"Itu dia gracilis hitamnya. Tuh cantik ya...," ujar Shofar M menunjuk nepenthes di antara tingginya ilalang. Kami yang tertinggal beberapa langkah sulit melihatnya. Namun, staf Dinas Pertanian Kabupaten Katingan, Kalimantan
Tengah itu tidak berbohong. Saat didekati, di sebuah tempat seluas lapangan bulutangkis terhampar puluhan gracilis kantong hitam nan langsing. Mereka merambat di cabang dan ranting pepohonan perdu
Bukit berjarak 5 km dari pusat kota Katingan itu memang salah satu habitat Nepenthes gracilis ungu kehitaman. “Di sini paling banyak,” ujar I alumnus Fakultas Pertanian Jurusan Hama dan Penyakit Universitas Gadjah Mada itu.
Nun di Kalimantan Barat, N. gracilis hijau dijumpai di pinggiran kota Pontianak. Lokasinya agak menjorok ke dalam di samping jalan masuk berderet kios-buah. “Di sini tempat gracilisnya,”
ujar Yopi Kolisen, kolektor di Kota Khatulistiwa itu. Memang sepanjang mata memandang, terlihat gracilis hijau merambat di pohon besar dan melilit di ranting pohon.
Berpindah lokasi ke Kampar, Provinsi Riau, hamparan N. gracilis hijau dan hitam mudah dijumpai tumbuh bersama di satu lokasi. Di kawasan hutan lindung yang dihuni Suku Melayu Datuk Mudo itu, gracilis langsing merambat sampai beberapa meter di padang ilalang seukuran lapangan bola. “Ini nepenthesnya,” ujar Djuharman saat menemani Kami
[caption id="attachment_7554" align="aligncenter" width="885"]
Gracilis hitam[/caption]
Penyebaran N. gracilis sangat luas karena sifatnya yang adaptif. Selain Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi, jenis periuk monyet yang masuk daftar CITES appendix II The IUCN Red List of Threatened Spesies itu hidup di Brunei Darussalam, Sabah dan Serawak, Malaysia, serta Thailand. “Sebarannya termasuk paling luas di antara jenis nepenthes lain,” ujar M. Apriza Suska, kolektor di Ciawi, Kabupaten Bogor. Tempat tumbuhnya mulai daerah terbuka, hutan kerangas, dan rawa gambut di ketinggian sekitar 0—800 m dpi.
Sepintas lalu bentuk N. gracilis sulit dibedakan dengan N. reinwardtiana. Keduanya tampak samasama langsing. Perbedaan mereka antara lain terletak pada warna kantong. Gracilis kantong hijau, suram, sedangkan reinwardtiana hijau terang. Gracilis tidak memiliki spot (mata) di dalam bagian atas kantong; reinwardtiana punya 2 mata.
Warna kantong gracilis bervariasi, hijau, hitam, merah, dan cokelat kemerahan. Warna-warna itu sering disebut varian. Contoh N. gracilis var red. Artinya, gracilis berkantong merah. Bentuk kantong gracilis silindris di bagian atas dan bulat telur di bagian bawah. Penutup kantong berwarna senada dengan kantong. Bagian dalam permukaan kantong putih. Namun, ada pula yang kantong dalamnya kekuningan disertai bintik berwarna ungu atau cokelat seperti pada gracilis hitam.
Jenis yang dianggap kurang memiliki keistimewaan itu, panjang kantongnya bisa mencapai 15 cm. Gracilis yang bermakna kurus itu lazimnya memiliki kantong atas dan 1 kantong bawah. Namun sedikit yang memiliki , variasi keduanya. Di Sarawak, Malaysia, Trubus mendapati gracilis hitam berkantong bawah (lower pitcher). Di lain tempat, di Katingan, Kalimantan Selatan, gracilis hitam itu berkantong atas (upper pitcher).
[caption id="attachment_7555" align="aligncenter" width="419"]
Gracilis hitam membentuk tirai, di Katingan Kalimantan Selatan[/caption]
Gracilis yang batangnya dimanfaatkan masyarakat di Sumatera Barat sebagai bahan pengikat itu lazim dijumpai tumbuh bersama jenis dataran rendah lain seperti N. ampullaria dan N. mirabilis. Sebab itu ditemukan hibrida alami.
Contoh N. tricocarpha, hasil silangan N. ampullaria dan N. gracilis. Nepenthes yang sempat diidentifikasi selama bertahun-tahun sebagai N. hookeriana—sebelum diluruskan oleh peneliti Inggris Charles Clark—itu, bercirikan kantong bawah bulat telur. Bentuk mulutnya sedikit lonjong. Peristom tumbuh di depan dan terlihat jelas. Penutup elips dengan ukuran sedikit lebih kecil daripada lebar mulut.
Silangan-silangan gracilis yang lain,N. cantleyii (N. bicalcarata x N. gracilis), N. neglecta (N. mirabilis x N. gracilis), dan N. reinwardtiana x N. gracilis. Secara umum gracilis akan mewariskan bentuk mulut yang sedikit lonjong dan kantong atas silindris. N. cantleyii, misalnya, memiliki bentuk kantong seperti bicalcarata, bulat besar, tapi bersilinder di bagian kantong atas seperti gracilis.
Dibandingkan jenis nepenthes dataran rendah lain, pertumbuhan gracilis di luar habitatnya hingga kini dianggap sulit. Shofar, misalnya, tak pernah berhasil membuat gracilisnya berumur panjang. “Setiap kali bawa, setiap kali pasti kering, mati,” ujarnya. Padahal, saat dipindah ke pot menyertakan akarnya. “Saya coba cara lain, setek, tapi hasilnya sama saja,” tutur Shofar.
Kejadian serupa dialami Frankie Handoyo. Koleksi gracilisnya mengering lantaran tak sempat disiram selama 2 hari. Frankie menduga, gracilis membutuhkan media dan lingkungan lembap supaya tumbuh sehat. Itu diamini M. Apriza Suska. “Ngga mudah menumbuhkan gracilis. Medianya harus lembap sekali,” ujar pemilik Suska Nurseri itu. Rupanya gracilis yang langsing itu memang lebih suka dinikmati di habitat aslinya. Seperti kata Shofar,” Tuh cantik ya..
Tengah itu tidak berbohong. Saat didekati, di sebuah tempat seluas lapangan bulutangkis terhampar puluhan gracilis kantong hitam nan langsing. Mereka merambat di cabang dan ranting pepohonan perdu
Bukit berjarak 5 km dari pusat kota Katingan itu memang salah satu habitat Nepenthes gracilis ungu kehitaman. “Di sini paling banyak,” ujar I alumnus Fakultas Pertanian Jurusan Hama dan Penyakit Universitas Gadjah Mada itu.
Nun di Kalimantan Barat, N. gracilis hijau dijumpai di pinggiran kota Pontianak. Lokasinya agak menjorok ke dalam di samping jalan masuk berderet kios-buah. “Di sini tempat gracilisnya,”
ujar Yopi Kolisen, kolektor di Kota Khatulistiwa itu. Memang sepanjang mata memandang, terlihat gracilis hijau merambat di pohon besar dan melilit di ranting pohon.
Berpindah lokasi ke Kampar, Provinsi Riau, hamparan N. gracilis hijau dan hitam mudah dijumpai tumbuh bersama di satu lokasi. Di kawasan hutan lindung yang dihuni Suku Melayu Datuk Mudo itu, gracilis langsing merambat sampai beberapa meter di padang ilalang seukuran lapangan bola. “Ini nepenthesnya,” ujar Djuharman saat menemani Kami
Tumbuhan Adaptif
[caption id="attachment_7554" align="aligncenter" width="885"]

Penyebaran N. gracilis sangat luas karena sifatnya yang adaptif. Selain Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi, jenis periuk monyet yang masuk daftar CITES appendix II The IUCN Red List of Threatened Spesies itu hidup di Brunei Darussalam, Sabah dan Serawak, Malaysia, serta Thailand. “Sebarannya termasuk paling luas di antara jenis nepenthes lain,” ujar M. Apriza Suska, kolektor di Ciawi, Kabupaten Bogor. Tempat tumbuhnya mulai daerah terbuka, hutan kerangas, dan rawa gambut di ketinggian sekitar 0—800 m dpi.
Sepintas lalu bentuk N. gracilis sulit dibedakan dengan N. reinwardtiana. Keduanya tampak samasama langsing. Perbedaan mereka antara lain terletak pada warna kantong. Gracilis kantong hijau, suram, sedangkan reinwardtiana hijau terang. Gracilis tidak memiliki spot (mata) di dalam bagian atas kantong; reinwardtiana punya 2 mata.
Warna kantong gracilis bervariasi, hijau, hitam, merah, dan cokelat kemerahan. Warna-warna itu sering disebut varian. Contoh N. gracilis var red. Artinya, gracilis berkantong merah. Bentuk kantong gracilis silindris di bagian atas dan bulat telur di bagian bawah. Penutup kantong berwarna senada dengan kantong. Bagian dalam permukaan kantong putih. Namun, ada pula yang kantong dalamnya kekuningan disertai bintik berwarna ungu atau cokelat seperti pada gracilis hitam.
Jenis yang dianggap kurang memiliki keistimewaan itu, panjang kantongnya bisa mencapai 15 cm. Gracilis yang bermakna kurus itu lazimnya memiliki kantong atas dan 1 kantong bawah. Namun sedikit yang memiliki , variasi keduanya. Di Sarawak, Malaysia, Trubus mendapati gracilis hitam berkantong bawah (lower pitcher). Di lain tempat, di Katingan, Kalimantan Selatan, gracilis hitam itu berkantong atas (upper pitcher).
Beberapa variasi
[caption id="attachment_7555" align="aligncenter" width="419"]

Gracilis yang batangnya dimanfaatkan masyarakat di Sumatera Barat sebagai bahan pengikat itu lazim dijumpai tumbuh bersama jenis dataran rendah lain seperti N. ampullaria dan N. mirabilis. Sebab itu ditemukan hibrida alami.
Contoh N. tricocarpha, hasil silangan N. ampullaria dan N. gracilis. Nepenthes yang sempat diidentifikasi selama bertahun-tahun sebagai N. hookeriana—sebelum diluruskan oleh peneliti Inggris Charles Clark—itu, bercirikan kantong bawah bulat telur. Bentuk mulutnya sedikit lonjong. Peristom tumbuh di depan dan terlihat jelas. Penutup elips dengan ukuran sedikit lebih kecil daripada lebar mulut.
Silangan-silangan gracilis yang lain,N. cantleyii (N. bicalcarata x N. gracilis), N. neglecta (N. mirabilis x N. gracilis), dan N. reinwardtiana x N. gracilis. Secara umum gracilis akan mewariskan bentuk mulut yang sedikit lonjong dan kantong atas silindris. N. cantleyii, misalnya, memiliki bentuk kantong seperti bicalcarata, bulat besar, tapi bersilinder di bagian kantong atas seperti gracilis.
Sulit tumbuh diluar habitat alaminya
Dibandingkan jenis nepenthes dataran rendah lain, pertumbuhan gracilis di luar habitatnya hingga kini dianggap sulit. Shofar, misalnya, tak pernah berhasil membuat gracilisnya berumur panjang. “Setiap kali bawa, setiap kali pasti kering, mati,” ujarnya. Padahal, saat dipindah ke pot menyertakan akarnya. “Saya coba cara lain, setek, tapi hasilnya sama saja,” tutur Shofar.
Kejadian serupa dialami Frankie Handoyo. Koleksi gracilisnya mengering lantaran tak sempat disiram selama 2 hari. Frankie menduga, gracilis membutuhkan media dan lingkungan lembap supaya tumbuh sehat. Itu diamini M. Apriza Suska. “Ngga mudah menumbuhkan gracilis. Medianya harus lembap sekali,” ujar pemilik Suska Nurseri itu. Rupanya gracilis yang langsing itu memang lebih suka dinikmati di habitat aslinya. Seperti kata Shofar,” Tuh cantik ya..