Ia berenang bagai gerakan gelombang yang mengalun dari arah depan ke belakang. Tampak anggun ketika sirip dada yang lebar dikepakkan seperti sayap burung. Elegan nian pari itu. Namun, di balik kemolekannya tersimpan racun mematikan di sepanjang ekornya yang berduri. Perpaduan 2 sifat yang bertentangan itu membuat hobiis jatuh hati.
Tak berlebihan bila beberapa bulan terakhir pari air tawar mulai banyak menghias akuarium hobiis. “Saya tertarik pari karena gaya berenangnya dan waktu makan. Karena mulutnya di bawah, cara makannya seperti tikus,” kata Tedy Sanjaya, hobiis pari hias di Jakarta. Penampilan ikan bertubuh cakram itu memang menawan. Pari Potamotrygon motoro yang dipajang Tedy, misalnya, senantiasa menyedot perhatian orang.
Tubuh berwarna cokelat dihiasi lingkaran-lingkaran kekuningan yang dilapisi warna hitam. Sangat kontras. Ukurannya tubuhnya mirip jam dinding atau berdiameter 30 cm. Ekornya yang mencapai 25 cm pun dihiasi lingkaran.
Semakin ke pangkal, ukuran totol-totol mengecil. Totol pada pari dapat diidentikkan marking pada lou han.
Jika titik lingkaran itu dihubung-hubungkan acap diasosiasikan sebagai wajah orang yang tertawa, tersenyum, atau rasi bintang di langit. Pada akhirnya bentuk ikan itu, “Tergantung bayangan kita. Ia mirip gambar 3 dimensi,” tutur Jerry Yap, hobiis pari. Jenis lain, P. hystrix yang mempunyai variasi warna krem, totol-totol, dan cokelat kehitaman.
Berhasrat untuk memelihara pari air tawar? Sebaiknya berhati-hati karena ekornya yang panjang itu berduri dan beracun. “Jika merasa diganggu pergerakan ekornya cepat sekali,” ujar Tedy. Akibat sengatannya tubuh panas-dingin seperti disengat lele. Tedy memasukkan ekor pari ke dalam selang transparan untuk mencegah sengatan. Di rumahnya sarjana Ekonomi itu memelihara 200 sampai 300 ekor yang terdiri atas 20 jenis.
Mereka bukan warga asli di sini, tetapi didatangkan dari Amerika Selatan-. Habitat aslinya di Brasil, Kolombia, dan Peru. Di negara-negara Amerika Latin itu pari juga dimanfaatkan sebagai ikan hias. Ikan yang berkembang biak dengan beranak itu ditempatkan bersama ikan sapu-sapu sebagai pendamping arwana.
[caption id="attachment_4244" align="aligncenter" width="1032"]
Potamotrygon reticulatus dan P. hystrix[/caption]
Seperti pari laut Rhinoptera javanica, pari air tawar juga kadang bermalas-malasan. Di alam ia bersembunyi di balik pasir atau liang. Kebiasaan itu dibawa juga ketika ia hidup di akuarium. Saat bersembunyi itu ia berharap semoga remis, kijing, atau invertebrata lain melintas di hadapannya. Itulah saat yang ditungu-tunggu. Secepat kilat pari menyergap mangsanya.
Giginya memang amat tajam. Belum lagi sabetan ekor yang fleksibel laksana pecut. Ia mampu mengayunkan ekor ke depan dan samping amat cepat untuk melumpuhkan mangsa. Di Brasil pernah anak berenang di dekat liang pari. Ia tak mengira pari tengah mengancam jiwanya. Benar juga tak lama kemudian ikan itu menyerang perut, sehingga terjadi pendarahan hebat dan meninggal.
Saat ini harga seekor pari leopoldy Rp3,7-juta. Tingginya harga antara lain disebabkan tingkat kematian 80%, setelah menempuh perjalanan panjang dari negeri Telenovela. Jenis lain seperti pearl ray dan tiger ray malah mencapai Rpl5-juta sampai Rp25-juta per ekor.
Maklum, mereka mahluk langka. Yang relatif murah adalah jenis motoro. Di pasaran ia dijajakan Rp 1-juta.
Harga yang relatif sama juga berlaku di Thailand. Di sana pari hias juga tengah digandrungi sejak didatangkan 10 tahun silam.
[caption id="attachment_4243" align="aligncenter" width="534"]
Berburu pari ke Amerika Selatan[/caption]
Bila tertarik memelihara pari hias, pilihlah ikan muda. Pari yang dipelihara sudah dewasa berkecenderungan enggan berkembang biak. Pilih ikan bertubuh gemuk. Indikasinya pangkal ekor menggelembung. Di bagian itulah letak lambung pari tempat mencerna setiap pakan. Ikan yang bergerak lincah menandakan kondisinya sehat; diam, sakit. Hal lain yang mesti dicermati, kemulusan kulit.
Karena pari berenang ke sana ke mari, goresan di tubuhnya sering terjadi. Pari berlendir di permukaan tubuh sebagai indikasi ikan sakit. Ikan bertubuh gepeng itu mudah dibedakan jenis kelaminnya. Perhatikan ketika ia berenang. Jika di bawah pangkal ekor terdapat 2 tonjolan seukuran ujung pena, dapat dipastikan ia berkelamin jantan dan sebaliknya. Warna dan corak tubuh jantan lebih cerah. Tujuannya, agar ia lebin mudah memikat calon pasangan saat dewasa atau umur 3 tahun.
Pari air tawar menyimpan keindahan khas tersendiri, meski ia juga berbahaya. Namun, hal yang memicu bahaya dapat diatasi dengan pemasangan selang kecil. Dengan begitu kini calon hobiis tak perlu risau bila berhasrat memiliknya. Jadi, tidak seperti tembang lawas yang dilantunkan Ari Wibowo. Madu di tangan kananmu, racun di tangan kirimu. Aku tak tahu mana yang akan kauberikan padaku. Sebab, “madu dan racun” itu ada di satu tubuh: pari hias. Keputusan untuk memiliknya ada di tangan Anda.
Tak berlebihan bila beberapa bulan terakhir pari air tawar mulai banyak menghias akuarium hobiis. “Saya tertarik pari karena gaya berenangnya dan waktu makan. Karena mulutnya di bawah, cara makannya seperti tikus,” kata Tedy Sanjaya, hobiis pari hias di Jakarta. Penampilan ikan bertubuh cakram itu memang menawan. Pari Potamotrygon motoro yang dipajang Tedy, misalnya, senantiasa menyedot perhatian orang.
Tubuh berwarna cokelat dihiasi lingkaran-lingkaran kekuningan yang dilapisi warna hitam. Sangat kontras. Ukurannya tubuhnya mirip jam dinding atau berdiameter 30 cm. Ekornya yang mencapai 25 cm pun dihiasi lingkaran.
Semakin ke pangkal, ukuran totol-totol mengecil. Totol pada pari dapat diidentikkan marking pada lou han.
Dibungkus selang

