"Waah..., enak dan manis sekali," seru Menteri Pertanian Bungaran Saragih begitu mencicipi ladika di salah satu anjungan Soropadan Agro Expo, Mei silam, di Temanggung. Ia setengah tak percaya kalau benih melon berkulit dan berdaging kuning terang itu produksi Indonesia.
Ladika hanya satu dari empat melon hasil tangkaran Mulyono Herlambang pembenih di Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Jenis lain MAI 116, MAI 119, dan Sumo, mempunyai ciri dan kelebihan masing-masing, tapi sama-sama tahan terhadap beberapa penyakit.
Keempatnya diteliti Mulyono sejak 1993. Dimulai dengan pengumpulan plasma nutfah, pembentukan bank benih, melakukan riset dan pengembangan, uji multi lokasi, sampai pada produksi benih. benih dipasarkan ke negeri Sakura, Jepang. Di dalam negeri, baru 2020. Penanaman tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, dan Bali
Ladika merupakan kependekan dari lahir di Karanganyar. Mulyono Herlambang sengaja menyematkan nama Karanganyar, tempat benih melon diproduksi.
Bentuk ladika lonjong dengan kulit kuning cerah dan berwarna serupa. Bobot 2 kg per buah. Ia dipanen 63 hari setelah tanam (HST) dan tahan sampai 15 hari setelah petik.
[caption id="attachment_17345" align="aligncenter" width="300"]
Ladika, kuning luar dalam[/caption]
Daging buah kuning cerah, tebal, dan padat. Tingkat kemanisan mencapai 17 briks dan teksturnya renyah. Kelebihan lain, "Daya adaptasi ladika luas dan tahan terhadap penyakit busuk batang dan layu bakteri," kata pembenih sayur dan buah itu.
MAI singkatan melon asli Indonesia. Nama itu untuk mempertegas, benih melon itu asli tangkaran Indonesia, juga "Sekaligus untuk promosi di negara lain,Indonesia sudah punya benih melon berkualitas," tutur Mulyono.
MAI 116 bentuknya sama dengan ladika. Kulit dipenuhi jala putih dan tebal, kontras dengan hijaunya kulit. Bobot per buah 2 sampai 3 kg. Daging buah lunak, berwarna merah jingga dengan ketebalan mencapai 5 cm. Rasanya manis, mencapai 17 briks. Kesegaran buah bertahan 15 hari setelah petik.
[caption id="attachment_17346" align="aligncenter" width="300"]
MA1119, bulat berdaging merah[/caption]
MAI 116 cocok ditanam pada ketinggian 0 sampai 500 m dpi. Ia tahan terhadap layu fusarium, layu bakteri, downey mildew, dan powdery mildew. Masa panen 65 hst.
MAI 119 berbentuk bulat, kulit hijau, dan betjaring tebal merata. Bobot per buah 2 sampai 3 kg. Daging lunak setebal 5 cm dan berwarna merah jingga. Wama itu berasal dari tetuanya, cantalope asal Amerika.
[caption id="attachment_17349" align="aligncenter" width="300"]
MAI 116, lonjong berdaging merah[/caption]
Seperti halnya MAI 116, tahan terhadap penyakit layu fusarium, layu bakteri, downey mildew, dan powdery mildew. MAI 119 ditanam pada ketinggian 0 sampai 500 m dpi. Anggota Cucurbitaceae itu dipanen pada umur 65 hst dan tahan simpan hingga 15 hari setelah petik.
[caption id="attachment_17347" align="aligncenter" width="300"]
SUMO, umur panen paling singkat[/caption]
Sumo singkatan suka usaha melon ok. Bentuk sumo bulat, berwarna hijau ketika muda dan kuning oranye setelah tua. Buah dipenuhi jaring tipis. Bobot 2 sampai 3 kg per buah.
Daging buah lunak, berwarna putih kekuningan, dan tebal 5 cm. Aromanya kuat dan manis mencapai 14 sampai 16 briks. Daya tahan buah setelah petik 10 hari.
Ia cocok ditanam pada ketinggian 0 sampai 500 m dpi. Masa panen lebih pendek, 60 hst. Sumo tahan penyakit layu fusarium,layu bakteri, downey mildew, dan lala: buah. (Pandu Dwilaksono)
Ladika hanya satu dari empat melon hasil tangkaran Mulyono Herlambang pembenih di Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Jenis lain MAI 116, MAI 119, dan Sumo, mempunyai ciri dan kelebihan masing-masing, tapi sama-sama tahan terhadap beberapa penyakit.
Keempatnya diteliti Mulyono sejak 1993. Dimulai dengan pengumpulan plasma nutfah, pembentukan bank benih, melakukan riset dan pengembangan, uji multi lokasi, sampai pada produksi benih. benih dipasarkan ke negeri Sakura, Jepang. Di dalam negeri, baru 2020. Penanaman tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, dan Bali
Melon Ladika
Ladika merupakan kependekan dari lahir di Karanganyar. Mulyono Herlambang sengaja menyematkan nama Karanganyar, tempat benih melon diproduksi.
Bentuk ladika lonjong dengan kulit kuning cerah dan berwarna serupa. Bobot 2 kg per buah. Ia dipanen 63 hari setelah tanam (HST) dan tahan sampai 15 hari setelah petik.
[caption id="attachment_17345" align="aligncenter" width="300"]

Daging buah kuning cerah, tebal, dan padat. Tingkat kemanisan mencapai 17 briks dan teksturnya renyah. Kelebihan lain, "Daya adaptasi ladika luas dan tahan terhadap penyakit busuk batang dan layu bakteri," kata pembenih sayur dan buah itu.
Melon MA1116
MAI singkatan melon asli Indonesia. Nama itu untuk mempertegas, benih melon itu asli tangkaran Indonesia, juga "Sekaligus untuk promosi di negara lain,Indonesia sudah punya benih melon berkualitas," tutur Mulyono.
MAI 116 bentuknya sama dengan ladika. Kulit dipenuhi jala putih dan tebal, kontras dengan hijaunya kulit. Bobot per buah 2 sampai 3 kg. Daging buah lunak, berwarna merah jingga dengan ketebalan mencapai 5 cm. Rasanya manis, mencapai 17 briks. Kesegaran buah bertahan 15 hari setelah petik.
[caption id="attachment_17346" align="aligncenter" width="300"]

MAI 116 cocok ditanam pada ketinggian 0 sampai 500 m dpi. Ia tahan terhadap layu fusarium, layu bakteri, downey mildew, dan powdery mildew. Masa panen 65 hst.
Melon MA1119
MAI 119 berbentuk bulat, kulit hijau, dan betjaring tebal merata. Bobot per buah 2 sampai 3 kg. Daging lunak setebal 5 cm dan berwarna merah jingga. Wama itu berasal dari tetuanya, cantalope asal Amerika.
[caption id="attachment_17349" align="aligncenter" width="300"]

Seperti halnya MAI 116, tahan terhadap penyakit layu fusarium, layu bakteri, downey mildew, dan powdery mildew. MAI 119 ditanam pada ketinggian 0 sampai 500 m dpi. Anggota Cucurbitaceae itu dipanen pada umur 65 hst dan tahan simpan hingga 15 hari setelah petik.
Melon Sumo
[caption id="attachment_17347" align="aligncenter" width="300"]

Sumo singkatan suka usaha melon ok. Bentuk sumo bulat, berwarna hijau ketika muda dan kuning oranye setelah tua. Buah dipenuhi jaring tipis. Bobot 2 sampai 3 kg per buah.
Daging buah lunak, berwarna putih kekuningan, dan tebal 5 cm. Aromanya kuat dan manis mencapai 14 sampai 16 briks. Daya tahan buah setelah petik 10 hari.
Ia cocok ditanam pada ketinggian 0 sampai 500 m dpi. Masa panen lebih pendek, 60 hst. Sumo tahan penyakit layu fusarium,layu bakteri, downey mildew, dan lala: buah. (Pandu Dwilaksono)