Sabtu, 09 Oktober 2021

CM 19: Sawo Istimewa Asal Malaysia yang Menggoda Lidah

Malaysia telah memperkenalkan varietas baru sawo yang memukau dengan ukuran super jumbo dan rasa yang lezat. Sawo istimewa ini dikenal dengan nama CM 19 atau sawo ciku mega. Dibandingkan dengan varietas lokal, sawo ini memiliki keistimewaan karena dalam sekilo berisi 2 buah, sementara sawo lokal hanya sekitar 7 sampai 10 buah per kilo. Keunggulan lain dari CM 19 adalah kulit buahnya yang tipis dan tidak kesat serta kemampuannya untuk tahan disimpan hingga seminggu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang CM 19 dan mengeksplorasi berbagai informasi menarik tentang sawo istimewa ini.

Gambar pohon sawo CM19 ukuran jumbo
Pohon sawo CM19 dengan rimpang besar yang menghasilkan buah-buah jumbo

CM 19: Sawo Istimewa yang Menawarkan Keistimewaan Lebih

CM 19, juga dikenal sebagai sawo ciku mega, merupakan hasil karya Dr Masri Muhammad, seorang staf peneliti di Malaysian Agricultural Research and Development Institute (MARDI). Sawo ini memiliki kemampuan yang luar biasa untuk tahan disimpan selama seminggu, yang merupakan hal yang mengejutkan mengingat sawo Manilkara achras biasanya mudah rusak dan berair setelah dipetik, dan hanya bisa bertahan selama 3 sampai 4 hari.

CM 19 memiliki kulit buah yang halus dan lembut, dengan daging tebal berwarna cokelat kekuningan yang lezat. Rasanya manis, teksturnya halus, dan tidak berpasir. Selain itu, yang menarik adalah bahwa kulitnya juga dapat dimakan karena tidak memiliki rasa kesat yang biasa ditemui pada jenis sawo lainnya.

Penanaman CM 19 telah menjadi primadona di Malaysia, dengan petani di daerah Kedah berbondong-bondong menanam bibit sawo setinggi 50 cm yang diperoleh dari stasiun MARDI di Kedah. Permintaan bibit ini begitu tinggi sehingga saat ini hanya berhasil memenuhi separuhnya.

Namun, hasil dari lebih dari satu dekade kerja keras dan pengeluaran dana sebesar RM 100.000 (setara dengan Rp225 juta) telah terbukti sebanding dengan popularitas dan permintaan yang tinggi untuk CM 19. Keunggulan sawo ini juga terletak pada kemudahan pengemasan, karena bentuknya yang bulat dan simetris dengan bahu buah yang rata memungkinkan pengaturan yang mudah dalam kardus.

Sawo Ciku Mega CM 19: Keunikan, Keistimewaan, dan Potensi Pasar

CM 19, atau yang dikenal sebagai sawo ciku mega, merupakan varietas sawo yang luar biasa dari Malaysia. Keunikan dan keistimewaan yang dimilikinya membuatnya menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta buah. Dibandingkan dengan sawo lokal, CM 19 memiliki ukuran yang super jumbo, dengan satu kilogramnya berisi sekitar 2 buah, sementara biasanya sawo lokal hanya menghasilkan sekitar 7 hingga 10 buah per kilogram. Inilah yang membuatnya dijuluki "ciku mega" yang berarti "sawo besar" dalam bahasa Malaysia.

Namun, keistimewaan CM 19 tidak hanya terbatas pada ukurannya yang besar. Rasanya yang manis dan lembut langsung membuat lidah bergoyang setelah digigit. Tidak hanya itu, kulit buahnya juga dapat dimakan karena tipis dan tidak kesat.

Salah satu keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk tahan disimpan hingga seminggu, sedangkan sawo tradisional seringkali hanya dapat bertahan selama 3 hingga 4 hari setelah dipetik. Hal ini membuat CM 19 menjadi pilihan yang praktis bagi para konsumen.

