Hasrat Ruspandi mengebunkan vanili begitu menggelora setahun silam. Maklum ayah dari anak semata wayang itu tergiur menikmati laba si emas hijau. Sayang, ia tak mempunyai lahan perkebunan. Satu-satunya lahan miliknya yang tersisa cuma sepetak tanah sebagai halaman rumah. Impian pria 36 tahun itu amat mungkin diwujudkan andai mengikuti jejak RM Zu' ama Kusuma yang mengebunkan vanili di pot.
Di halaman rumah RM Zu’ama Kusuma yang teduh, 30 pot vanili berjajar rapi. Bentuk pot yang terbuat dari semen itu piramida terbalik. Ukuran lebar permukaan bawah hanya 25 cm; atas, 40 cm. Pot setinggi 60 cm ditanami 2 bibit. Setahun lampau untuk pertama kalinya ia mengembangkan 10 tanaman dalam 5 pot. Pada bulan Mei setiap tanaman telah menghasilkan 3 sampai 4 polong.
Penanaman berikutnya menyusul 6 bulan kemudian. Hingga akhir Juli , tercatat 30 tavalampot alias tanaman vanili dalam pot. Alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga itu mengebunkan kembali 70 pot pada akhir Agustus . "Target saya menanam 1.000 pot tahun ini tak kesampaian. Sebab, yang memproduksi pot hanya mampu menghasilkan 3 sampai 4 buah per bulan," katanya.
Lahan sempit

Pot semen menjadi pilihan lantaran kokoh dan awet. Alatematif lain: wadah plastik. Media tanam berupa campuran arang sekam, kompos, serbuk gergajian, dan serbuk sabut kelapa dengan rasio 1:1: 1: 1. Hindari menggunakan serbuk gergajian kayu jati lantaran sulit lapuk. Setelah diaduk rata, media tanam dimasukkan ke pot.
Bibit vanili lalu ditanam di sudut pot. Pada saat yang bersamaan, ajir juga ditanam. Sebuah ajir hanya diperuntukan bagi satu tanaman. Ayah 3 anak itu memilih kelor Moringa oleifera sebagai tiang panjatan lantaran tekstur batang lembut dan mudah "dicengkeram" akar sulur vanili. Ancaman kompetisi hara? Itu sangat mungkin, tetapi mudah diatasi dengan pemangkasan daun kelor secara periodik.
Sederhana
Vanili dalam pot tak menuntut perawatan berlebihan. Pekebun pemula pun dengan gampang merawat kerabat anggrek itu. Saat musim hujan, penyiraman seperlunya ketika media tampak kering. Atau 2 sampai 3 hari sekali. Ketika kemarau, tutup permukaan atas media tanam dengan potongan sabut kelapa untuk menjaga kelembapan. Sebelumnya sabut harus dihamparkan beberapa hari agar terkena pancaran sinar matahari. Itulah langkah sterilisasi yang praktis.
Setiap 4 sampai 5 bulan media tanam mesti ditambahkan hingga 10 cm di bawah bibir pot lantaran terjadi penyusutan. Karena tinggi ajir terbatas, sekitar 1,5 m, batang vanili yang terlampau panjang dapat dipangkas. Hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai bibit. Menurut pekebun vanili sejak 1968 itu waktu pemangkasan terbaik 3 bulan sebelum masa berbunga atau pada April sampai Mei.
Unsur hara
di pot jelas terbatas. Oleh karena itu tambahkan pupuk berkadar fosfor dan kalium tinggi menjelang tanaman berproduksi. Dengan perawatan sederhana anggota famili Orchidaceae itu dapat berproduksi maksimal. Delapan sampai sembilan bulan setelah tanaman berbunga, pekebun dapat memetik polong di pot. Keberadaan buah juga kian menyemarakkan halaman rumah.
Lebih aman

Bandingkan jika ditanam secara konvensional. Penanaman padat berjarak 1,5 m x 1,5 m saja terdapat 4.400 tanaman per ha. Dengan tingginya populasi, Mesakh yakin produksi vanili pot bisa lebih tinggi ketimbang di lahan. Penanaman di pot memungkinkan kontrol penyakit lebih mudah. "Jika satu pot terserang penyakit, kita tinggal memindahkan," kata ayah 3 anak itu.
Itu sulit dilakukan pada penanaman di lahan. Musababnya Fusarium oxysporum, Sclerotium rolfsii, dan Verticillium dahliae 3 biang kerok penyakit sampai merupakan cendawan tular tanah. Tavalampot juga dinilai lebih aman dari penjarahan karena mudah diawasi. Saat menggelar hajatan, pot-pot vanili itu dapat dipindahkan untuk sementara. Ternyata lahan sempit bukan hambatan untuk meraup laba polong emas dari vanili. Jika demikian sekarang saatnya menghijaukan halaman dengan vanili pot.