sepotong

UNTUHNYA KERAJAAN Kelelawar

Rumah walet dihuni kelelawar?

Jangan berharap walet mau masuk.

Bau kotoran atau urinenya saja walet ogah singgah karena merasa terancam. Celakanya mengusir kelelawar bukan pekerjaan mudah. Siswo Suwito, praktisi di Medan, punya kiat mengatasinya. Semua lubang keluar-masuk dan ventilasi ditutup. Biarkan selama 1 bulan hingga kelelawar mati. Setelah itu, rumah dibersihkan dari bangkai dan kotoran kelelawar, serta disemprot parfum pengundang walet. Setahun kemudian puluhan sarang walet sudah bisa dipetik. ***

 

Antibiotik dari bekicot

Tim medis yang terjun di daerah terpencil kerap pusing karena langkanya antibiotik. Kalaupun ada harga antibiotik sintetis itu sangat mahal. Penelitian Djalal Rosyidi dan kawan kawan dari Jurusan Teknologi Hasil Ternak, Universitas Brawijaya, memberi harapan baru. Mereka menemukan antibiotik
alami bermutu dari lendir bekicot Achatina fulica dan Achatina variegata. Kedua bekicot itu memang banyak ditemukan di daerah terpencil.

Pengujian dilakukan terhadap bakteri gram positif Bacillus subtilis dan Staphylococus aureus. Melalui berbagai rangkaian metode seperti cakram kertas, uji inhibisi metabolik, filtrasi gel, dan elektroforesis gel, ternyata kandungan protein lendir mengandung antibiotik sebesar 4,8 mg/ml. Kedua bakteri yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu 30°C terhambat pertumbuhannya, sampai akhirnya mati. Walau begitu, riset para peneliti itu belum dapat menj elaskan mekanisme kerja lendir untuk membunuh bakteri gram positif.***

 

Kertas daun nanas

Limbah tak selamanya tidak berguna. Buktinya, daun nanas yang selama ini terbuang percuma dapat dimanfaatkan seratnya. Hasil penelitian J Tri Astuti dan Holia Onggo, peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan LIPI menunjukkan, serat daun nanas bermanfaat sebagai bahan baku pulp dan kertas. Kertas asal daun itu berkelas mutu II (nilai 275).

Kadar alfa selulosa daun nanas 57,81% sehingga rendemennya tinggi.

Menurut mereka, produksi kertas dari daun nanas mudah dilakukan dan diterapkan pada industri rumah tangga (skala 5.000 lembar kertas seni per bulan). Dengan demikian, kegiatan ini bisa mendorong tumbuhnya bisnis pemanfaatan serat daun nanas di sentra-sentra perkebunan nanas.***

Tumis ASPLENIUM

Sebutlah kata asplenium pada hobiis tanaman hias di tanah air. Semuanya pasti sepakat, paku sarang burung atau kadaka itu sebagai tanaman hias. Di Taiwan, kadaka tak hanya dikenal sebagai tanaman hias. Ia juga dinikmati sebagai hidangan. Asplenium di potong kecil-kecil, ditambah kacang, teri, dan cabai. Bahan-bahan dimasak seperti layaknya menumis kangkung. Begitu dihidangkan, “Hmm, renyah dan nikmat,” kata Chandra Gunawan, pengusaha tanaman hias di Jakarta yang melancong ke Taiwan. Harganya pun tak tanggung-tanggung, Rp50-ribu per porsi.***

 
Lebih baru Lebih lama