Keunggulan Bentuk dan Kemudahan Pengemasan

Tampaknya CM 19 tidak hanya memiliki keunggulan dalam rasa dan daya tahan, tetapi juga dalam bentuk dan kemudahan pengemasan. Secara visual, CM 19 memiliki bentuk yang bulat dan simetris dengan bahu buah yang rata. Kelebihan ini sangat menguntungkan dalam proses pengemasan, karena buah dengan bahu rata lebih mudah disusun dalam kardus dibandingkan dengan varietas sawo lainnya yang berbentuk jantung atau lonjong. Jenis sawo lainnya seringkali mengalami kerusakan kulit akibat benturan dengan dinding kardus, sementara CM 19 dapat mengurangi kerusakan tersebut.

Ketahanan dan Perkembangan CM 19

Menariknya, CM 19 merupakan hasil karya Dr Masri Muhammad, seorang staf peneliti dari Malaysian Agricultural Research and Development Institute (MARDI). Dengan upaya penelitian dan pemuliaan yang berlangsung selama lebih dari satu dekade, Dr Masri berhasil menghasilkan varietas sawo yang tahan disimpan selama seminggu. Ini merupakan prestasi yang luar biasa mengingat sawo Manilkara achras, varietas sawo tradisional, cenderung rusak, lembek, dan berair setelah dipetik, dan hanya dapat bertahan selama 3 hingga 4 hari.

CM 19 merupakan hasil persilangan dan seleksi dari lebih dari 50 varietas sawo asal Florida, Filipina, Thailand, dan Indonesia. Proses pemuliaan ini melibatkan pemilihan sifat-sifat unggul dari setiap varietas untuk menghasilkan sawo yang memiliki rasa manis, tekstur halus, kulit tipis yang dapat dimakan, serta daya tahan yang baik.

Dalam proses perbanyakan bibit, CM 19 menggunakan metode sambung pucuk dan menggunakan ciku subang sebagai batang bawahnya. Hal ini membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit, tetapi hasilnya sangat memuaskan.

Cocok Tumbuh di Berbagai Kondisi dan Perawatan Optimal

CM 19 dapat tumbuh subur di berbagai jenis tanah, baik di dataran rendah maupun tinggi. Pohonnya memiliki ciri-ciri yang khas, seperti pendek, berbatang besar, lurus, dan tegap. Cabangnya banyak dan pendek, serta tidak menonjol ke permukaan tanah. Hal ini berbeda dengan varietas sawo lainnya yang seringkali memiliki akar besar yang menonjol. Bentuk tajuknya yang kompak dan rimbun dengan kanopi kecil membuatnya cocok untuk ditanam dalam jarak yang rapat. Meskipun demikian, idealnya CM 19 ditanam dengan jarak 5 meter x 5 meter atau sekitar 336 tanaman per hektar.

Untuk mencapai produksi yang optimal, perawatan intensif sangat diperlukan. Pemberian pupuk menjadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan produksi CM 19. Pada saat penanaman, dianjurkan untuk menambahkan pupuk kandang sebanyak 40 kilogram per tanaman.

Selain itu, pupuk dengan komposisi NPK 15:15:15 diberikan empat kali dalam setahun dengan dosis 0,2 kilogram per tanaman. Pada tahun-tahun berikutnya, dosis pupuk dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pohon. Pemberian pupuk secara tepat dan teratur akan membantu meningkatkan hasil produksi CM 19.

Pestisida dan Pemeliharaan

CM 19 memiliki keunggulan dalam ketahanan terhadap hama dan penyakit. Meskipun jarang memerlukan pestisida, jika terjadi serangan, penyemprotan dapat dilakukan menggunakan bahan aktif seperti dimethoate atau fenthion untuk mengusir lalat buah (Bactrocera papayae) dan acephate untuk mencegah serangan ulat daun (Banisia myrsusalis). Penting untuk mencatat bahwa penggunaan pestisida harus dilakukan dengan bijaksana dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

Pemetikan buah CM 19 dilakukan sekitar 32 hingga 35 hari setelah bunga mekar. Untuk memastikan kualitas dan penampilan buah yang baik, pembrongsongan dilakukan ketika buah mencapai ukuran sebesar bola pingpong. Kantong kresek putih digunakan sebagai pembungkus buah untuk memudahkan kontrol dan perlindungan terhadap serangan hama dan penyakit.