Berhasrat untuk memelihara pari air tawar? Sebaiknya berhati-hati karena ekornya yang panjang itu berduri dan beracun. “Jika merasa diganggu pergerakan ekornya cepat sekali,” ujar Tedy. Akibat sengatannya tubuh panas-dingin seperti disengat lele. Tedy memasukkan ekor pari ke dalam selang transparan untuk mencegah sengatan. Di rumahnya sarjana Ekonomi itu memelihara 200 sampai 300 ekor yang terdiri atas 20 jenis.
Mereka bukan warga asli di sini, tetapi didatangkan dari Amerika Selatan-. Habitat aslinya di Brasil, Kolombia, dan Peru. Di negara-negara Amerika Latin itu pari juga dimanfaatkan sebagai ikan hias. Ikan yang berkembang biak dengan beranak itu ditempatkan bersama ikan sapu-sapu sebagai pendamping arwana.
Siapkan Pasir Dalam Aquarium
[caption id="attachment_4244" align="aligncenter" width="1032"]

Seperti pari laut Rhinoptera javanica, pari air tawar juga kadang bermalas-malasan. Di alam ia bersembunyi di balik pasir atau liang. Kebiasaan itu dibawa juga ketika ia hidup di akuarium. Saat bersembunyi itu ia berharap semoga remis, kijing, atau invertebrata lain melintas di hadapannya. Itulah saat yang ditungu-tunggu. Secepat kilat pari menyergap mangsanya.
Giginya memang amat tajam. Belum lagi sabetan ekor yang fleksibel laksana pecut. Ia mampu mengayunkan ekor ke depan dan samping amat cepat untuk melumpuhkan mangsa. Di Brasil pernah anak berenang di dekat liang pari. Ia tak mengira pari tengah mengancam jiwanya. Benar juga tak lama kemudian ikan itu menyerang perut, sehingga terjadi pendarahan hebat dan meninggal.
Saat ini harga seekor pari leopoldy Rp3,7-juta. Tingginya harga antara lain disebabkan tingkat kematian 80%, setelah menempuh perjalanan panjang dari negeri Telenovela. Jenis lain seperti pearl ray dan tiger ray malah mencapai Rpl5-juta sampai Rp25-juta per ekor.
Maklum, mereka mahluk langka. Yang relatif murah adalah jenis motoro. Di pasaran ia dijajakan Rp 1-juta.
Harga yang relatif sama juga berlaku di Thailand. Di sana pari hias juga tengah digandrungi sejak didatangkan 10 tahun silam.
Pilih Ikan Pari Muda
[caption id="attachment_4243" align="aligncenter" width="534"]

Bila tertarik memelihara pari hias, pilihlah ikan muda. Pari yang dipelihara sudah dewasa berkecenderungan enggan berkembang biak. Pilih ikan bertubuh gemuk. Indikasinya pangkal ekor menggelembung. Di bagian itulah letak lambung pari tempat mencerna setiap pakan. Ikan yang bergerak lincah menandakan kondisinya sehat; diam, sakit. Hal lain yang mesti dicermati, kemulusan kulit.
Karena pari berenang ke sana ke mari, goresan di tubuhnya sering terjadi. Pari berlendir di permukaan tubuh sebagai indikasi ikan sakit. Ikan bertubuh gepeng itu mudah dibedakan jenis kelaminnya. Perhatikan ketika ia berenang. Jika di bawah pangkal ekor terdapat 2 tonjolan seukuran ujung pena, dapat dipastikan ia berkelamin jantan dan sebaliknya. Warna dan corak tubuh jantan lebih cerah. Tujuannya, agar ia lebin mudah memikat calon pasangan saat dewasa atau umur 3 tahun.
Pari air tawar menyimpan keindahan khas tersendiri, meski ia juga berbahaya. Namun, hal yang memicu bahaya dapat diatasi dengan pemasangan selang kecil. Dengan begitu kini calon hobiis tak perlu risau bila berhasrat memiliknya. Jadi, tidak seperti tembang lawas yang dilantunkan Ari Wibowo. Madu di tangan kananmu, racun di tangan kirimu. Aku tak tahu mana yang akan kauberikan padaku. Sebab, “madu dan racun” itu ada di satu tubuh: pari hias. Keputusan untuk memiliknya ada di tangan Anda.