Kamis, 04 Maret 2021

Sorghum: Solusi Pangan Alternatif yang Multiguna dan Bergizi

Pangan adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, dan dalam era yang terus berkembang ini, penting bagi kita untuk mencari alternatif pangan yang beragam dan berkualitas tinggi. Salah satu tanaman yang menarik perhatian sebagai pangan alternatif adalah Sorghum (Sorghum bicolor L. Moench). Artikel ini akan membahas potensi Sorghum sebagai pangan alternatif, serta peran dan manfaatnya dalam ketahanan pangan masyarakat. Selain itu, kita akan mengeksplorasi bagaimana Sorghum juga dapat berkontribusi sebagai pakan ternak dan bahan baku industri.

tanaman Sorghum

Potensi Sorghum sebagai Pangan Alternatif

Sorghum, atau yang dikenal dengan ladu, memiliki citarasa lezat dan nutrisi yang tinggi. Produk olahan seperti dodol Sorghum mulai mendapatkan perhatian dari pasar luar negeri, terutama Jepang. Sorghum CTY 01, sebuah galur Sorghum yang dikembangkan oleh BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional), menawarkan kualitas tinggi dengan rasa yang lebih manis dan sedikit rasa sepat dibandingkan Sorghum biasa. Kandungan gizinya tak kalah dengan beras, sehingga dapat menjadi alternatif pangan yang menarik untuk konsumsi sehari-hari.

Sorghum sebagai Bahan Baku dan Potensi Multilokasi Budidaya

Potensi Sorghum tidak hanya terbatas pada pangan saja, tapi juga sebagai bahan baku untuk saus dan rising salad. Hal ini menarik minat perusahaan besar seperti PT Lippo Enterprises yang melihat peluang di industri makanan. Di Jawa Barat, upaya multilokasi budidaya Sorghum telah dilakukan dengan menanam lebih dari 17 galur Sorghum, termasuk CTY 01 dan CTY 02. Wilayah Citamatuh menjadi salah satu daerah yang berhasil menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam budidaya Sorghum.

Peran Sorghum dalam Ketahanan Pangan

Peningkatan produksi Sorghum merupakan salah satu upaya untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat. Dalam kondisi lahan marginal yang miskin air, Sorghum mampu menghasilkan hingga 7 ton per hektar. Pemerintah pun melihat potensi Sorghum sebagai solusi untuk mencukupi kebutuhan pangan dan pakan ternak selama musim kering. Dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan pertanian di masa depan, Sorghum memiliki peran strategis dalam menyediakan pangan yang bergizi dan berkelanjutan.

Perbaikan Varietas dan Pemuliaan Tanaman Sorghum

BATAN telah melakukan penelitian pemuliaan tanaman Sorghum melalui teknik mutasi dengan menggunakan radiasi sinar gamma. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan galur-galur tanaman baru yang lebih unggul dan adaptif pada berbagai kondisi lingkungan. Hasil uji coba di daerah kering Gunungkidul menunjukkan tingkat keberhasilan yang sangat baik. Ini membuktikan bahwa upaya pemuliaan tanaman Sorghum telah berhasil meningkatkan produksi dan kualitasnya.

Syarat Tumbuh dan Perawatan Sorghum

Sorghum merupakan tanaman yang adaptif pada suhu 23 hingga 30°C dengan kelembapan relatif 20 hingga 40%. Suhu tanah yang optimal berkisar ± 25°C. Sorghum tumbuh subur di ketinggian di bawah 800 m dpi dengan tingkat curah hujan 375 hingga 425 mm/tahun. Selain itu, Sorghum cenderung menyukai tanah dengan pH antara 5 hingga 7,5.

Proses budidayanya cukup mudah, terutama karena Sorghum bisa ditumpangsarikan dengan jagung. Persiapan lahan terbatas pada pembersihan rumput, dan kondisi lahan dapat dengan atau tanpa olah tanah. Kebutuhan bibit hanya sekitar 1 kg per hektar. Ditanam dengan tugal pada awal musim hujan atau diusahakan saat berbunga tidak bertepatan dengan hujan terus-menerus dan terpaan angin kencang yang bisa menyebabkan gagal panen. Perawatan tanaman Sorghum terbatas pada penyiangan rumput dan pengendalian hama penyakit yang jarang terjadi.

Sorghum sebagai Pangan, Pakan Ternak, dan Bahan Baku Industri

Sorghum memiliki potensi yang luas dalam berbagai sektor, tidak hanya sebagai pangan alternatif, tetapi juga sebagai pakan ternak dan bahan baku industri. Biji Sorghum kaya nutrisi dan dapat digunakan sebagai pangan manusia. Selain itu, Sorghum juga cocok sebagai pakan ternak karena nilai gizinya yang tinggi. Potensi ini menjadikan Sorghum sebagai tanaman multiguna yang berperan penting dalam mendukung keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan.

Kesimpulan

Sorghum adalah pangan alternatif yang menjanjikan dengan nutrisi yang tinggi dan rasa yang lezat. Potensinya sebagai bahan baku saus dan rising salad membuatnya semakin menarik bagi industri makanan. Dengan penelitian dan pemuliaan tanaman yang dilakukan oleh BATAN, Sorghum semakin berkembang dan cocok untuk budidaya di berbagai daerah kering di Indonesia. Peran Sorghum dalam ketahanan pangan masyarakat tidak bisa diabaikan, karena tanaman ini mampu memberikan solusi dalam menghadapi tantangan pertanian dan perubahan iklim di masa depan.

Sekian artikel tentang potensi Sorghum sebagai pangan alternatif. Mari kita dukung budidaya dan pemanfaatan Sorghum secara berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih baik. Bagikan informasi ini dengan orang lain agar semakin banyak yang mengenal potensi dan manfaat Sorghum. Dengan begitu, kita dapat bersama-sama menciptakan masa depan pertanian dan pangan yang lebih berkelanjutan. Terima kasih telah membaca!

Document last updated at: Kamis, 4 Mar 2021