Sabtu, 03 April 2021

Keunikan Sang Mawar Gurun: Pembawa Keberuntungan dan Khasiat Medisnya

Mengungkap Keindahan dan Manfaat Luar Biasa dari Adenium

Adenium, yang juga dikenal dengan sebutan Sang Mawar Gurun, telah mencuri perhatian dunia dengan keindahannya yang menakjubkan. Namun, keunikan tanaman ini tidak hanya terletak pada pesona visualnya. Adenium memiliki sifat-sifat luar biasa yang membuatnya menjadi bahan obat penurun panas akibat malaria dan pengobatan gigitan ular. Selain itu, masyarakat Cina meyakini bahwa tanaman ini membawa keberuntungan bagi pemiliknya.

Sang Mawar Gurun

Kisah Asal-usul Adenium: Pulau Socotra, Yaman

Di habitat aslinya, Pulau Socotra di Yaman, tanaman adenium hampir tidak tersentuh. Hal ini disebabkan oleh kandungan getahnya yang mengandung crystalline glycoside yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit manusia. Meskipun demikian, tanaman ini tidak berbahaya bagi antelop, kerabat kambing yang mengkonsumsi ujung batang sukulen dari adenium.

Menariknya, meskipun adenium mengandung racun, tetapi tetap bermanfaat bagi beberapa suku primitif. Sebagai contoh, suku Heikom di Namibia menggunakan racun adenium untuk berburu, di mana racun tersebut dioleskan pada ujung mata panah. Di Zimbabwe, racun ini digunakan untuk menangkap ikan, mirip dengan penggunaan potas di Indonesia.

Adenium sebagai Tanaman Obat dan Penggunaan di Berbagai Budaya

Meskipun memiliki sifat beracun, keluarga tanaman Apocynaceae ini telah lama digunakan sebagai tanaman obat. Adenium obesum, salah satu jenis adenium yang umum ditemui, dapat digunakan untuk meredakan demam malaria. Ekstrak akar adenium juga diolah menjadi tonik dan obat penurun demam.

Di Kenya, adenium dikenal dengan sebutan "Koliya" dan dimanfaatkan sebagai diuretik atau peluruh urine dengan merendam umbinya dalam air yang kemudian dijadikan minuman unggas.

Kecantikan dan Keanekaragaman Adenium di Berbagai Negara

Adenium memiliki penampilan dan bunga yang bervariasi di negara asalnya. Beberapa jenis adenium yang terkenal antara lain adenium oleifolium, adenium boehmianum, adenium socotranum, adenium somalense, adenium obesum, dan adenium swazicum. Adenium obesum merupakan jenis yang paling umum dijumpai.

Tanaman adenium telah menyebar ke berbagai penjuru dunia dan tumbuh subur di daerah tropis. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tanaman ini banyak ditemui di Indonesia, India, Thailand, dan Taiwan. Selain itu, adenium juga dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim panas seperti Hawaii dan Florida di Amerika.

Popularitas Adenium di Berbagai Negara dan Koleksi Para Hobiis

Di Cina dan Taiwan, tanaman adenium populer dengan sebutan "fu kwai fah," yang berarti tanaman kemakmuran. Di Inggris, seorang pecinta tanaman bernama L.M. Mason memelihara Adenium coetaneum sebagai tanaman pot di rumah tropisnya di King's Lynn, Norfolk. Prestasinya dalam merawat adenium membuatnya mendapatkan penghargaan Award of Merit dari Royal Horticultural Society pada tahun 1956.

Di Malaysia, adenium dikenal sebagai "kamboja cina." Di Indonesia, banyak hobiis yang tertarik untuk mengoleksi adenium karena bentuknya yang unik dan mirip dengan bonsai. Perawatannya juga relatif mudah. Selain itu, kini telah ada banyak jenis baru adenium yang berasal dari Thailand dan Amerika.

Perjalanan Adenium dan Perkembangannya di Thailand

Adenium semakin populer di Thailand sejak tahun 1993. Beberapa varietas adenium yang terkenal di sana antara lain phet muang ngam, la on thong, ni ma ha kai, daeng mongkol, dan daeng siam (daeng = merah).

Adenium selalu menjadi sorotan dalam setiap pameran, menarik perhatian masyarakat dengan sangat besar. Permintaan yang tinggi telah mendorong para penjual untuk memperbanyak produksi adenium. Di pasar Chatuchak, misalnya, adenium mudah ditemui dan menjadi populer di kalangan penggemar tanaman.

Pesona Adenium di Amerika, Terutama di Arizona, Hawaii, dan Florida

Adenium juga memiliki popularitas yang tinggi di Amerika, terutama di daerah beriklim panas seperti Arizona, Hawaii, dan Florida. Di Florida Selatan, adenium menggugurkan sebagian daunnya pada musim dingin, namun menghasilkan bunga yang paling banyak muncul pada akhir musim dingin hingga awal musim panas.

Selama musim panas yang kering, keterbatasan pasokan air sering menjadi masalah di negara-negara bagian Amerika. Namun, adenium memiliki keunggulan karena dapat bertahan dalam kondisi cuaca yang panas dan kering. Hal ini membuatnya semakin populer di Hawaii, di mana masyarakat setempat menganggap kepemilikan adenium sebanding dengan mengikuti tren mode terkini.

Inovasi dan Kemajuan dalam Pembiakan Adenium

Dalam beberapa tahun terakhir, para ahli pembiakan tanaman telah mengembangkan adenium menjadi tanaman yang lebih menarik melalui pembiakan selektif. Warna bunga yang semakin bervariasi telah membuat tanaman ini semakin diminati. Seiring dengan peningkatan jumlah adenium yang tersedia, harga tanaman ini pun menjadi lebih terjangkau.

Pameran tanaman seperti Hawaii Plant Expo telah memberikan perhatian khusus pada adenium. Selain dijual, pameran tersebut juga menyediakan informasi dan demonstrasi tentang cara merawat adenium. Berbagai varietas baru adenium diperkenalkan dalam acara tersebut. Harga tanaman adenium pada saat pameran berkisar antara US$20 hingga US$25 (sekitar Rp 165.000 hingga Rp 206.250) untuk adenium setinggi 15 cm yang sedang berbunga. Sementara itu, untuk varietas khusus, harga dapat mencapai US$25 hingga US$100 (sekitar Rp 206.250 hingga Rp 825.000). Dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya, harga adenium pada saat pameran saat ini jauh lebih terjangkau, karena ketersediaan tanaman ini semakin meningkat.

Analisis Mendalam dan Implikasi

Keunikan dan keindahan adenium telah menarik minat masyarakat di berbagai negara. Tanaman ini tidak hanya dianggap sebagai tanaman hias biasa, tetapi juga memiliki manfaat medis dan kepercayaan simbolis. Di habitat aslinya, adenium di Pulau Socotra, Yaman, hampir tak tersentuh karena sifat racunnya yang berbahaya. Namun, di berbagai belahan dunia, seperti Cina, Kenya, dan Zimbabwe, tanaman ini dimanfaatkan dalam berbagai keperluan, mulai dari obat tradisional hingga racun berburu.

Popularitas adenium di berbagai negara juga menunjukkan bahwa budaya penanaman dan perawatan tanaman telah menyebar luas. Para hobiis di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Amerika semakin tertarik untuk mengoleksi adenium karena bentuknya yang unik dan perawatannya yang relatif mudah. Adenium juga menjadi simbol kemakmuran dan tren mode terkini di beberapa negara, seperti di Hawaii.

Dalam hal pembiakan tanaman, kemajuan dalam pembiakan selektif telah memberikan hasil yang menarik, seperti variasi warna bunga yang semakin beragam. Hal ini menunjukkan potensi yang besar dalam mengembangkan dan memperbaiki sifat-sifat tanaman, sehingga dapat memenuhi berbagai selera dan preferensi hobiis tanaman.

Adenium juga memberikan peluang dalam bidang ekonomi, terutama dalam industri tanaman hias. Ketersediaan adenium yang semakin meluas dan harga yang terjangkau memberikan aksesibilitas yang lebih besar bagi masyarakat untuk memiliki dan menikmati keindahan tanaman ini.

Tentang Adenium

Sejarah penemuan adenium oleh Pehr Sorrskal pada tahun 1762 mengungkapkan penyebaran tanaman ini ke berbagai negara. Awalnya, adenium disangka sebagai oleander oleh Pehr, dan dalam publikasi pertamanya ia menyebutnya sebagai Nerium obesum. Oleander merupakan salah satu anggota genus Nerium. Baru pada tahun 1809, nama adenium diberikan oleh Johann Roemer dan Joseph Schultes untuk menghormati Yaman, tempat di mana tanaman ini pertama kali ditemukan.

Adenium merupakan tanaman yang memiliki nilai budaya dan simbolis. Di Thailand, beberapa adenium ditemukan di kuil-kuil atau tempat-tempat suci, seperti Royal Grand Palace, yang merupakan tempat sembahyang raja Thailand pada saat-saat khusus. Keberadaan adenium di tempat-tempat ini menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki makna religius dan spiritual bagi masyarakat setempat.

Penutup

Secara keseluruhan, adenium merupakan tanaman yang menarik dan memiliki khasiat medis yang signifikan. Keunikan dan keindahannya, serta kemampuannya untuk bertahan dalam kondisi cuaca yang keras, membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi para pecinta tanaman di berbagai belahan dunia.

Document last updated at: Sabtu, 3 Apr 2021