Eksplorasi Kelezatan Kepiting Cangkang Lunak: Proses Peternakan dan Pasar Ekspor Kepiting Bakau di Chonburi, Thailand


Mengungkap Rahasia Pertumbuhan dan Kelezatan Kepiting Cangkang Lunak: Peternakan yang Teliti dan Makanan Laut yang Menggugah Selera di Chonburi, Thailand

Chonburi, Thailand - Kepiting cangkang lunak, juga dikenal sebagai kepiting bakau (Scylla serrata), telah menjadi hidangan laut yang sangat populer di Thailand, terutama di kota Chonburi. Dalam artikel ini, kita akan memperdalam pemahaman kita tentang proses peternakan kepiting yang cermat serta mengeksplorasi kelezatan makanan laut yang terkenal ini.

Keajaiban Ganti Kulit Kepiting Cangkang Lunak

Kepiting bakau mengalami proses yang menarik saat mengganti kulitnya selama beberapa hari. Tubuhnya membengkak hingga 33% lebih besar, dan kulit lama secara perlahan mengelupas, mulai dari capit kaki hingga karapas. Pada tahap ini, kepiting berada dalam kondisi yang sangat lunak [1]. Keunikan kepiting dengan cangkang lunak ini membuatnya sangat disukai oleh para pecinta hidangan laut, karena seluruh bagian tubuhnya dapat dinikmati dengan lezat.

Nutrisi yang Melimpah dalam Kepiting Cangkang Lunak

Selain lezat, kepiting cangkang lunak juga mengandung banyak nutrisi penting seperti kalsium, fosfor, mineral lainnya, dan vitamin. Meskipun kandungan kolesterolnya masih perlu diteliti lebih lanjut, kepiting ini secara alami membuang kotoran dan racun saat mengganti kulit [1]. Ini menjadikannya pilihan yang sehat dan bergizi.

Kelezatan Kepiting Cangkang Lunak Khas Chonburi

Kepiting cangkang lunak adalah salah satu hidangan khas yang sangat populer di Chonburi, terutama di sepanjang pantai Pattaya. Anda dapat menikmatinya di tenda-tenda pinggir jalan yang berjejer sepanjang jalan raya Pattaya-Bangkok atau membelinya dalam bentuk beku [2]. Harga kepiting bervariasi tergantung pada ukurannya, berkisar antara 30 Baht hingga 100 Baht per ekor. Kelezatan kepiting ini telah menarik minat para pelancong yang datang ke Chonburi untuk merasakan cita rasanya yang istimewa.

Peternakan Kepiting di Provinsi Chonburi

Sejak tahun 2000, peternakan kepiting bakau telah dikembangkan secara intensif di Provinsi Chonburi, Thailand. Para nelayan lokal saat ini melakukan pembiakan kepiting dalam bak-bak semen yang berisi air laut. Mereka juga melakukan pemotongan kaki depan kepiting saat masih muda untuk mencegah pertarungan antara kepiting yang dapat merusak pertumbuhannya [3]. Langkah ini bertujuan untuk memastikan pertumbuhan yang optimal dan menjaga kualitas kepiting yang dihasilkan.

Proses Peternakan dan Pasar Ekspor yang Menggiurkan

Peternak seperti Sudaporn Yodpinich di Ranong, Thailand, mengelola lahan peternakan kepiting yang sedang mengalami pergantian kulit. Proses ini diawasi dengan cermat untuk menentukan waktu panen yang tepat [4]. Kepiting cangkang lunak produksi Andaman Soft Shell Crab milik Sudaporn memenuhi standar mutu ekspor internasional [5]. Hidangan laut lezat ini diekspor ke Jepang dan Amerika Serikat, di mana kepiting cangkang lunak dihidangkan dalam berbagai hidangan menggugah selera seperti tempura, sashimi, dan goreng tepung [4]. Kelezatan kepiting Chonburi telah melintasi batas negara dan dikenal oleh pecinta makanan laut di berbagai penjuru dunia.

Kelezatan Kepiting Cangkang Lunak: Pengalaman Kuliner yang Mendalam

Kesimpulannya, kepiting cangkang lunak merupakan hidangan makanan laut yang sangat populer di Chonburi, Thailand. Proses peternakan yang teliti dan kandungan gizi yang tinggi menjadikan kepiting ini sebagai pilihan yang lezat dan sehat. Baik Anda mencarinya sebagai hidangan lokal di sepanjang pantai Pattaya atau ingin mencobanya di luar negeri, kepiting cangkang lunak adalah pengalaman kuliner yang mendalam dan tak terlupakan.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus