Teknik Hidroponik Irit Air Dengan Teknologi Hydrogel​

Hidroponik identik dengan peralatan besar dan rumit. Anggapan itu sirna di tangan Eka Dwiyanti. Dengan prinsip hidroponik, ia gunakan hidrogel sebagai media tanaman hias. Hasilnya, philodendron royal queen tampil lebih anggun dalam vas bening bertabur kristal warna-warni.

Namun, setelah dipegang, ia terasa basah dan lunak menyerupai agar-agar. Itulah gel yang dijadikan media hidroponik. Ia mampu menggantikan tanah, batu, atau air. Tanaman dijamin tak bakal kekeringan karena daya simpan air pada gel mencapai 100 kali lipat bobotnya. Di negara asalnya Perancis, hidrogel

malah digunakan untuk komoditas perkebunan seperti kelapa sawit. Saat musim kemarau lahan perkebunan kering-
kerontang. Agar tanaman tetap bertahan, pada media tanah ditambahkan hidrogel.

Ratusan ton hidrogel disebar di lahan. Alhasil tanaman tetap segar dan terus berproduksi. Dengan alasan serupa Eka Dwiyanti memanfaatkannya untuk tanaman hias. “Media itu praktis dan efisien. Tak perlu repot ganti tanah, menyiram, dan memupuk,” ujar ibu satu putra itu.

Tanaman indoor


[caption id="attachment_5666" align="aligncenter" width="913"] Royal queen cantik dengan kristal hijau-kuning[/caption]

Hampir semua tanaman hias indoor bisa ditanam dalam hidrogel. Misal dracaena, philodendron, anthurium, atau philoxanado. Pun tanaman berbunga seperti spathiphyllum. Namun, ia tak cocok untuk tanaman hias berakar keras seperti palem dan bonsai. “Akarnya bisa membuat vas pecah. Bukan karena hidrogel tidak mampu memasok kebutuhan air,” ujar anak sulung dari tujuh bersaudara itu.

Nurseri memanfaatkan hidrogel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan terjaga. Pemanfaatan lain pada penanaman sayuran dan buah. Masukkan beberapa butir benih cabai. Sebulan kemudian tanaman tumbuh di dalam vas.

Hidrogel tetap tampil cantik meski bersanding dengan media lain. Gel berwarna biru disulap seolah-olah pantai yang mengelilingi pulau pasir di tengahnya. Pemakaiannya memang sedikit tapi memberi kesan hidup pada taman miniatur itu.

Penggunaan hidrogel relatif mudah. Rendam 7,5 g hidrogel kering setara 1 sendok makan penuh dan 1 g pupuk dalam 1 liter air. Aduk hingga tercampur. Diamkan selama 4 jam sampai gel mengembang sambil sesekali diaduk. Setelah itu angkat dan tiriskan. Supaya proses pengeringan lebih cepat gunakan koran sebagai alas. Jangan dijemur di bawah matahari, karena membuat warna gel kusam.

Gel harus benar-benar tiris supaya akar tanaman tidak busuk. Untuk 7,5 g hidrogel menghasilkan 1 kg media. Warna asli gel bening seperti kaca. Jika menginginkan warna lain bisa ditambahkan pewarna. Karena bentuk gel mirip agar agar, sebaiknya menggunakan pewarna makanan. Dosis‘/4 liter pewarna per 1 kg gel. Tunggu hingga warna terserap, kurang lebih 1 jam.

Agar penampilan tanaman lebih anggun gunakan vas bening. Gelas berkaki juga cocok. Masukkan gel hingga separuh tinggi vas. Pindahkan tanaman dari pot. Cuci bersih akar dari tanah yang menempel. Akar yang rusak atau busuk dipotong. Susun akar di dalam vas, jangan sampai melilit Setelah itu timbun kembali dengan gel, boleh dengan warna lain sesuai selera.

Murah meriah


[caption id="attachment_5668" align="aligncenter" width="1511"] hidrogel[/caption]

Perawatan selanjutnya mudah. Agar tumbuh baik, tanaman disemprot larutan pupuk selama seminggu berturut-turut. Dosis 2,5 g/1. Berikutnya penyemprotan cukup 1 sampai 2 bulan sekali pada batang dan daun. Pemberian air berlebihan menyebabkan akar busuk. Toh, persediaan air dalam gel cukup untuk 3 tahun. Bahkan sebetulnya hidrogel bisa bertahan lebih lama, asal setiap 6 bulan sekali media disemprot air.

Jika pertumbuhan tanaman lamban, pindahkan vas ke tempat terkena sinar matahari. Namun, jangan terkena sinar matahari langsung. Itu akan membuat hidrogel berlumut. Bila terlanjur berlumut, pindahkan tanaman, lalu siram hidrogel dengan air panas. Tambahkan pewarna jika warna memudar, sehingga penampilan hidrogel kembali prima.

Sayang media unik itu masih harus diimpor. Selama ini hanya Perancis dan Belgia yang memproduksi media gel. Yang dari Belgia warna kusam sehingga kesan batu kristal hilang dan harganya pun lebih mahal ketimbang Perancis. Satu kemasan bobot 7,5 g dilabeli Rp7.500. Itu sudah termasuk pupuk. Lebih murah dibanding media instan lain.

Posting Komentar