Salak Wedi Bojonegoro: Kelezatan dan Keunggulan Kultivar Salak Terbaik

Salak Wedi Bojonegoro: Kelezatan dan Keunggulan Kultivar Salak Terbaik

Desa Wedi di Kabupaten Bojonegoro, memiliki kisah menarik seputar penghasilan salak berkualitas tinggi, khususnya varietas unggul yang dikenal dengan sebutan salak Wedi Bojonegoro. Dalam artikel ini, kita akan mengulas dengan mendalam tentang keunggulan dan daya tarik salak Wedi, serta peran penting kultivar salak dalam membentuk identitas daerah.

gambar salak wedi## Salak Wedi Bojonegoro: Kelezatan yang Melegenda

Salak Wedi Bojonegoro serupa dengan Pondoh Sleman yang dikenal di Yogyakarta. Sebuah nama yang semakin dikenal berkat salak cokelat, budeng, dan penjalin. Desa Wedi di Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, telah meraih sorotan sebagai pusat produksi salak berkualitas tinggi. Pada Desember 2020, agrowisata salak Kapas menjadi panggung bagi 80 kultivar salak yang berlaga. Hasilnya, 5 juri dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur sepakat bahwa salak milik Jumiati dari Wedi adalah yang terbaik.

Salak Wedi memiliki daya tarik yang luar biasa. Rasanya manis dengan tekstur yang masir dan renyah saat digigit. Kemanisan buah ini mencapai 16,8° brix, melebihi rata-rata lainnya yang hanya sekitar 16 hingga 16,6° brix. Penampilannya pun mencuri perhatian dengan bentuk buah segitiga panjang dan kulit cokelat mengkilap. Daging buahnya berwarna putih kekuningan yang menggoda.

Namun, keunggulan Salak Wedi tidak hanya pada rasa dan penampilannya. Produktivitasnya juga menonjol, dengan satu tandan berisi 31 hingga 36 buah, sementara rata-rata jenis salak lain hanya 21 hingga 30 buah per tandan. Ukuran dan bobot buahnya pun seragam. Salak ini tumbuh subur berkat tanah agak berpasir dan pasokan air yang mencukupi.

Jejak Sejarah dan Asal Usul Salak Wedi

Kisah Salak Wedi tidak terlepas dari jejak sejarah dan peran sosok KH Cholil, seorang ulama kharismatik di Desa Kramat, Bangkalan, Madura. Ia memiliki keterkaitan emosional dengan salak, sehingga setiap santri yang lulus dan pulang ke daerah asalnya membawa biji salak untuk ditanam di desa kelahirannya. Salah satu santri tersebut, yang berasal dari Bojonegoro, menanam biji salak ini di Desa Wedi.

Dari sini, penanaman salak semakin meluas di berbagai wilayah Bojonegoro. Tanaman-tanaman ini tumbuh subur dan beragam, tergantung selera pemiliknya. Beberapa menyebutnya salak nanas karena aromanya yang mirip nanas, sementara yang lain menyebutnya salak nangka karena aroma nangkanya. Pada akhirnya, salak-salak ini dikelompokkan menjadi tiga kultivar utama.

Kultivar Salak: Ciri Khas dan Peran Penting

Salak Wedi Bojonegoro, sebagai penghasil kultivar salak terbaik, memiliki tiga varietas unggulan. Pertama, kultivar lokal salak cokelat, memiliki penampilan menarik dengan bentuk segitiga dan kulit cokelat mengkilap saat matang. Kedua, kultivar penjalin atau salak gading, yang mirip dengan kultivar lokal namun lebih kecil ukurannya dengan kulit buah yang agak kekuningan. Ciri khasnya adalah ujung buah yang hijau saat masih muda. Terakhir, kultivar budeng, memiliki kulit hitam dan bentuk bulat, serta ukuran yang besar.

Dari ribuan tanaman salak di Bojonegoro, 40% ditanam dengan kultivar lokal, sedangkan sisanya terbagi antara budeng dan gading masing-masing 25%. Hasil kompetisi menunjukkan bahwa kultivar lokal yang berwarna cokelat jauh lebih unggul dibandingkan yang lainnya.

salak yang matang di pohon## Peran Penting Salak Wedi dalam Pengembangan Daerah

Kini, pemerintah dan petani setempat mulai mengembangkan kultivar salak ini sebagai unggulan daerah. Harapannya, Salak Wedi akan menjadi daya tarik yang membawa nama Bojonegoro sejajar dengan Pondoh yang membawa nama Sleman. Keberhasilan salak Wedi Bojonegoro dalam menghadirkan buah berkualitas tinggi juga berkat tanah agak berpasir dengan sumber air yang cukup, menciptakan lingkungan tumbuh yang ideal.

Penutup: Menyemai Potensi Bersama Salak Wedi

Salak Wedi Bojonegoro adalah cerita tentang dedikasi petani lokal dalam menghasilkan buah salak berkualitas tinggi. Keberhasilan mereka telah membawa nama desa ini sebagai pusat produksi salak terbaik. Melalui usaha keras dan cinta pada tanaman, Salak Wedi menggambarkan bagaimana perpaduan antara alam dan budaya mampu menciptakan keunggulan yang luar biasa.

Dukungan dan pengembangan lebih lanjut terhadap kultivar salak ini akan membantu mewujudkan potensi besar bagi daerah ini, menguntungkan semua pihak yang terlibat. Bagikan kisah tentang Salak Wedi Bojonegoro ini kepada teman-temanmu dan mari bersama-sama menghargai hasil karya petani Indonesia yang luar biasa.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus