Penemuan Terbaru: Coating Buah dan Edible Film Memperpanjang Masa Simpan dan Kelezatan Buah


 

Inovasi Terbaru dalam Penyimpanan dan Konservasi Buah-buahan

Dalam upaya untuk memperpanjang masa simpan dan menjaga kelezatan buah-buahan yang dikupas dan dipotong, para peneliti telah mengembangkan teknik coating menggunakan edible film. Dengan lapisan pelindung ini, buah-buahan siap saji dapat disimpan lebih lama tanpa mengalami pembusukan. Inovasi ini menjanjikan manfaat besar dalam memperpanjang masa simpan buah-buahan yang rentan terhadap aktivitas metabolisme setelah dipotong.

Memahami Masalah: Pembusukan Buah setelah Dipotong

Ketika buah-buahan seperti mangga dan salak dikupas dan diiris, aktivitas metabolisme dalam buah tetap berlangsung. Proses ini mengakibatkan penurunan kualitas dan kemunduran rasa buah seiring berjalannya waktu. Mangga, misalnya, hanya bisa bertahan selama 4 minggu pada suhu 10°C, dan jika dikupas dan dipotong, masa simpannya hanya beberapa jam di dalam kulkas. Masalah ini telah menjadi tantangan bagi produsen makanan dan konsumen yang menginginkan buah-buahan segar dan siap saji tanpa harus mengorbankan masa simpan dan kelezatan.

Solusi Revolusioner: Teknik Coating dengan Edible Film

Untuk mengatasi masalah tersebut, para peneliti telah mengenalkan teknik coating menggunakan edible film. Pada tahun 1999, Dr. Imas Siti Setiasih dari Universitas Padjajaran dan Dr. Sri Wuryani dari Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta memperkenalkan teknik ini dalam disertasi mereka. Dengan menggunakan film edible ini, masa simpan buah-buahan yang dikupas dan dipotong dapat diperpanjang hingga dua kali lipat dari sebelumnya.

Mekanisme Coating dan Manfaatnya

Proses coating melibatkan dua larutan utama, yaitu ion kalsium klorida dan larutan film edible. Buah yang akan di-coating dicelupkan ke dalam larutan kalsium klorida selama beberapa detik, kemudian ke larutan film edible. Proses ini diulang dua kali untuk memastikan adhesi lapisan yang optimal. Setelah beberapa menit, larutan mengering dan membentuk lapisan jernih yang melindungi permukaan buah. Buah yang telah dilapisi kemudian dikemas dengan styrofoam agar tetap segar dan siap dipasarkan.

Salah satu keunggulan utama dari teknik coating ini adalah kemampuannya dalam menahan penguapan air dalam daging buah, sehingga buah tetap segar, lezat, dan juicy. Sebagai contoh, salak kupas yang dibungkus dengan lapisan ini dapat bertahan hingga 3 minggu, sementara buah dengan aroma tajam seperti durian tetap dapat dinikmati tanpa mengurangi cita rasanya.

Bahan Utama dan Ramah Lingkungan

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan film edible adalah pektin, yang dapat ditemukan dalam kulit jeruk, isi biji durian, dan nangka. Peneliti seperti Imas menggunakan pektin dari limbah kulit jeruk, sementara Sri Wuryani memilih pektin dari biji durian dan nangka. Penggunaan bahan-bahan ini dari limbah membuktikan bahwa inovasi ini juga ramah lingkungan, menghasilkan produk yang bermanfaat dari sumber daya yang sudah ada.

Penerapan Luas: Dari Buah-buahan hingga Produk Pangan Lainnya

Teknik coating dengan film edible tidak hanya berlaku untuk buah-buahan, tetapi juga dapat diterapkan pada produk pangan nonbuah. Misalnya, larutan film edible juga telah diuji pada sosis itik, dan hasilnya menunjukkan bahwa sosis maupun buah yang dilapisi dengan film ini tetap dapat dikonsumsi dengan nilai gizi yang tidak banyak berkurang. Hal ini menunjukkan potensi luas dari inovasi ini dalam menjaga dan meningkatkan kualitas produk pangan.

Kendala dan Proses Produksi

Meskipun teknik coating dengan film edible ini menawarkan solusi yang menjanjikan, penerapannya masih terbatas. Salah satu kendala adalah biaya colstorage yang relatif mahal. Seluruh proses coating ini harus dilakukan pada suhu 18 hingga 20°C di ruang steril. Namun, jika biaya dapat dikendalikan, teknik ini dapat menjadi pilihan yang efektif dan efisien untuk menjaga dan mengkonservasi buah-buahan dan produk pangan lainnya.

Kesimpulan

Penemuan teknik coating dengan edible film telah memberikan solusi inovatif dalam memperpanjang masa simpan buah-buahan yang dikupas dan dipotong. Dengan lapisan pelindung ini, buah-buahan dapat tetap segar, lezat, dan siap saji selama waktu yang lebih lama. Selain itu, penggunaan bahan-bahan dari limbah juga menunjukkan kontribusi positif terhadap lingkungan.

Sebagai pembaca, mari kita dukung dan memperluas penerapan teknik coating ini dengan berbagi informasi kepada orang lain. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan inovasi ini untuk menjaga kelezatan dan kualitas buah-buahan serta produk pangan lainnya.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus