Para Underdog Menjadi Juara Tertinggi dalam Kontes Cupang Hias

Para Underdog Menjadi Juara Tertinggi dalam Kontes Cupang Hias

Sebuah kejutan besar terjadi pada kontes cupang hias Betta Favorite Collection (BFC) yang diadakan di Surabaya pada tanggal 26 Mei. Kategori maskot, yang biasanya dianggap sebagai generasi simpangan yang tak pantas untuk menjadi juara tertinggi, kali ini berhasil mencuri perhatian. Dadang Wijaya, pemilik cupang maskot yang luar biasa, berhasil meraih gelar grand champion. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa meskipun jarang terjadi, maskot juga memiliki potensi untuk menjadi yang terbaik.
Cupang Dadang Wijaya memiliki bentuk, warna, dan serit yang sempurna. Pada usia lima bulan, cupang ini sedang dalam masa pertumbuhan aktif. Ketika beristirahat, sirip-sirip mereka terbuka seperti sayap burung merak yang cantik. Cupang dengan gaya cambodian peacok seperti itu masih langka, menjadikannya layak dinobatkan sebagai grand champion. Bambang Eka Perkasa, seorang praktisi cupang di Pasarminggu, Jakarta Selatan, mengungkapkan hal ini.Betta Favorite Collection

Kompetisi BFC kali ini menarik minat peserta dari Jakarta, Surabaya, Malang, Bandung, dan Semarang. Dari 411 peserta yang terdaftar dalam delapan kelas, kategori maskot menjadi yang paling diminati dengan jumlah peserta terbanyak. Kategori warna dasar dan kombinasi, yang biasanya menjadi favorit, diikuti oleh 40 ekor cupang untuk masing-masing kategori tersebut.
Prestasi Dadang Wijaya menjadi grand champion tidak lepas dari keberhasilan sebelumnya. Helen, seorang kolektor cupang dari Cibitung, Bekasi, yang ahli dalam kategori warna dasar, telah meraih gelar grand champion dalam kontes cupang hias sebelumnya. Helen menurunkan 10 ekor cupang warna dasar yang sebelumnya sudah pernah menjadi juara. Hal ini mungkin menjadi alasan peserta lain enggan berpartisipasi dalam kategori tersebut.
Selain Dadang Wijaya, cupang warna dasar bernuansa merah milik Leonardo juga menjadi favorit untuk memenangkan kategori warna dasar. Cupang ini merupakan keturunan dari cupang legendaris king crown tail hasil karya Henry Gunawan di Tangerang. Dalam kategori ini, kebanyakan peserta memilih betina karena serit betina yang lebih lebar dan berwarna biru di punggungnya, membuatnya lebih cantik dan menarik perhatian.
Kontes BFC kali ini juga memperkenalkan beberapa kategori baru yang menarik minat para peserta, seperti kategori betina, serit bulan, dan serit. Kategori serit bulan adalah jenis serit yang memiliki kemiripan dengan warna bulan sabit di malam hari. Sedangkan kategori serit adalah jenis serit yang biasanya terlihat seperti serit yang terjepit di antara sirip.
Dadang Wijaya, yang dikenal sebagai seorang kolektor berani dengan membeli cupang dengan harga tinggi, telah membuktikan bahwa dalam dunia kompetisi cupang hias, segalanya mungkin terjadi. Cupang yang dianggap sebagai underdog atau generasi simpangan ternyata memiliki potensi untuk mencapai prestasi yang luar biasa. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi para penggemar cupang hias untuk tidak mengabaikan kategori yang mungkin dianggap kurang populer, karena di dalamnya mungkin terdapat potensi yang belum terungkap.
Dengan kesuksesan ini, para pecinta cupang hias diharapkan dapat melihat lebih luas dan memberikan kesempatan pada semua kategori, termasuk maskot, untuk bersinar. Kompetisi cupang hias terus berkembang dan selalu menyuguhkan kejutan menarik. Bagi mereka yang ingin berpartisipasi di masa depan, inilah saat yang tepat untuk mempersiapkan cupang terbaik mereka dan memperluas pengetahuan tentang berbagai jenis dan kategori yang ada.
Kontes BFC kali ini telah membuktikan bahwa tidak ada batasan bagi cupang hias dalam mencapai prestasi tertinggi. Para underdog telah membuktikan bahwa mereka juga memiliki keunikan dan keistimewaan yang bisa mendominasi kompetisi. Melalui dedikasi, pengetahuan, dan upaya yang maksimal, setiap penggemar cupang memiliki peluang untuk meraih gelar grand champion di masa depan.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus