Saingi Taiwan Besarkan Kimeng

Bakalan bonsai asal setek kini bisa disulap seperti kimeng asal Taiivan yang berbatang besar dan mirip pohon tua. Training cuma 4 tahun, setahun lebih cepat daripada memanfaatkan bakalan dari alam.

Itulah hasil eksperimen Limanto Subianto, hobiis bonsai di Tomang, Jakarta Barat. Wakil ketua PPBI Pusat itu amat penasaran terhadap kimeng Ficus microcarpa asal Taiwan.

Batang kekar, berdiameter 5 sampai 10 cm, dan akar kokoh mencengkeram tanah ke berbagai arah. Selain itu, percabangan rapat dengan daun kecil, persis pohon tua di alam. Pantas kimeng kerap menjadi nominator bonsai terbaik tingkat regional dan nasional.

Pada awal 2020 Limanto menanam puluhan setek kimeng sepanjang 10 cm. Setek itu ditanam di media pasir bercampur pupuk kandang dengan perbandingan seimbang. Perawatan yang dilakukan hanya menyiram dan memangkas.

Tidak bongsor


[caption id="attachment_5096" align="aligncenter" width="1240"] Pembentukan pada tahun ke-2[/caption]

Setelah berumur 2 tahun, sebanyak 7 pohon dicabut dari pot. Akar dibersihkan sehingga bebas tanah. Sambil memegang kumpulan bahan, percabangan diatur. Cabang besar terendah diletakkan di sebelah kiri, cabang di atasnya memutar ke kanan 60°. Cabang berikut berputar lagi 60°, dan seterusnya hingga ke puncak. Cabang yang tidak mengikuti pola spiral dipangkas.

Setelah rapi ikat erat dengan tali rafia. Bungkus setiap akar dengan kertas atau kain putih. Lalu tanam di pot bermedia pasir malang, tanah merah, dan pupuk kandang dengan perbandingan 60: 20:20. Di Taiwan bahan-bahan itu ditanam di lahan sehingga lebih cepat tumbuh.

Meski berumur 6 tahun, bahan tak kunjung bongsor. Banyak cabang yang kosong sehingga dimensi ruang buruk. Akar pohon pun banyak ompong, sehingga cengkeraman tidak melingkar. Namun, Limanto tak patah arang. Kelahiran Pati, Jawa Tengah itu mengulang percobaan dengan menggunakan bahan hasil cangkokan, sehat, dan berumur minimal 2 tahun. Jumlah lebih banyak sekitar 15 batang agar batang lebih besar.

Akar yang lemah atau kecil, dipotong; panjang, dibiarkan. Atur akar pohon di depan, samping, dan belakang mengarah ke luar. Bila menghadap ke dalam segera dibelokkan ke luar.

Tambah cabang


[caption id="attachment_5098" align="aligncenter" width="687"] Tambah cabang dengan okulasi[/caption]

Bila ada ruang kosong, segera tambahkan cabang dengan menempel batang baru, okulasi, atau menyelipkan lewat lubang buatan menembus batang utama.

Untuk teknik pertama gunakan pohon kecil, berdiameter 5 sampai 10 mm. Ikat erat dengan rafia agar cepat menyatu. Cabang lebih mudah melekat bila keduanya dilukai. Namun, hindari cabang luka terkena air karena gampang busuk.

Okulasi dengan menyayat melintang membentuk huruf V di tempat kosong. Masukkan ranting baru dengan ujung telah diiris di kedua sisi. Selipkan ranting baru ke cabang yang telah disayat V lalu ikat erat dengan tali plastik. Tutup sambungan itu dengan plastik kantung es agar tidak terkena air.

Teknik ketiga yaitu membuat lubang di batang. Lubangi batang dengan menggunakan mata bor 5 mm hingga tembus. Ambil satu cabang yang tak dipakai lalu masukkan dalam lubang itu. Agar mudah, semua daun dibuang, kecuali tunas.

Masukkan cabang atau ranting itu hingga mentok. Tutup bekas lubang dengan lilin mainan. Tujuannya, mencegah air masuk ke batang dan mempererat. Cabang tambahan itu tak boleh bergoyang agar cepat menyatu. Setelah 2 bulan, cabang dipisahkan dari sumbernya dengan memotong di tempat masuk ke lubang.

Ayah Brigitta Parisiani itu segera mengganti puncak bonsai yang jelek. Ia menggunakan cabang lain sepanjang 30 cm. Puncak yang jelek diruncingkan, lalu diselipkan di ujung cabang yang telah disayat V. Setelah menyatu, pohon tempelan dipotong, dengan menyisakan 10 cm dari sambungan. Karena belum mendapat pasokan hara, cabang baru diberi akar tambahan.

Gunakan akar udara berdiameter 5 mm. Ujungnya diselipkan ke cabang tadi,sedangkan pangkal akar ditanam di tanah. Setelah 2 minggu akar dan cabang menyatu. Adanya pasokan hara jalur singkat, puncak cepat besar mengikuti ukuran pohon. Cabang baru mulai merekat setelah 2 sampai 3 minggu. Sisa cabang dipotong pada bulan ke-3 setelah puncak baru cukup kuat dan telah mendapat hara dari batang utama.

Tambah akar


[caption id="attachment_5099" align="aligncenter" width="666"] Menambah akar dari pohon baru[/caption]

Tidak semua akar tumbuh mulus sehingga ada saja yang kosong. Efeknya, percabangan di bagian atas lebih lambat tumbuh. Untuk mengatasi, tanam pohon baru berdiameter 1 cm di tempat kosong itu, lalu ikat rapat. Batang mulai menyatu dengan akar baru 2 minggu kemudian. Setelah 2 sampai 3 bulan pangkas cabang di atas pertautan.

Untuk mengatur perakaran, setiap tahun bonsai dicabut dari pot. Pangkas akar yang cacat atau mati. Akar yang panjang dipangkas sebagian. Ganti media dengan yang baru, lalu tanam kembali.

Perawatan selanjutnya sama dengan merawat bonsai. Cabang rutin dipangkas agar daun mengecil. Percabangan dililit kawat untuk membelokkan arah. Pada tahun ke-4 semua bekas tempelan telah hilang karena kulit pohon telah menyatu. Dengan cara itu hobiis hemat Rp10-juta karena tidak perlu mengimpor bahan berbatang besar.
Lebih baru Lebih lama