Bisnis Guppy: Rahasia Kesuksesan Peternak Yusuf yang Menghasilkan Rp5 Juta per Bulan!


 Pagi itu, udara Jakarta masih terasa segar dengan embun yang menyelimuti. Meski gelap malam masih membayang, Achmad Yusuf tak gentar mencari kutu air di sekitar Sungai Rawamangun, Jakarta Timur. Tugas rutin ini menjadi tanggung jawab anak buahnya, sementara Yusuf sendiri lebih fokus mengurus ikan dan menerima tamu di peternakan sederhana yang terletak di halaman depan rumahnya dengan luas 100 m2. Di sana, puluhan akuarium berukuran 100 cm x 30 cm x 35 cm untuk induk dan pembesaran burayak guppy tersusun rapi di rak kayu tiga tingkat.

Yusuf memiliki kecermatan dalam memanfaatkan ruang yang terbatas. Di lantai dekat akuarium, ia meletakkan puluhan baskom berdiameter 30 hingga 40 cm untuk pembesaran larva. Selain itu, empat kolam permanen dengan kedalaman 0,3 m digunakan sebagai tempat pemijahan ikan guppy, yang dikenal juga sebagai “seribu luput”. Dari Poecilia reticulata itulah Yusuf dan ketiga anaknya menghasilkan laba bersih sebesar Rp5 juta per bulan dari penjualan sekitar 6.000 ekor guppy.

Kelahiran di Jakarta 34 tahun yang lalu menjadikan Yusuf sebagai seorang peternak yang handal. Sejak tahun 1992, ia telah menggeluti beternak guppy secara serius. Saat remaja lain bermain atau berkeluyuran di luar sekolah, Yusuf malah mencari pakan alami untuk ikan peliharaannya. Dalam sebulan, ia mampu memproduksi sekitar 2.000 ekor guppy dengan harga jual Rp80 per ekor, yang memberinya penghasilan tambahan sebesar Rp160.000 per bulan.

Meski usahanya tidak selalu berjalan mulus akibat kesalahan fatal yang pernah ia lakukan, Yusuf tetap optimis. Sebelumnya, ia tergoda oleh tawaran harga tinggi dari pembeli baru dan mengkhianati kepercayaan pelanggan lamanya. Akibatnya, pelanggan lamanya mengetahui tindakan tersebut dan memutuskan kerjasama. Sementara pembeli baru yang diharapkan tak kunjung datang.

Berbeda dengan peternak lain yang beralih ke ikan lou han ketika usaha beternak cupang menurun, Yusuf justru memilih untuk tetap fokus pada guppy. Menurutnya, keturunan dari famili Poecilidae ini lebih mudah dikendalikan, sedangkan lou han cenderung “meledak” dalam jumlah produksi yang berlebihan.

Pada saat yang sama, permintaan terhadap guppy semakin meningkat di berbagai daerah seperti Malang, Semarang, dan Bandung. Yusuf, yang juga sering menjadi juri dalam kompetisi ikan cupang, pernah mendengar pembicaraan rekan-rekannya tentang harga guppy yang sangat tinggi. Pada awalnya, ia tidak percaya, “Bagaimana mungkin hobi itu bisa menghasilkan uang?,” pikir Yusuf.

Namun, setelah ia membaca buku dan mencari tahu lebih lanjut melalui internet, Yusuf menjadi semakin tertarik. Ia mendapati bahwa ikan hias ini memang memiliki pasar yang menjanjikan, terutama ketika permintaan sedang tinggi menjelang perayaan Idul Fitri atau Natal. “Seandainya aku fokus dan memperbaiki kualitas, tentu hasilnya akan lebih baik lagi,” gumam Yusuf.

Saat ini, Yusuf juga menjual guppy melalui marketplace online. Ia menyadari potensi pasar yang lebih luas dapat dijangkau dengan memanfaatkan platform digital ini. Dalam menjalankan bisnisnya, Yusuf tidak sendirian. Tiga anaknya yang telah lulus kuliah juga ikut terlibat dalam mengembangkan usaha ini.

Melalui perjalanan panjang sebagai peternak guppy, Yusuf telah mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan yang berharga. Ia juga telah berbagi ilmu dan memberikan pelatihan kepada peternak guppy pemula di sekitar tempat tinggalnya. Hal ini merupakan salah satu upayanya untuk mengembangkan komunitas peternak guppy yang lebih baik dan berkualitas.

Dalam era digital ini, usaha peternakan guppy Yusuf semakin berkembang pesat. Dukungan dari komunitas peternak dan promosi melalui platform online membuat penjualannya semakin meningkat. Dengan keuletan, ketekunan, dan semangat yang tidak pernah padam, Yusuf berhasil menjadi seorang peternak guppy yang sukses.

Jika Anda tertarik untuk memulai beternak guppy, Anda dapat mengikuti jejak Yusuf. Perhatikan aspek-aspek berikut ini untuk memulai usaha peternakan guppy yang sukses:

  1. Pengetahuan dan Pengalaman: Pelajari dan pahami betul tentang guppy, termasuk aspek pemeliharaan, reproduksi, dan kesehatannya. Tingkatkan pengetahuan Anda melalui buku, sumber online, dan konsultasi dengan peternak berpengalaman.
  2. Ruang dan Akuarium: Siapkan ruang yang cukup untuk membuka peternakan guppy. Akuarium dengan ukuran yang sesuai dan pencahayaan yang cukup penting untuk memastikan kenyamanan dan kesehatan ikan.
  3. Bibit Guppy Berkualitas: Dapatkan bibit guppy dari peternak terpercaya atau pemulia guppy yang menghasilkan varietas unggulan. Pastikan bibit yang Anda beli sehat, bebas penyakit, dan berkualitas.
  4. Makanan dan Pakan: Berikan pakan yang berkualitas kepada guppy Anda untuk memastikan pertumbuhan dan kesehatan yang optimal. Sediakan variasi pakan, seperti pelet, cacing, atau serangga kecil, agar guppy mendapatkan nutrisi yang seimbang.
  5. Perawatan dan Pemeliharaan: Jaga kebersihan akuarium, monitor kualitas air, dan lakukan perawatan rutin seperti pergantian air secara berkala. Pastikan suhu air dan pH tetap stabil sesuai dengan kebutuhan guppy.
  6. Pemasaran dan Promosi: Manfaatkan platform online, seperti marketplace atau media sosial, untuk memasarkan dan mempromosikan ikan guppy Anda. Berikan foto dan deskripsi yang menarik serta tawarkan layanan pengiriman yang cepat dan aman.
  7. Komunitas dan Jaringan: Bergabunglah dengan komunitas peternak guppy dan jalin hubungan dengan peternak lain. Pertukaran informasi dan pengalaman dapat membantu Anda dalam mengembangkan usaha.

Dalam beternak guppy, kesabaran dan ketekunan merupakan kunci utama. Perjalanan mungkin tidak selalu mulus, tetapi dengan tekad dan kerja keras, Anda juga dapat mencapai kesuksesan seperti Yusuf. Selamat mencoba dan semoga sukses dalam peternakan guppy Anda!

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus