Menemukan Keajaiban Pepaya Inca di Lost Garden of the Incas dan Upaya Pengembangannya

Menemukan Keajaiban Pepaya Inca di Lost Garden of the Incas dan Upaya Pengembangannya

Peneliti Menemukan Varian Pepaya Inca yang Menarik di Kebun Kuno dan Melakukan Inovasi untuk Pengembangan Lebih Lanjut

Pada abad ke-17, para prajurit Spanyol menyerbu perkampungan suku Inca di pegunungan Andes. Mereka membawa pulang berbagai sayuran dan buah, tetapi tanaman yang tidak menarik perhatian diabaikan. Namun, tiga abad kemudian, sebuah ekspedisi Amerika menemukan keajaiban tumbuhan di kebun yang dikenal sebagai “Lost Garden of the Incas.” Di sana, pepaya Inca yang beragam jenisnya tumbuh subur, mengungkapkan kekayaan warisan suku Inca. Artikel ini akan menjelajahi keunikan pepaya Inca dan upaya pengembangannya dalam memenuhi kebutuhan modern.

pepaya inca## Pepaya Inca: Sebuah Harta Karun di Lost Garden of the Incas

Dalam ekspedisi ke Andes, tim peneliti Amerika menemukan berbagai varietas pepaya Inca. Salah satunya adalah pepaya berbunga cantik yang memiliki daya tarik visual. Di samping itu, pepaya ini dapat dikonsumsi baik dagingnya maupun kulitnya, dan bahkan diolah menjadi anggur pepaya. Pepaya Inca digunakan oleh suku Inca sebagai rempah dan bahan obat-obatan yang berharga. Di kebun yang terletak di Gold Coast, berbagai jenis pepaya Inca dan tanaman lainnya dari Amerika Selatan tumbuh dengan subur, membentuk “Lost Garden of the Incas.”

Menggali Keunikan Pepaya Inca

Dalam kebun tersebut, terdapat varietas pepaya Inca yang menarik perhatian. Salah satunya adalah Seedless babaco (C. heilbornii nm. pentagona), yang juga ditemukan di Indonesia. Buah pepaya ini mulai ditanam secara luas sebagai penghasil minuman beralkohol yang memiliki aroma dan rasa khas. Seedless babaco, yang juga dikenal sebagai “the champagne fruit,” dapat dimakan dengan segar, baik daging maupun kulitnya.

Selain itu, terdapat pepaya cantik bernama C. chrysopetala, yang memiliki variasi bunga dan buah yang menakjubkan. Setiap pohon dapat menghasilkan bunga dengan berbagai warna, seperti putih krem, hijau, kuning, merah, dan merah jambu. Kombinasi warna bunga yang semarak dengan buah yang kecil menjadikan spesies ini sangat atraktif sebagai tanaman hias. Sosok bunga jantan yang panjang menjuntai semakin menambah keindahannya.

Upaya Pengembangan dan Penemuan Varian Baru

Para peneliti di kebun percobaan South Johnstone juga aktif dalam penelitian dan persilangan pepaya untuk mengembangkan varietas unggul baru. Koleksi lengkap varietas pepaya dari berbagai negara, termasuk Indonesia, memudahkan mereka dalam melakukan persilangan untuk menghasilkan varietas yang lebih baik.

Salah satu varietas yang telah berhasil dikembangkan adalah pepaya hasil persilangan antara pepaya Inca asli dengan pepaya biasa. Varietas ini memiliki ketahanan terhadap penyakit busuk batang dan ring spot virus. Meskipun buahnya kecil dan kurang enak, varietas ini memiliki keunggulan lain, yaitu daunnya tidak menjari, memiliki percabangan yang banyak, dan pendek. Keunggulan ini memungkinkan tanaman ini digunakan sebagai batang bawah untuk pepaya biasa maupun babaco.

Teknik Inovatif dalam Perbanyakan Pepaya

Dr. Peter Allan dari Afrika Selatan telah melakukan inovasi dalam perbanyakan pepaya dengan menggunakan setek batang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan bibit yang mewarisi sifat-sifat unggul dari induknya. Metode ini melibatkan pemilihan pohon induk dengan buah berkualitas super dan tahan penyakit. Pertumbuhan vegetatif pohon induk dipromosikan dengan membuang bunga dan buah serta memangkas pucuk batang, sehingga cabang-cabang lateral dapat tumbuh. Namun, dengan menggunakan “ramuan” khusus, mata tunas yang sebelumnya tidak aktif menjadi aktif, yang merangsang pertumbuhan cabang-cabang muda.

Setelah mencapai kekerasan yang cukup, cabang-cabang tersebut dipangkas menjadi sepanjang 20-30 cm dengan menjaga tetap ada daun-daun yang melekat. Pangkal cabang kemudian diolesi dengan campuran hormon perangsang akar yang mengandung zat auksin (IBA, NAA) dan fungisida. Setek tersebut kemudian ditanam dalam media pasir steril dan diberi sungkup plastik untuk menjaga kelembaban. Dalam beberapa minggu, setek-setek tersebut berhasil berakar dan siap untuk diaklimatisasikan di luar sungkup plastik.

Namun, kelemahan dari perbanyakan pepaya dengan setek batang adalah perakaran yang relatif dangkal. Untuk mengatasi hal ini, tanaman harus ditanam lebih dalam agar tidak mudah tumbang diterpa angin kencang. Hal ini mengakibatkan buah pepaya yang bergelantungan dari pangkal batang hingga ke pucuk pohon.

Penemuan pepaya Inca di Lost Garden of the Incas mengungkapkan kekayaan warisan suku Inca dalam hal keanekaragaman tumbuhan. Melalui upaya pengembangan dan inovasi, para peneliti berharap dapat menghasilkan varietas pepaya yang unggul dalam hal kelezatan dan ketahanan terhadap penyakit. Teknik perbanyakan dengan setek batang yang diperkenalkan oleh Dr. Peter Allan membuka peluang baru dalam produksi bibit pepaya berkualitas. Dalam perjalanan ini, pepaya Inca tetap menjadi simbol penting dari keajaiban alam dan kekayaan budaya yang tersembunyi di dalamnya.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus