Arwana I Tiaw Lung menyempit dan terjepit, sehingga polanya masih lurus meskipun tidak rata jagung. Jenis ini dikenal sebagai semi I Tiaw Lung dan kurang diminati oleh para penggemar Arwana I Tiaw Lung yang lebih memilih pola yang lebih sempurna.

Kesimpulan: Arwana I Tiaw Lung, Kekayaan dalam Keindahan Polanya

Arwana I Tiaw Lung adalah varietas ikan Arwana yang unik dan memikat. Harganya yang mencengangkan di pasaran internasional membuatnya menjadi idaman para kolektor ikan. Pola I Tiaw Lung yang sulit didapat memberikan daya tarik tersendiri bagi penggemar ikan hias. Dari penelitian yang mendalam, kita dapat memahami bahwa pola I Tiaw Lung pada Arwana mulai terlihat setelah mencapai ukuran tertentu, dan kemungkinan terbesar ada pada Arwana dengan tipe tubuh boxer.

Dengan keindahan yang memikat, Arwana I Tiaw Lung membawa harapan dan keberuntungan bagi pemiliknya. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa minat terhadap Arwana I Tiaw Lung terus meningkat. Sebagai penggemar ikan Arwana, mari kita bersama-sama menjaga keberlanjutan spesies ini dan menghargai keindahan yang terpancar dari setiap Arwana I Tiaw Lung yang ada di dunia.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus