Inilah buah yang disebut dalam kitab suci agama-agama besar. Pantas para kolektor berlomba memiliki. Sayang, teknik perbanyakan dengan cangkokan menghasilkan jumlah bibit terbatas. Harga jadi melangit hingga Rp350.000 per bibit.
Kini ada cara baru yang mampu melipatgandakan bibit buah ara itu yaitu dengan setek.
Tandingkanlah ini. Sesosok pohon induk setinggi 1 m dengan 10 cabang, bila diperbanyak dengan cangkok cuma menghasilkan 4 sampai 7 bibit. Dengan teknik setek, dihasilkan 8 sampai 14 bibit. Cangkok memang menghasilkan bibit yang lebih cepat besar dan berbuah. Tingkat keberhasilan dapat melebihi 90%.
Sementara teknik tancap batang, memakan waktu relatif lebih lama. Risiko kegagalan pun lebih besar. Tanpa perlakuan khusus, batang setek akan mati kering, tidak tumbuh. Itu lantaran batang setek perlu banyak energi untuk memunculkan cabang baru.
Toh, tantangan itu bukan tak terjawab. Eddy Susanto, penangkar tanaman buah di Depok berhasil menyetek ara alias tin. Tingkat keberhasilan mencapai 90%. "Yang 10% gagal itu pun karena kesalahan kecil. Kalau kondisinya benar-benar dijaga, bukan tidak mungkin semuanya akan jadi," tutur Eddy. Pemilik nurseri Tebuwulung itu mencoba pada varietas yordan. Cara setek membuahkan hasil dengan 3 kunci sukses, yaitu pemilihan batang tua, penggunaan media yang padat berpori, dan penyungkupan.
Menurut Dr Moh. Reza Tirtawinata, direktur Taman Wisata Mekarsari, tanaman yang semula tidak mungkin disetek menjadi bisa disetek dengan teknologi tepat. Contohnya ara. Dulu ara sulit diperbanyak melalui setek. Namun, dengan persyaratan-persyaratan tertentu hasil temuan baru, peluang keberhasilan menjadi lebih tinggi.
Batang yang disetek harus benar-benar tua. Cirinya warna kecokelatan hingga kehitaman. Besar-kecilnya diameter batang tidak jadi patokan. Biasanya, batang menjadi cokelat dalam waktu 6 bulan sejak tunas. Batang muda, meski berukuran besar, tidak bisa disetek. Semakin tua umur batang, makin besar peluang keberhasilan setek. Panjang batang setekan bebas, yang penting cukup panjang untuk ditancapkan. Eddy menyarankan panjang setekan berkisar 10 sampai 15 cm dan rompes daun yang tersisa.
Penyetekan sebaiknya sore supaya batang tak terkena sinar matahari lebih lama. Sebelum disetek, pohon induk tidak usah disiram seharian agar potongan setekan kering. Selain itu indukan tidak banyak mengeluarkan getah yang memperbesar peluang infeksi.
Sebelum ditancapkan ke media, batang direndam dulu dalam zat penumbuh akar. Rendam selama 5 sampai 10 menit, kemudian semprot dengan fungisida sistemik. Tujuannya mencegah kontaminasi spora cendawan yang lazim ada di media. Tancapkan batang setek tegak lurus dengan kedalaman 5 sampai 10 cm, yang penting setekan tidak goyah.
Eddy mengunakan media sekam bakar karena steril dan porous. Media mesti porous karena tin suka air, tetapi tak suka tergenang. Eddy pernah menggunakan media campuran sekam, pupuk kandang, dan tanah. Namun, pertumbuhan setekan tidak secepat yang menggunakan media murni sekam bakar. Akhirnya, sekam bakar dipilih karena mudah didapat dan harga relatif murah.
Saat penanaman, media dipadatkan agar posisi setekan ajek. "Posisi setekan bergeser sedikit pun dapat menyebabkan akar yang baru muncul patah," papar alumnus Desain Interior Akademi Seni Rupa Indonesia Yogyakarta itu.
Supaya peluang hidup setekan tinggi, lakukan penyungkupan tunggal. Tujuannya mempertahankan kelembapan dan suhu lingkungan di sekitar setekan. Dengan begitu, calon tanaman baru tidak kehilangan panas dan kelembapan untuk mendukung pertumbuhan tunas. Caranya, setekan dikerudungi plastik bening. Plastik bening dipakai agar proses pertumbuhan mudah diamati. Ujung plastik diikat ke bagian bawah batang supaya daerah sekitar tajuk tetap lembap.
Setelah disungkup, calon tanaman disimpan di lokasi teduh, bisa di bawah pohon maupun naungan buatan. Sinar matahari langsung dapat menyebabkan setekan kering sehingga calon tanaman tidak akan bertunas.
Setekan disiram sehari sekali. Eddy juga menganjurkan agar lantai tempat menaruh polybag/pot disiram. Sekitar 10 hari setelah penanaman, muncul tunas di ujung batang. Daun mulai terbuka setelah 3 minggu. Saat itu sungkup dibuka bertahap agar pucuk daun tidak stres. Bila daun menunjukkan tanda-tanda layu, bibit setekan disungkup kembali.
Penyetekan berhasil jika muncul tunas berwarna hijau setelah 10 hari. Bakal tanaman baru itu terus tumbuh menghasilkan daun-daun muda. Sebaliknya, daun atau tunas yang layu jadi indikasi kegagalan.
Kegagalan menyetek biasanya karena serangan cendawan atau akar putus lantaran batang tersenggol. Cirinya, tunas yang semula hijau berubah jadi kecokelatan. Jika kerusakan belum parah, bagian yang rusak dipotong. Sementara bagian yang masih baik ditanam ulang. Bagian yang masih baik cirinya bergetah.
Bongkar calon tanaman, semprot ulang dengan fungisida, lalu tanam kembali. Selang 3 bulan, bibit asal setekan siap dipindahtanamkan.
[gallery link="file" columns="4" size="medium" ids="7803,7804,7805,7806,7807,7808,7809,7810,7811,7812"]
Kini ada cara baru yang mampu melipatgandakan bibit buah ara itu yaitu dengan setek.
Tandingkanlah ini. Sesosok pohon induk setinggi 1 m dengan 10 cabang, bila diperbanyak dengan cangkok cuma menghasilkan 4 sampai 7 bibit. Dengan teknik setek, dihasilkan 8 sampai 14 bibit. Cangkok memang menghasilkan bibit yang lebih cepat besar dan berbuah. Tingkat keberhasilan dapat melebihi 90%.
Sementara teknik tancap batang, memakan waktu relatif lebih lama. Risiko kegagalan pun lebih besar. Tanpa perlakuan khusus, batang setek akan mati kering, tidak tumbuh. Itu lantaran batang setek perlu banyak energi untuk memunculkan cabang baru.
Toh, tantangan itu bukan tak terjawab. Eddy Susanto, penangkar tanaman buah di Depok berhasil menyetek ara alias tin. Tingkat keberhasilan mencapai 90%. "Yang 10% gagal itu pun karena kesalahan kecil. Kalau kondisinya benar-benar dijaga, bukan tidak mungkin semuanya akan jadi," tutur Eddy. Pemilik nurseri Tebuwulung itu mencoba pada varietas yordan. Cara setek membuahkan hasil dengan 3 kunci sukses, yaitu pemilihan batang tua, penggunaan media yang padat berpori, dan penyungkupan.
Menurut Dr Moh. Reza Tirtawinata, direktur Taman Wisata Mekarsari, tanaman yang semula tidak mungkin disetek menjadi bisa disetek dengan teknologi tepat. Contohnya ara. Dulu ara sulit diperbanyak melalui setek. Namun, dengan persyaratan-persyaratan tertentu hasil temuan baru, peluang keberhasilan menjadi lebih tinggi.
Pilih Batang tua

Penyetekan sebaiknya sore supaya batang tak terkena sinar matahari lebih lama. Sebelum disetek, pohon induk tidak usah disiram seharian agar potongan setekan kering. Selain itu indukan tidak banyak mengeluarkan getah yang memperbesar peluang infeksi.
Sebelum ditancapkan ke media, batang direndam dulu dalam zat penumbuh akar. Rendam selama 5 sampai 10 menit, kemudian semprot dengan fungisida sistemik. Tujuannya mencegah kontaminasi spora cendawan yang lazim ada di media. Tancapkan batang setek tegak lurus dengan kedalaman 5 sampai 10 cm, yang penting setekan tidak goyah.
Eddy mengunakan media sekam bakar karena steril dan porous. Media mesti porous karena tin suka air, tetapi tak suka tergenang. Eddy pernah menggunakan media campuran sekam, pupuk kandang, dan tanah. Namun, pertumbuhan setekan tidak secepat yang menggunakan media murni sekam bakar. Akhirnya, sekam bakar dipilih karena mudah didapat dan harga relatif murah.
Saat penanaman, media dipadatkan agar posisi setekan ajek. "Posisi setekan bergeser sedikit pun dapat menyebabkan akar yang baru muncul patah," papar alumnus Desain Interior Akademi Seni Rupa Indonesia Yogyakarta itu.
Penyungkupan
Supaya peluang hidup setekan tinggi, lakukan penyungkupan tunggal. Tujuannya mempertahankan kelembapan dan suhu lingkungan di sekitar setekan. Dengan begitu, calon tanaman baru tidak kehilangan panas dan kelembapan untuk mendukung pertumbuhan tunas. Caranya, setekan dikerudungi plastik bening. Plastik bening dipakai agar proses pertumbuhan mudah diamati. Ujung plastik diikat ke bagian bawah batang supaya daerah sekitar tajuk tetap lembap.
Setelah disungkup, calon tanaman disimpan di lokasi teduh, bisa di bawah pohon maupun naungan buatan. Sinar matahari langsung dapat menyebabkan setekan kering sehingga calon tanaman tidak akan bertunas.
Setekan disiram sehari sekali. Eddy juga menganjurkan agar lantai tempat menaruh polybag/pot disiram. Sekitar 10 hari setelah penanaman, muncul tunas di ujung batang. Daun mulai terbuka setelah 3 minggu. Saat itu sungkup dibuka bertahap agar pucuk daun tidak stres. Bila daun menunjukkan tanda-tanda layu, bibit setekan disungkup kembali.
Penyetekan berhasil jika muncul tunas berwarna hijau setelah 10 hari. Bakal tanaman baru itu terus tumbuh menghasilkan daun-daun muda. Sebaliknya, daun atau tunas yang layu jadi indikasi kegagalan.
Kegagalan menyetek biasanya karena serangan cendawan atau akar putus lantaran batang tersenggol. Cirinya, tunas yang semula hijau berubah jadi kecokelatan. Jika kerusakan belum parah, bagian yang rusak dipotong. Sementara bagian yang masih baik ditanam ulang. Bagian yang masih baik cirinya bergetah.
Bongkar calon tanaman, semprot ulang dengan fungisida, lalu tanam kembali. Selang 3 bulan, bibit asal setekan siap dipindahtanamkan.
Langkah Penyetekan
- pilih batang tanaman berwarna, cokelat sampai cokelat kehitaman untuk disetek.
- Potong batang, 10 sampai 15 cm dari pucuk.
- Rendam bagian bawah (calon akar) dengan zat perangsang akar selama 5 sampai 10 menit.
- Semprot dengan fungisida sistemik.
- Tanam dengan media sekam bakar steril murni, tanpa campuran.
- Tancapkan batang tegak lurus
- Sungkup segera setelah ditancapkan, mulut plastik sungkup diikat ke batang bawah.
- Siram, pagi hari ketanaman dan lantai,pada siang hari, lantai
- Cek setelah 10 hari, lihat tunas tanpa membuka sungkup.
- Rawat 10 sampai 12 minggu, baru siap tanam.
[gallery link="file" columns="4" size="medium" ids="7803,7804,7805,7806,7807,7808,7809,7810,7811,7812"]