Prabukusumo, Seorang Pecinta Perkutut yang Mendalami Hobi Burung Lomba


 Prabukusumo, seorang tokoh terkemuka dan pengurus berbagai yayasan sosial di Yogyakarta, menemukan kedamaian dalam suara merdu perkutut. Bagi Prabukusumo, suara burung ini menjadi hiburan yang menenangkan pikirannya di tengah kesibukannya. Namun, hobi ini tidak sekadar menjadi kesenangan belaka baginya. Prabukusumo telah mengembangkan rumahnya di alun-alun selatan Keraton Yogyakarta menjadi tempat penangkaran perkutut yang mengesankan.

Di rumahnya, terdapat 50 kandang ternak perkutut yang teratur dan bersih. Kandang-kandang ini dilengkapi dengan label dan nama silsilah untuk setiap piyiknya. Prabukusumo menunjukkan ketelatenannya sebagai pemilik dengan menjaga kandang-kandang tersebut agar selalu teratur dan bersih. Rutinitasnya dimulai setiap pagi pukul 07.00, ketika ia mengunjungi setiap klangenan perkutut. Ia memperhatikan telur-telur yang sedang dierami oleh induknya, serta membersihkan tempat pakan dan minum burung-burung tersebut.

Keseriusan Prabukusumo dalam hobi perkutut semakin meningkat menjelang kontes burung. Ia merawat burung-burung yang akan dilombakan dengan perawatan khusus, seperti mandi dengan ramuan tertentu dan memberikan jamu yang sesuai. Prestasi burung-burung seperti Dewa Mabuk, Bima Sakti, Lorong Misteri, Sangrilla, Primadona, dan Presiden, sering kali memenangkan berbagai lomba bergengsi.

Prabukusumo sebenarnya menemukan minatnya pada perkutut secara kebetulan. Ketika ia menggantikan tugas sang kakak untuk menyerahkan piala kontes Hamengkubuwono Cup pada tahun 1998, ia terkesima mendengar alunan merdu perkutut di lapangan. Meskipun harga perkutut juara sangat tinggi, Prabukusumo tidak patah semangat untuk memelihara burung-burung ini. Ia melakukan kunjungan ke berbagai farm besar di Tasikmalaya dan Bandung untuk mendapatkan perkutut juara dengan harga jutaan rupiah.

Dengan koleksi perkutut yang semakin bertambah, Prabukusumo mulai terjun ke dalam dunia lomba burung. Beberapa burung andalannya seperti Sekartaji, Kera Sakti, Larasati, Bima Sakti, Lorong Misteri, dan Sangrilla berhasil meraih berbagai gelar juara. Prestasinya semakin memuncak saat salah satu keturunan Dewa Mabuk menjadi juara di kontes di Pontianak, Kalimantan Barat. Burung bernama Presiden, yang kini dijodohkan dengan TL4-B, telah menjadi pelanggan tetap di berbagai kontes nasional.

Hobi Prabukusumo dalam memelihara perkutut tidak hanya menjadi kesenangan semata, tetapi juga menjadi sumber penghasilan. Ia menjual perkutut siap lomba dengan harga berkisar Rp2-juta hingga Rp5-juta. Burung-burung yang telah meraih prestasi atau memenangkan juara di kontes memiliki harga yang lebih tinggi, bahkan mencapai Rp15-juta. Meskipun begitu, Prabukusumo tetap menjual perkutut dengan harga yang terjangkau bagi pecinta burung. Perkutut biasa tanpa sertifikat dapat dibeli dengan harga Rp100.000. Menurut Prabukusumo, meskipun investasi yang ia keluarkan untuk membangun kandang dan membeli induk perkutut belum sepenuhnya tercover dari hasil penjualan, namun hobi ini tetap memberikan kepuasan baginya.

Penjelasan yang Lebih Detail tentang Perkutut dan Penyakit yang Mungkin Terjadi

Perkutut (Geopelia striata) adalah jenis burung yang populer di Indonesia, terutama sebagai burung lomba. Mereka memiliki suara khas yang menenangkan dan merupakan hewan peliharaan yang populer di kalangan pecinta burung. Namun, seperti halnya hewan peliharaan lainnya, perkutut juga rentan terhadap penyakit.

Salah satu penyakit yang sering menyerang perkutut adalah penyakit perkutut. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit yang dapat mengganggu kesehatan burung. Gejala penyakit perkutut antara lain kehilangan nafsu makan, kelemahan, penurunan performa vokal, dan bulu yang tampak kusam. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada perkutut.

Untuk mencegah penyakit perkutut, perawatan yang baik dan pengawasan yang cermat sangat penting. Prabukusumo, sebagai seorang pemilik perkutut yang berpengalaman, selalu memperhatikan kondisi burung-burungnya dan memberikan perawatan yang optimal. Ia menjaga kebersihan kandang, memberikan makanan bergizi, serta memberikan jamu dan ramuan khusus yang dapat memperkuat kekebalan burung.

Pentingnya Perkutut dalam Budaya dan Komunitas Burung Lomba

Perkutut telah lama menjadi bagian dari budaya dan komunitas burung lomba di Indonesia. Lomba burung, termasuk perkutut, tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan antarpecinta burung. Lomba burung ini sering diadakan di berbagai tempat, baik tingkat lokal maupun nasional, dan menjadi ajang pertemuan bagi para pecinta burung dari berbagai daerah.

Melalui hobi perkutut, Prabukusumo telah menjadi bagian dari komunitas pecinta burung di Yogyakarta dan Indonesia. Ia sering berbagi pengalaman dan pengetahuannya tentang perawatan burung kepada sesama hobiis. Prabukusumo juga terlibat dalam kegiatan sosial melalui yayasan-yayasan yang ia kelola. Hobi perkututnya telah membantu menciptakan keseimbangan antara kesibukan mengurus yayasan dan hiburan yang menyegarkan pikiran.

Kesimpulan

Prabukusumo, seorang tokoh yang dikenal dalam dunia sosial dan budaya di Yogyakarta, menemukan hiburan dan ketenangan dalam hobi perkutut. Melalui kesungguhannya dan dedikasinya, ia telah berhasil membentuk sebuah Kedaton Bird Farm yang menjadi tempat berkembangbiaknya perkutut berkualitas. Prabukusumo menjaga kandangnya dengan rapi dan memberikan perawatan yang baik kepada burung-burungnya.

Namun, hobi Prabukusumo tidak hanya sebatas kegiatan pribadi. Ia juga terlibat dalam komunitas burung lomba dan berbagi pengetahuan dengan sesama pecinta burung. Selain itu, hobi ini memberikan dampak positif bagi kegiatan sosial yang dijalankannya melalui yayasan-yayasan yang ia kelola.

Perkutut bukan hanya sekadar burung lomba, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya dan komunitas burung di Indonesia. Melalui hobi ini, Prabukusumo telah mengambil peran aktif dalam melestarikan dan mengembangkan hobi burung lomba, serta mempererat hubungan antarpecinta burung.

Penutup

Sebagai penutup, hobi perkutut Prabukusumo memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk mengejar hobi yang mereka cintai dan melibatkan diri dalam komunitas yang sama. Bagi pecinta burung, perkutut tidak hanya menjadi hewan peliharaan, tetapi juga menjadi teman setia yang memberikan keceriaan dan ketenangan. Mari kita dukung dan lestarikan keberadaan burung-burung indah ini dalam budaya dan komunitas kita. Bagikan cerita ini kepada orang lain yang mungkin tertarik dengan hobi perkutut dan ajak mereka bergabung dalam komunitas burung lomba.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus