Jumat, 16 April 2021

Pusat Aglaonema di Indonesia: Nurseri Lavira Usman Menyajikan Koleksi Langka

Lavira Usman, pemilik Nurseri Lavira, telah meneguhkan dirinya sebagai pusat aglaonema terkemuka di Indonesia. Dengan kebun seluas 16 m x 16 m yang penuh dengan 4.000 pot aglaonema dari berbagai jenis, Lavira Usman telah berhasil mengumpulkan koleksi langka dan menarik perhatian para pecinta tanaman hias. Di sini, kita akan mengeksplorasi keindahan aglaonema serta menyoroti beberapa jenis langka yang tersedia di nurseri ini.

Koleksi Aglaonema yang Luar Biasa

Nurseri Lavira menawarkan berbagai varietas aglaonema yang menakjubkan. Di antara koleksi tersebut, ada varietas unggulan seperti Legacy, Venus, dan Prosperity, yang merupakan karya Dr. Meta dari Thailand. Selain itu, ada juga silangan-silangan baru seperti Sunflower, Stardust, Treasure of Siam dari generasi 1 sampai 3, dan Red Jaya. Tidak hanya itu, varietas lawas seperti Lady Valentine, Butterfly, dan Heng-Heng juga dapat ditemukan di sini.

Menurut Anthoni Imran, seorang hobiis aglaonema di Medan, sekitar 70% dari koleksi sri rejeki Thailand dapat ditemukan di ibu kota Sumatera Utara. Namun, kini hampir semua varietas baru dapat ditemukan di nurseri Lavira di Riau. Anshori, pemilik Nurseri Zikita di Jakarta, mengonfirmasi hal ini dengan mengatakan, "Tidak perlu lagi pergi ke Bangkok untuk mendapatkan aglaonema Thailand. Semua jenis baru ada di sini."

Keunikan Aglaonema Lavira dan Artemis Leoni

Tidak hanya memiliki koleksi aglaonema langka dari Thailand, Lavira Usman juga memiliki minat yang besar terhadap silangan-silangan yang dirancang oleh Gregory Hambali. Dia mengoleksi berbagai jenis seperti Ijot Lady, Widuri, Roro Mendut, Reanita, Ruth, dan Petit. Yang menarik adalah, bukan hanya satu pohon, tetapi Yank memiliki tiga, sepuluh, bahkan lima puluh pohon dari setiap jenis yang dikoleksinya. "Saya sangat mengagumi karya-karya Greg, oleh karena itu saya mengoleksi lebih dari satu pohon dari setiap jenisnya," kata Yank, suami dari Hj Andriani Lubis.

Karena jumlah koleksinya yang sangat banyak, beberapa orang menganggap Yank sebagai hobiis aglaonema yang paling antusias. Gustian Danil, seorang eksportir dan importir aglaonema di Medan, mengatakan, "Jika ada varietas yang langka, Yank akan mencarinya sampai ke pelosok." Perginya ke Medan setiap bulannya untuk berburu sri rejeki, meskipun menderita rematik akut, adalah bukti nyata dari kecintaannya pada tanaman ini. Bahkan, kita sering kali menemukan Yank berburu aglaonema hingga tengah malam atau bahkan dini hari.

Cinta yang Tumbuh: Dari Antipati menjadi Kesukaan

Tidak ada yang tahu bahwa Yank, seorang pengusaha perkebunan kelapa sawit, akan jatuh cinta pada aglaonema. Pada awalnya, dia bahkan merasa tidak menyukai tanaman hias ini. Namun, pada pertengahan tahun, segalanya berubah ketika saudaranya, Syahril Usman, membeli sebuah pot aglaonema sri rejeki senilai Rp10 juta. "Saya tidak percaya bahwa sebuah pot kecil bisa begitu mahal. Itu terasa tidak masuk akal," kenang Yank.

Di sisi lain, istri Yank, Hj Andriani Lubis, justru tertarik pada aglaonema sri rejeki. Dia ingin mengumpulkan koleksi yang bernilai puluhan juta rupiah. Namun, untuk membeli tanaman dengan harga Rp1 juta saja, Andriani harus melakukan segala cara agar Yank tidak mengetahuinya.

Pertemuan yang Mengubah Segalanya

Cinta Yank pada aglaonema berubah ketika dia mengunjungi salah satu sentra tanaman hias di Alam Sutera, Tangerang pada Januari tahun lalu. Dia terpesona melihat deretan aglaonema dengan daun merah yang tersusun rapi di rak sebuah gerai. Terpesonanya semakin besar ketika dia menyadari betapa cantiknya tanaman keladi ini.

Pada saat itu, Yank teringat akan kata-kata dokter pribadinya yang mengatakan bahwa menjalani terapi yang menyenangkan, seperti hobi yang tekun, dapat menjaga kesehatan seseorang. Dengan demikian, Yank memutuskan untuk menjadikan aglaonema sebagai hobi yang akan dijalani dengan tekun. Ia membawa pulang 50 pot aglaonema dari 38 jenis yang ia temukan di Pekanbaru.

Transformasi Menjadi Pusat Mode Aglaonema

Karena koleksinya semakin bertambah, Yank dan Andriani kembali ke Jakarta beberapa bulan kemudian untuk membeli semua varietas aglaonema yang belum ada dalam koleksi mereka. Dalam waktu kurang dari 3 bulan, halaman belakang dan ruang tengah rumah mereka tidak lagi mencukupi untuk menampung tanaman-tanaman tersebut.

Oleh karena itu, Yank memutuskan untuk membangun sebuah greenhouse mewah dengan ukuran 16 m x 16 m di samping rumah mereka. Bangunan ini dirancang dengan model piggy back untuk memberikan naungan yang optimal, sementara suhu dalam ruangan dikendalikan dengan menggunakan 2 blower berdiameter 70 cm. Selain itu, lima kipas angin aktif digunakan untuk menjaga sirkulasi udara sehingga suhu dalam ruangan tetap sejuk.

Saat ini, setelah 10 bulan berlalu, lebih dari 4.000 pot aglaonema dari berbagai jenis menghiasi kehidupan sehari-hari pasangan Yank dan Andriani. Tempat tinggal mereka di Pekanbaru telah berubah menjadi pusat mode aglaonema yang lengkap di Indonesia. Dengan koleksi yang begitu besar dan variasi yang lengkap, Yank tidak hanya dijuluki sebagai "hobiis paling haus aglaonema", tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi para pecinta tanaman hias di seluruh negeri.

Kesimpulan

Perjalanan Yank dalam mencintai aglaonema dari awal yang tidak menyukai hingga menjadi seorang pengoleksi penuh gairah adalah sebuah cerita yang menarik. Koleksinya yang luar biasa dan ketekunan yang dia tunjukkan dalam mengembangkan hobi ini merupakan inspirasi bagi semua pecinta tanaman hias.

Aglaonema, tanaman keladi yang indah dan mengagumkan, telah menemukan tempatnya di hati Yank dan Andriani, serta menjadi sorotan di pusat mode aglaonema di Pekanbaru. Melalui dedikasi dan semangatnya, Yank telah membuktikan bahwa kecintaan pada hobi dapat membawa kebahagiaan dan kesehatan yang lebih baik.

Document last updated at: Jumat, 16 Apr 2021