Bagi Hj Sutijah, petani padi di Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, hasil panen pada 8 Oktober 2006 itu sangat memuaskan. “Saya tak menyangka panennya bisa sebanyak ini,” katanya. Tingginya hasil panen itu lantaran kombinasi pupuk organik SUPERNASA dan Urea sebagai pupuk dasar.
Asam organik pada SUPERNASA itu berfungsi sebagai pembenah tanah. Untuk lahan 2,5 ha, Sutijah menghabiskan 1 botol SUPERNASA isi 500 g. Untuk pemeliharaan, ia menghabiskan 3 botol pupuk cair organik (POC) NASA isi 500 ml dan 3 botol hormon pengatur tumbuh HORMONIK isi 100 ml. “Dosis itu jauh lebih rendah dari pada anjuran perusahaan,” kata Sutijah.
Selain hasil panen meningkat, ia juga menghemat biaya produksi. Setelah menggunakan pupuk organik NASA, ia hanya memakai Urea dan Phonska masing-masing 150 kg/ha. Sebelumnya 200 kg/ha. Untuk mengatasi hama, Sutijah menggunakan pestisida nabati PESTONA dan BVR (cendawan Beauveria bassiana). Pestisida kimia yang sebelumnya digunakan dihentikan sama sekali.
Panen meningkat, omzet kian melonjak

Pupuk organik NASA juga turut mendongkrak hasil panen padi varietas muncul milik Sutijah yang ditanam di lahan 9 ha. Ketika itu, ia memanen 8,7 ton/ha. Padahal, sebelumnya, hasil panen hanya 3—4 ton per hektar. Sungguh kenaikan hasil luar biasa, hingga 100%.
Peningkatan keuntungan ekonomi juga didapat oleh petani padi di wilayah lain, seperti dituturkan oleh Bapak Masdullah dari Desa Karangpandan, Kecamatan Pakishaji, Malang, Jawa Timur mengalami peningkatan produksi dari 8 ton menjadi 11 ton per ha.
Hasil lain yang cukup spektakuler dicapai oleh Bapak Ali Suyitno Kepala Desa Pesantren,Banyumas, Jawa Tengah yang produksi padinya meningkat 88% dari yang sebelumnya 8 ton menjadi 15 ton per ha.
Keunggulan pupuk organik produksi PT Natural Nusantara (NASA) itu tak hanya dirasakan oleh mereka saja. Sukeco, pekebun tomat di Malang, Jawa Timur, juga merasakan faedah pupuk organik NASA. Pada umur 72 hari, ia memanen 3 kg tomat per pohon. Sebelumnya, hanya 2 kg per pohon. Kenaikan produksi hingga 50%.
Bisa Digunakan pada Produk peternakan

Berkat NASA, peningkatan bobot sapi milik Suratman peternak sapi di Lampung yang semula 0,5 kg/hari, naik menjadi 1 kg/hari. Hal serupa dirasakan Yayat Sudayat, peternak ayam di Kecamatan Bayongbong, Garut,Jawa Barat. Pada umur 26 hari, bobot ayam yang semula 0,9 kg naik menjadi 1,4 kg/ekor. Angka kematian turun dari 6% menjadi 2,5%.
Kenaikan produksi juga dialami Agusman, petambak bandeng di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Dari 5.000 nener/ha, ia memanen 1.600 kg. Sebelumnya hanya 950 kg atau meningkat 70%. Begitu juga Mahsun, petambak udang di Desa Mojopuro Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Hasil panen meningkat hingga 60%. Umur panen pun singkat. Semula 90 hari, kini 47 hari.
Keuntungan produk NASA yang terbuat dari formula alami dan ramah lingkungan, kini dirasakan para petani, pekebun, peternak, dan petambak di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Berharap hasil dan laba melimpah? Mari bergabung bersama NASA! ***