Nun di Ratchaburi, Thailand, ada jambu air super jumbo. Buah berwarna merah menyala seukuran kaleng susu kental manis. Cukup makan sebuah dijamin kenyang. Opas Kasertsuanpetch, sangpekebun, malah sudah mengekspor thongsamsi sebutannya di negara Siam sampai ke Hongkong. Jangan kaget kalau itu sebenarnya citra asli Indonesia.
Bandingkan dengan citra yang ada di tanah air. Sejak diperkenalkan oleh Mohammad Reza Tirtawinata pada 1993, pekebunnya masih hitungan jari. Kebanyakan ditanam dalam pot sebagai hobi. Buahnya jangan cari di pasaran karena mustahil ditemukan.
Di Taman Buah Mekarsari (TBM) baru 40 pohon dengan kondisi memprihatinkan. Diameter batang hanya 6 sampai 7 cm. Hanya 2 pohon yang dipelihara intensif dalam pot di rumah plastik. Hasilnya, ia berbuah lebat, yang merupakan sifat unggul jambu itu.
Fakta bahwa citra berhasil diusahakan secara komersial oleh petani di negara Gajah Putih itu jelas membuat TBM seperti kecolongan. Wajar kalau Siti Hutami, direktur PT Mekar Unggul Sari, induk TBM, terbang ke sentra penanaman. di Thailand untuk membuktikan.
Gara-gara thongsamsi juga Opas menangguk laba bersih 2-juta bath setara Rp400-juta pada awal tahun ini. Itu hasil panen jambu dari lahan seluas 3 ha periode Januari Maret. Keuntungan serupa hampir pasti dirasakan oleh para petani mitra yang mengelola 17.000 pohon yang tersebar di sentra penanaman di Kabupaten Damnemsaduak.
Pemasaran pun sangat mudah. Hampir 90% produksi dari Damnemsaduak habis diserap pasar lokal setempat. Thongsamsi bahkan mengalahkan peth samphran yang andalan Thailand. Data Departement of Agriculture Extension (DOEA) Provinsi Ratchaburi, menunjukkan hal serupa.
Jambu asal Indonesia itu kini peringkat teratas dari segi harga dan volume penjualan di pasar lokal Thailand, mengungguli petch samphran.
“Selebihnya diekspor ke Hongkong,” kata Opas. Itu pun karena eksportir datang ke kebun. Permintaan negara lain belum terlayani karena produksi terbatas. Jangankan untuk meningkatkan volume ekspor, Thalaat Thai pasar agribisnis terbesar saja belum terlayani.
Opas mencantumkan nama java rose apple untuk jambu yang diekspor. Itu untuk mengingat jasa baik Indonesia menemukan citra.
Wajar saja buah berbentuk lonceng itu kini jadi favorit warga Bangkok. Warna menarik: merah cerah, pink, dan ujung putih mengkilap makanya digelari thongsamsi, artinya emas 3 warna. Tingkat kemanisan 12 sampai 15brix. Karena itu ia tahan simpan hingga 7 hari.
Yang berukuran superjumbo 3 buah/kg cuma 10%, selebihnya 4 sampai 6 buah/kg atau 175 sampai 250 g. Itu pun sudah jauh mengungguli citra yang asli, 100 sampai 180 g.
Waktu dipamerkan di Expo Agrotour ia jadi pusat perhatian. Sebuah tabulampot sarat buah berukuran jumbo berhasil menyedot pengunjung masuk ke paviliun berukuran 4 m x 4 m. Di dalam gerai yang serba merah itu pengunjung pun terkagum-kagum menyaksikan ratusan thongsamsi dalam perahu kayu mini ukuran 150 cm x 60 cm.
Opas Kasertsuanpetch seperti sudah menduga animo pengunjung. Ia telah menyiapkan buah icip-icip gratis. Tak lupa diberi label “Thongsamsi, Jambu Air Super” dan menempelkan selembar promosi, “Jambu super ini hasil budidaya jambu unggul dari Indonesia.
Jenis baru unggulan Provinsi Ratchaburi.” Usai mencicipi, pengunjung yang memadati arena pameran sejak pukul 09.00 memborong buah seharga 80 baht itu. Dengan kualitas prima wajar 1,2 kuintal jambu seharga Rp18.000/kg ludes dalam 4 jam.
Bukan kali itu saja, thongsamsi dipromosikan. Ia pertama kali diperkenalkan di Museum Pertanian Pathumthani pada Agro Industri Expo Agustus 2002. Selain buah, dijual juga bibit umur 3 bulan 40 baht/pohon setara Rp9.000. Waktu itu jambu berukuran super itu sudah diperkenalkan sebagai turunan citra. Setelah melihat bentuk buah, warna, dan cuping buah, Mohammad Reza Tirtawinata, penemu citra membenarkan hal itu.
[caption id="attachment_4701" align="aligncenter" width="1511"]
Selain sosok menarik, thongsamsi jumbo dan manis[/caption]
Cerita manis mengebunkan jambu citra dirintis Opas sejak 1995. Waktu itu alumnus Fakultas Pertanian, Kasersart University 1973 itu membawa cincalo merah dari Indonesia. Jambu air merah itu disilang dengan thun klao yang putih kehijauan. Turunannya, petch nampheung merajai pasar periode 1996 sampai 2002. Harga jambu air hijau itu 80baht/kg di pasar swalayan, setara Rp17.600/kg.
Namun, Opas belum puas dengan hasil yang dicapai. Pada 1998, pria berusia 51 tahun itu membeli bibit jambu air citra dari Taman Buah Mekarsari (TBM). Unggulan Indonesia itu kemudian disambung ke batang petch nampeung.
Hasilnya luar biasa, sifat buah mengungguli kedua induk. Dengan teknologi budidaya ala Thailand, ukuran buah jadi jumbo. Di pasar swalayan harga mencapai 120baht/ kg, setara Rp26.400.
Bandingkan dengan citra yang ada di tanah air. Sejak diperkenalkan oleh Mohammad Reza Tirtawinata pada 1993, pekebunnya masih hitungan jari. Kebanyakan ditanam dalam pot sebagai hobi. Buahnya jangan cari di pasaran karena mustahil ditemukan.
Di Taman Buah Mekarsari (TBM) baru 40 pohon dengan kondisi memprihatinkan. Diameter batang hanya 6 sampai 7 cm. Hanya 2 pohon yang dipelihara intensif dalam pot di rumah plastik. Hasilnya, ia berbuah lebat, yang merupakan sifat unggul jambu itu.
Fakta bahwa citra berhasil diusahakan secara komersial oleh petani di negara Gajah Putih itu jelas membuat TBM seperti kecolongan. Wajar kalau Siti Hutami, direktur PT Mekar Unggul Sari, induk TBM, terbang ke sentra penanaman. di Thailand untuk membuktikan.
Peringkat teratas

Pemasaran pun sangat mudah. Hampir 90% produksi dari Damnemsaduak habis diserap pasar lokal setempat. Thongsamsi bahkan mengalahkan peth samphran yang andalan Thailand. Data Departement of Agriculture Extension (DOEA) Provinsi Ratchaburi, menunjukkan hal serupa.
Jambu asal Indonesia itu kini peringkat teratas dari segi harga dan volume penjualan di pasar lokal Thailand, mengungguli petch samphran.
“Selebihnya diekspor ke Hongkong,” kata Opas. Itu pun karena eksportir datang ke kebun. Permintaan negara lain belum terlayani karena produksi terbatas. Jangankan untuk meningkatkan volume ekspor, Thalaat Thai pasar agribisnis terbesar saja belum terlayani.
Opas mencantumkan nama java rose apple untuk jambu yang diekspor. Itu untuk mengingat jasa baik Indonesia menemukan citra.
Favorit Bangkok
Wajar saja buah berbentuk lonceng itu kini jadi favorit warga Bangkok. Warna menarik: merah cerah, pink, dan ujung putih mengkilap makanya digelari thongsamsi, artinya emas 3 warna. Tingkat kemanisan 12 sampai 15brix. Karena itu ia tahan simpan hingga 7 hari.
Yang berukuran superjumbo 3 buah/kg cuma 10%, selebihnya 4 sampai 6 buah/kg atau 175 sampai 250 g. Itu pun sudah jauh mengungguli citra yang asli, 100 sampai 180 g.
Waktu dipamerkan di Expo Agrotour ia jadi pusat perhatian. Sebuah tabulampot sarat buah berukuran jumbo berhasil menyedot pengunjung masuk ke paviliun berukuran 4 m x 4 m. Di dalam gerai yang serba merah itu pengunjung pun terkagum-kagum menyaksikan ratusan thongsamsi dalam perahu kayu mini ukuran 150 cm x 60 cm.
Opas Kasertsuanpetch seperti sudah menduga animo pengunjung. Ia telah menyiapkan buah icip-icip gratis. Tak lupa diberi label “Thongsamsi, Jambu Air Super” dan menempelkan selembar promosi, “Jambu super ini hasil budidaya jambu unggul dari Indonesia.
Jenis baru unggulan Provinsi Ratchaburi.” Usai mencicipi, pengunjung yang memadati arena pameran sejak pukul 09.00 memborong buah seharga 80 baht itu. Dengan kualitas prima wajar 1,2 kuintal jambu seharga Rp18.000/kg ludes dalam 4 jam.
Bukan kali itu saja, thongsamsi dipromosikan. Ia pertama kali diperkenalkan di Museum Pertanian Pathumthani pada Agro Industri Expo Agustus 2002. Selain buah, dijual juga bibit umur 3 bulan 40 baht/pohon setara Rp9.000. Waktu itu jambu berukuran super itu sudah diperkenalkan sebagai turunan citra. Setelah melihat bentuk buah, warna, dan cuping buah, Mohammad Reza Tirtawinata, penemu citra membenarkan hal itu.
Asal Indonesia
[caption id="attachment_4701" align="aligncenter" width="1511"]

Cerita manis mengebunkan jambu citra dirintis Opas sejak 1995. Waktu itu alumnus Fakultas Pertanian, Kasersart University 1973 itu membawa cincalo merah dari Indonesia. Jambu air merah itu disilang dengan thun klao yang putih kehijauan. Turunannya, petch nampheung merajai pasar periode 1996 sampai 2002. Harga jambu air hijau itu 80baht/kg di pasar swalayan, setara Rp17.600/kg.
Namun, Opas belum puas dengan hasil yang dicapai. Pada 1998, pria berusia 51 tahun itu membeli bibit jambu air citra dari Taman Buah Mekarsari (TBM). Unggulan Indonesia itu kemudian disambung ke batang petch nampeung.
Hasilnya luar biasa, sifat buah mengungguli kedua induk. Dengan teknologi budidaya ala Thailand, ukuran buah jadi jumbo. Di pasar swalayan harga mencapai 120baht/ kg, setara Rp26.400.