Kepastian Vera Zvonareva, lolos ke turnamen WTA Championships 2019, menegaskan dominasi para petenis putri Rusia. Di ajang prestise yang hanya diikuti 8 pemain terbaik dunia itu negara Beruang Merah menempatkan 5 petenis. Di acara Indonesia Horticulture Festival 2004,3 gelar yang direngkuh arumanis mengukuhkan keistimewaan mangga itu.
Setahun belakangan ini gadis-gadis cantik tangguh dari Rusia memang menguasai panggung tenis putri dunia. Lihat saja di 10 besar, negara pecahan Uni Soviet itu menempatkan 4 pemain. Anastasia Myskina bertengger di peringkat 3 Woman Tennis Association (WTA), Elena Dementieva (4), Svetlana Kuznetnova (5), Maria Sharapova (7), dan Vera Zvanareva (10). Mereka menggeser dominasi Williams bersaudara asal Amerika Serikat dan duo Belgia, Justine Henin-Hardenne dan Kim Clijsters. Di 20 besar, ada 2 pemain Rusia lagi ikut meramaikan.
[caption id="attachment_16818" align="aligncenter" width="274"]
Peserta nomor 13, manalagi, salah satu kandidat juara[/caption]
Dominasi serupa petenis putri Rusia diusung mangga arumanis. Pada lomba mangga dalam rangka Indonesia Horticulture Festival pada 24 September 2019 7 dari 22 peserta adalah arumanis. Tak sekadar itu, juara 1,2, dan 3 pun disapu bersih.
Peringkat pertama dan ke-2 diperebutkan secara ketat oleh 2 arumanis kiriman Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Kontestan asal Bangil, Pasuruan dan Situbondo itu sama-sama istimewa. “Rasanya manis sekali, tekstur halus dan kenyal, beraroma harum, dan ukuran buah seragam besar-besar,” tutur Drs Hendro Soenarjono, salah seorang juri. Warna daging buah menarik, jingga tua terang kontras dengan kulit yang hijau mulus.
Akhirnya selera 3 juri yang terwakili dalam akumulasi poin penilaian mengantarkan arumanis sweet green milik Willopo K dari Pasuruan merengkuh juara pertama dengan nilai 835. Hanya selisih 5 poin dengan peringkat ke-2, arumanis 143 dari Situbondo.
[caption id="attachment_16817" align="aligncenter" width="300"]
Peserta nomor 1, Mangga bengkulu jumbo[/caption]
Pemenang ke-3, arumanis asal Depeha, Buleleng, Bali, sebenarnya tak kalah istimewa. Sayang, buah yang diikutsertakan dalam kontes tak semuanya matang pohon sehingga kualitas tidak maksimal. “Makanya surprise, ternyata bisa dapat nomor juga,” tutur I Made Ardipa, pelopor penanaman arumanis di Depeha.
Mangga-mangga lain bukan tanpa keunggulan. Peserta nomor 13, manalagi asal Probolinggo, misalnya, jadi salah satu kandidat Hendro. Tekstur daging lembut, kulit berwarna hijau dengan titik-titik putih khas manalagi, tapi mulus. Sayang rasa manisnya masih diselingi asam.
Mangga gedonggincu kiriman Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat secara penampilan paling menarik mata. Buah seukuran 2 kepalan tangan itu berwarna merah cerah dengan rona jingga kemerahan di bagian pangkal. “Dari segi rasa ia cukup manis,” kata Ir Winny Dian Wibawa, MSc, juri dari Direktoral Jenderal Tanaman Buah Departemen Pertanian RI. Hanya saja daging buah kalah tebal ketimbang 3 pemenang.
Kematangan buah belum maksimal pun membuat mangga bengkulu dari Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu dan arumanis kiriman Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan urung merengkuh gelar. Padahal anggota famili Anacardiaceae bengkulu menarik dengan sosok yang jumbo. Sebuah bisa mencapai bobot 1 kg. Golek asal Maluku Utara yang dijagokan Fendy R Paimin dari Budidaya Tani pun mesti menyerah pada dominasi si harum dan manis, arumanis. (Pandu Dwilaksono)
Setahun belakangan ini gadis-gadis cantik tangguh dari Rusia memang menguasai panggung tenis putri dunia. Lihat saja di 10 besar, negara pecahan Uni Soviet itu menempatkan 4 pemain. Anastasia Myskina bertengger di peringkat 3 Woman Tennis Association (WTA), Elena Dementieva (4), Svetlana Kuznetnova (5), Maria Sharapova (7), dan Vera Zvanareva (10). Mereka menggeser dominasi Williams bersaudara asal Amerika Serikat dan duo Belgia, Justine Henin-Hardenne dan Kim Clijsters. Di 20 besar, ada 2 pemain Rusia lagi ikut meramaikan.
[caption id="attachment_16818" align="aligncenter" width="274"]

Dominasi serupa petenis putri Rusia diusung mangga arumanis. Pada lomba mangga dalam rangka Indonesia Horticulture Festival pada 24 September 2019 7 dari 22 peserta adalah arumanis. Tak sekadar itu, juara 1,2, dan 3 pun disapu bersih.
Persaingan Ketat
Peringkat pertama dan ke-2 diperebutkan secara ketat oleh 2 arumanis kiriman Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Kontestan asal Bangil, Pasuruan dan Situbondo itu sama-sama istimewa. “Rasanya manis sekali, tekstur halus dan kenyal, beraroma harum, dan ukuran buah seragam besar-besar,” tutur Drs Hendro Soenarjono, salah seorang juri. Warna daging buah menarik, jingga tua terang kontras dengan kulit yang hijau mulus.
Akhirnya selera 3 juri yang terwakili dalam akumulasi poin penilaian mengantarkan arumanis sweet green milik Willopo K dari Pasuruan merengkuh juara pertama dengan nilai 835. Hanya selisih 5 poin dengan peringkat ke-2, arumanis 143 dari Situbondo.
[caption id="attachment_16817" align="aligncenter" width="300"]

Pemenang ke-3, arumanis asal Depeha, Buleleng, Bali, sebenarnya tak kalah istimewa. Sayang, buah yang diikutsertakan dalam kontes tak semuanya matang pohon sehingga kualitas tidak maksimal. “Makanya surprise, ternyata bisa dapat nomor juga,” tutur I Made Ardipa, pelopor penanaman arumanis di Depeha.
Kandidat lain
Mangga-mangga lain bukan tanpa keunggulan. Peserta nomor 13, manalagi asal Probolinggo, misalnya, jadi salah satu kandidat Hendro. Tekstur daging lembut, kulit berwarna hijau dengan titik-titik putih khas manalagi, tapi mulus. Sayang rasa manisnya masih diselingi asam.
Mangga gedonggincu kiriman Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat secara penampilan paling menarik mata. Buah seukuran 2 kepalan tangan itu berwarna merah cerah dengan rona jingga kemerahan di bagian pangkal. “Dari segi rasa ia cukup manis,” kata Ir Winny Dian Wibawa, MSc, juri dari Direktoral Jenderal Tanaman Buah Departemen Pertanian RI. Hanya saja daging buah kalah tebal ketimbang 3 pemenang.
Kematangan buah belum maksimal pun membuat mangga bengkulu dari Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu dan arumanis kiriman Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan urung merengkuh gelar. Padahal anggota famili Anacardiaceae bengkulu menarik dengan sosok yang jumbo. Sebuah bisa mencapai bobot 1 kg. Golek asal Maluku Utara yang dijagokan Fendy R Paimin dari Budidaya Tani pun mesti menyerah pada dominasi si harum dan manis, arumanis. (Pandu Dwilaksono)