Banyak Kemasan, Pilih Packing Yang Tepat

Jangan sepelekan kemasan. Sebagus apa pun kualitas jamur, kemasan tetap berpengaruh. Jenis kemasan sangat banyak seperti vacuum packing, plastik, kayu, dan kertas. Salah pilih fatal akibatnya lantaran setiap jenis memiliki karakteristik tersendiri. Harga beli, ketersediaan, dan penataan mesti diperhatikan.

Packing Plastik


Salah satu yang lazim dimanfaatkan adalah plastik yang murah dan mudah diperoleh. Untuk mengemas shiitake segar sebaiknya plastik tidak diisi penuh, tetapi hanya 70%. Jika terlalu padat mengakibatkan aerasi udara dalam kantung sangat buruk. Akibatnya, terjadi kerusakan fisik seperti tudung jamur lecet.

Agar uap hasil kondensasi bisa keluar, sekeliling plastik dilubangi berdiameter 0,5 sampai 1 cm.

Cara itu juga memperlancar aerasi udara Untuk menutup kemasan hindari penggunaan staples. Sebab, membahayakan konsumen lantaran dikhawatirkan ikut terolah bersama jamur. Plastik bekas bekas kemasan jamur sekalipun tabu digunakan. Kemungkinan terkena kontaminasi dan penyebaran penyakit sangat besar sehingga shiitake segar tak lagi higienis.

Kemasan Kertas


Bagian dalam kertas yang agak kasar mampu menyerap air berlebih sehingga jamur tetap kering. Daya simpan shiitake dalam kemasan kertas lebih lama. Konsumen juga tak perlu repot memindahkan jamur dari kemasan kertas bila ingin meletakkan dalam lemari pendingin.

Sebaliknya, jika kemasan berupa plastik, konsumen mesti memindahkan ke wadah lain yang dilapisi kertas koran atau tisu.

Harga kemasan itu relatif mahal daripada plastik. Kekurangan lain, kertas gampang rusak jika terkena air berlebih. Merek yang tertera di permukaan kertas tidak berlebihan agar tinta cetak tidak mencemari jamur. Penggunaan
kertas bekas tidak disarankan. Pilih kertas yang mampu menyerap air.

Upayakan bagian atas kantung bisa 2 kali dilipat sebagai penutup kemasan. Namun, mesti diingat sebelum penutup dilipat sisakan juga ruang 2 cm di bawah lipatan itu. Bobot kemasan umumnya 250 g, 500 g, dan 1.000 g.

Lebih dari itu biasanya jamur cepat rusak dan hancur. Memang ada yang mengemas hingga 2 kg, tetapi untuk pengiriman jarak jauh sebaiknya tidak lebih dari 1 kg. Penggunaan staples pun dihindari. Sebagai gantinya pakai saja selotip bening.

Packing Kardus


Bahan kemasan itu lazim dimanfaatkan untuk pengiriman jarak dekat atau jauh (ekspor). Untuk ekspor kardus mesti dilengkapi partisi atau dinding penyangga. Sebab, perjalanan jauh memakan waktu lama. Sementara kardus acapkali ditumpuk dan dilempar. Selama perjalanan kardus bakal melunak dalam ruang berpendingin. Partisi itulah yang memberi kekuatan.

Kardus bekas jangan digunakan untuk mengemas shiitake. Apalagi jika kardus itu bekas kemasan rokok atau pestisida.

Beberapa perusahaan nekad memanfaatkan kardus bekas dengan cara membalik kemasan. Yang semula di luar menjadi bagian dalam dan sebaliknya. Cara tersebut mungkin menghemat biaya tetapi tinta sablon bakal mencemari jamur.

Sebelum dikirim biasanya kardus dimasukkan ke ruang berpendingin. Itulah sebabnya pilih kardus yang cukup kuat. Supaya aerasi terjaga baik buat minimal 5 lubang berdiameter 1 cm di di setiap dinding kardus.

Cara lain, hindari mengisi kemasan terlalu penuh. Sebaiknya hanya 2/3 dari total volume. Teknik tersebut mencegah jamur berhimpitan dan kelembapan dus terlampau tinggi.

Pengiriman jarak dekat, jamur dapat langsung dimasukkan ke dalam kardus tanpa kemasan. Untuk ekspor kardus hanya berfungsi sebagai kemasan kedua atau pelindung kemasan utama berupa kantung berjaring atau styrofoam.

Kemasan utama berfungsi menjaga higienitas dan kesegaran jamur. Jika pengemasan selesai jangan taruh sembarangan. Soalnya, lubang di kardus dapat menjadi pintu masuk serangga hingga terbawa ekspor.

Styrofoam


Kelebihan styrofoam, cukup kuat dan tahan pengangkutan. Produsen biasanya juga meletakan dry ice dalam kemasan untuk menambah dingin sehingga kesegaran shiitake lebih lama. Sayang, harga relatif mahal ketimbang jenis kemasan lain. Jenis kemasan itu umumnya terbatas untuk buyer tertentu.

Sebaliknya untuk pasar lokal styrofoam jarang dimanfaatkan. Di Eropa dan Amerika styrofoam lazim digunakan untuk pengiriman jarak dekat. Sebab, lebih tahan lama jika disimpan di cool room. Sayangnya warna putih styrofoam berangsur-angsur menjadi kusam jika terlalu lama digunakan.

Wrapping film


Inilah kemasan yang paling sering dimanfaatkan pasar swalayan untuk memajang shiitake di rak sayuran? wrapping film. Penampilan jamur tampak lebih menarik. Umumnya bobot kemasan hanya 100 g lantaran mahalnya harga shiitake.

Untuk pengiriman kemasan itu mudah rusak jika suhu tak sesuai, misalnya terlampau rendah. Gejalanya, basah, wama berubah gelap, dan busuk.

Sebelum dikemas jamur mesti bersih dari kotoran. Sebab, begitu dikemas dengan wrapping film sulit dibersihkan. Kuantitas shiitake dalam kemasan disesuaikan dengan kelas jamur. Misalnya, untuk double large cukup 4 buah, L (6), M (8), S (9 sampai 12).

Shiitake ditata rapi beralas styrofoam sebelum di-wappmg. Posisi tudung tetap menghadap ke bawah seperti ketika ia tumbuh di bag log. Namun, ada pula yang meminta sebaliknya seperti importir Jepang.

Dengan begitu tingkat kerekahan tudung, lamella, dan kebersihan bisa terlihat. Untuk memberi kesan segar beberapa produsen juga meletakkan helai daun dalam kemasan. Itu sah-sah saja sepanjang tidak mempengaruhi aroma.

Kotak kayu


Jenis yang lazim dimanfaatkan adalah kayu albizia. Bobot ringan, tetapi cukup kuat. Jamur dimasukkan ke kantung berjaring agar tetap terlindung sebelum dikemas dengan kotak kayu.

Kekurangannya, kayu tak mampu mempertahankan sifat dingin terlampau lama. Oleh karena itu harus selalu disimpan di ruang berpendingin. Bobot kemasan maksimal 2 kg agar kesegaran lebih lama.

Kemasan kayu memberi kesan unik dan tradisional. Namun, jarang sekali produsen yang memanfaatkannya. Mungkin karena butuh waktu lama untuk pengerjaannya. Kemasan untuk jamur kering berbeda tergantung cara pengeringan.

Jamur kering oven


Shiitake dikeringkan dengan cara dipanggang dalam oven. Mula-mula pada suhu 30°C, kemudian setiap jam sampai hingga 12 jam meningkat hingga 60°C. Setelah kering jamur mirip kerupuk dengan aroma khas. Bahan kemasan untuk jamur kering oven dan matahari berupa plastik bening yang langsung di-sea/ dengan mesin perekat panas.

Jika lama disimpan muncul bubuk-bubuk kering di kemasan mirip kotoran. Dalam penyimpanan pengontrolan dilakukan setiap 4 bulan. Jika terdapat banyak remah kemasan perlu diganti agar tampak bersih.

Kemasan juga tertutup rapat dan hindari percikan air untuk menjaga tetap kering. Menyimpan jamur kering di lemari es atau cool rom sebaiknya dihindari.Simpan saja di tempat sejuk.

Jamur kering beku


Sebelum dikeringkan shiitake dibekukan terlebih dulu atau pengeringan dengan sublimasi. Untuk itu diperlukan temperatur di bawah 0°C dan tekanan 0,1 sampai 2,0 bar. Pengeringan tersebut membutuhkan mesin khusus yang mahal. Oksigen dan cahaya dihindari ketika mengemas agar shiitake lebih awet. Wama, aroma, dan bentuk fisik shiitake tetap bagus. Jamur kering beku ternyata rentan kerusakan mekanis. Itulah sebabnya menumpuk terlalu banyak mesti dihindari.
Lebih baru Lebih lama