Hasil dan Potensi Pertumbuhan CM 19

CM 19 buahnya berbuah sepanjang tahun, namun panen besar biasanya terjadi pada bulan Maret, April, serta September hingga Desember. Dalam kurun waktu lima tahun setelah penanaman, populasi CM 19 sebanyak 336 pohon dapat menghasilkan sekitar 7 ton buah. Produksi ini meningkat menjadi 25 ton dalam lima tahun berikutnya, dan mencapai 30 ton pada tahun ke-11. Potensi peningkatan produksi yang signifikan ini menjadikan CM 19 sebagai pilihan yang menarik bagi para petani buah.

Selain keuntungan ekonomi yang ditawarkannya, CM 19 juga memberikan manfaat lingkungan yang positif. Tanaman sawo dapat membantu menjaga kelembaban tanah dan mencegah erosi. Selain itu, pohon sawo juga berperan sebagai penyerap karbon dioksida dan penghasil oksigen, yang berdampak positif bagi kualitas udara.

Dengan keunggulan dalam rasa, ukuran, daya tahan, dan potensi produksi yang tinggi, CM 19 adalah pilihan yang menarik bagi para pecinta buah dan petani. Pertumbuhan dan pengembangan varietas ini merupakan hasil dari upaya penelitian dan pemuliaan yang berkelanjutan, serta perawatan dan pengelolaan yang optimal. CM 19 telah membuka peluang baru dalam industri buah dan memberikan alternatif yang menarik bagi konsumen di seluruh dunia.

Sejarah Pengembangan CM 19

Sawo merupakan salah satu buah yang populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Buah ini memiliki tekstur yang lembut dan manis, serta kaya akan nutrisi. Seiring dengan perkembangan waktu, berbagai varietas sawo telah dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

Pada dasarnya, CM 19 adalah hasil persilangan dan seleksi dari lebih dari 50 varietas sawo yang berasal dari Florida, Filipina, Thailand, dan Indonesia. Peneliti MARDI, Dr Masri Muhammad, berhasil mengembangkan varietas ini melalui upaya penelitian dan pemuliaan yang berkelanjutan selama lebih dari satu dekade.

Dengan pengalaman dan pengetahuan yang dikumpulkan selama bertahun-tahun, Dr Masri mampu menghasilkan CM 19, yang memiliki karakteristik unik dan keunggulan yang menonjol dibandingkan dengan sawo tradisional.

Proses pemuliaan varietas CM 19 melibatkan seleksi ketat dan pemuliaan silang antara varietas unggul dengan karakteristik yang diinginkan. Tujuan utama adalah menghasilkan varietas yang memiliki buah berukuran besar, rasa yang manis dan lezat, serta daya tahan terhadap hama dan penyakit.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan penelitian, pemuliaan varietas sawo terus berlanjut. Para peneliti terus berupaya mengembangkan varietas baru yang lebih unggul dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Inovasi dalam pemuliaan tanaman seperti CM 19 menjadi contoh penting bagaimana penelitian dan pengembangan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam industri pertanian.

Pohon Sawo CM19 Jumbo
Pohon sawo varietas CM19 dengan ukuran jumbo yang sedang berbuah lebat

Penutup

CM 19, atau sawo ciku mega, adalah varietas sawo istimewa asal Malaysia yang menawarkan keunikan dan keistimewaan tersendiri. Dengan rasa manis yang memikat dan kemampuan tahan simpan yang luar biasa, CM 19 telah menjadi primadona di pasar buah Malaysia. Petani sawo di daerah Kedah telah mengalami peningkatan produksi dan pendapatan dengan menanam CM 19. Selain itu, sawo ini juga memberikan manfaat dalam pengemasan dan distribusi yang lebih efisien.

Bagi para pecinta buah dan petani, CM 19 menjadi pilihan yang menarik dengan potensi keuntungan yang menjanjikan. Dalam upaya untuk memenuhi permintaan yang tinggi, perbanyakkan bibit CM 19 terus dilakukan. Jadi, jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang CM 19 atau ingin mencoba menanamnya, jangan ragu untuk menghubungi Malaysian Agricultural Research and Development Institute (MARDI) atau kunjungi situs web resmi mereka.

CM 19 adalah bukti nyata bahwa upaya penelitian dan pemuliaan tanaman dapat menghasilkan varietas unggul yang memberikan manfaat bagi petani dan konsumen. Dukunglah inovasi dan perkembangan pertanian dengan memilih produk-produk lokal yang berkualitas seperti CM 19. Mari bersama-sama menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak.

Document last updated at: Sabtu, 9 Okt 2021