Penggunaan Pohon Jarak (Ricinus communis) Sebagai Pestisida Nabati

Bungkil jarak yang kaya zat ricin tokcer mengatasi serangan nematoda, ulat, dan serangga pengganggu tanaman. Di balik faedah itu, ia membahayakan manusia. Hanya dengan dosis 1 mikrogram (setara seperjuta gram) per kg bobot tubuh, ricin mampu merenggut nyawa manusia.

Biji jarak Ricinus communis mengandung 40 sampai 60% Minyak kastor yang dibutuhkan antara lain oleh industri farmasi, kosmetik, dan pelumas. Minyak itu sangat kental, berat jenis tinggi mencapai 0,96, sehingga sulit dilarutkan. Biji yang diambil minyaknya menjadi castor meal alias bungkil yang membahayakan. Biang keladinya ada di zat ricin yang dikandung bungkil mencapai 5%.

Zat berwarna putih telur itu menghambat sintesa protein. Efek yang bikin bulu kuduk berdiri, ricin mampu mematikan pertumbuhan sel. Dosis mematikan ricin melalui suntikan cuma 1 mikrogram per kg bobot tubuh [efn_note]Cornell University Department of Animal Science. https://poisonousplants.ansci.cornell.edu/toxicagents/ricin.html. Accessed 31 Mar. 2021.[/efn_note]. Betapa potensialnya, jika ricin disalahgunakan sebagai senjata biologis.

Mampu Membunuh Manusia


[caption id="attachment_5174" align="aligncenter" width="1511"] Pohon Jarak[/caption]

Lantaran dampak buruk itulah, pemanfaatan anggota famili Euphorbiaceae itu sebagai pestisida nabati sebaiknya dihindari. Soalnya, dikhawatirkan residu yang persisten malah mengkontaminasi sayuran yang dikonsumsi manusia. Selama ini pelaku pertanian organik banyak yang memanfaatkan bungkil itu untuk mengatasi serangan organisme pengganggu tanaman. Celakanya, ricin dikenal sebagai zat racun yang stabil dalam jangka waktu sangat lama.

Konsumsi sayuran yang terpapar ricin, menyebabkan keracunan. Biasanya diikuti rusaknya pembuluh darah dan disusul kematian. Namun, tak semua orang yang terkontaminasi ricin menunjukkan gejala serupa. Lazimnya tergantung daya tahan tubuh. Selain itu, infeksi ricin dapat pula melalui minuman, ujung senjata, luka di kulit, suntikan, isapan tepung, atau semprotan.

Meski zat itu tak bersifat menguap, ketika terhirup dari udara dalam bentuk partikel halus tetap membahayakan. Delapan jam setelah dihirup, terjadi batuk, sesak napas, demam, mual, dan otot dada kejang. Fase berikut, berkeringat, kulit membiru, tekanan darah turun. Kematian terjadi 3 sampai 5 hari setelah infeksi, tergantung dosis yang terinfeksi. Oleh karena itu jika suatu tempat dicurigai terkontaminasi ricin, pemakaian masker suatu keharusan [efn_note]Worbs, Sylvia, et al. “Ricinus Communis Intoxications in Human and Veterinary Medicine-A Summary of Real Cases.” Toxins, vol. 3, no. 10, Oct. 2011, pp. 1332–72. PubMed Central, doi:10.3390/toxins3101332.[/efn_note].

Sebaiknya Hindari


[caption id="attachment_5172" align="aligncenter" width="348"] Minyak bermanfaat, bungkil beracun[/caption]

Setiap tahun Indonesia memproduksi sekitar 15 ton bungkil jarak. Artinya, terdapat 750 kg ricin. Di sisi lain, hingga hari ini vaksin untuk melawan racun itu belum ditemukan. Oleh karena itu tindakan yang memungkinkan untuk mengatasi keracunan paling napas buatan bagi yang sesak napas.

Sebagai pestisida nabati, bungkil jarak ampuh memerangi berbagai organisme pengganggu tanaman. Jika digunakan secara profesional, ricin yang dikandung pun ampuh memerangi sel kanker. Namun, lantaran begitu banyaknya dampak buruk, penggunaannya sebaiknya dihindari. Kebijakan itu pula yang diterapkan di negara-negara Eropa. Jadi, mestinya jaga jarak dengan bungkil jarak agar nyawa tak terenggut sia-sia.
Lebih baru Lebih lama