Damar mata kucing: Potensi Ekspor Indonesia yang Tersembunyi dan Menjanjikan

Damar mata kucing: Potensi Ekspor Indonesia yang Tersembunyi dan Menjanjikan

Masih ingatkah Anda pada film fiksi ilmiah Jurrasic Park 2? Cerita diawali dengan keberhasilan peneliti menciptakan dinosaurus yang gen-nya diambil dari seekor nyamuk purba. Nyamuk tersebut, jutaan tahun lalu, rupanya pernah mengisap darah dinosaurus. Karena sang nyamuk terperangkap dalam cairan resin yang kemudian berubah menjadi amber, gen dinosaurus di pencernaan nyamuk masih terjaga.

Namun, terdapat kesalahan fatal pada pembuatan skenario film tersebut. Batuan amber yang digunakan berasal dari wilayah Republik Dominika. Amber dari kepulauan ini memiliki usia 20 juta hingga 40 juta tahun yang lalu. Padahal, dinosaurus terakhir diperkirakan hidup 65 juta tahun lalu. Jadi, deposit amber yang digunakan dalam film tersebut terlambat hampir 25 juta tahun.

Meskipun Jurrasic Park hanya fiksi, faktanya adalah amber dapat mempertahankan bentuk tubuh nyamuk secara utuh. Batuan amber berasal dari resin yang mengalami perubahan sifat selama ribuan tahun. Hasil akhirnya adalah batu amber, sejenis permata dengan sifat istimewa, berwarna cokelat kekuningan, dan tembus pandang.

Petani Damar memanen damar dengan hati-hati
Petani Damar dengan penuh keahlian memanen damar dari pohon-pohon yang tumbuh subur di hutan

Amber: Permata Kuno yang Memiliki Kisah Menarik

Amber sebenarnya adalah resin yang telah menjadi fosil. Orang awam menyebutnya getah damar. Getah ini keluar dari dalam batang pohon dan teroksidasi sehingga mengeras dan menjadi amber. Banyak amber mengandung serangga yang terperangkap ketika resin keluar.

Bahkan, ada yang mengandung gelembung air. Bentuk fisik benda-benda ini tidak berubah setelah jutaan tahun karena resin mengawetkannya. Karena amber tembus pandang, serangga dan gelembung air tersebut menjadi hiasan menarik.

Sumber resin tidak hanya berasal dari pohon Agathis alba (disebut getah damar dan di dunia perdagangan dinamai kopal), tetapi juga dari ikan paus jenis sperma (disebut ambergis). Ambergis dikenal sebagai wewangian bernilai tinggi. Resin dari pohon Acacia arabica dan A. Senegal disebut gum arab.

Frankincense diproduksi oleh tanaman Boswellia dan sering digunakan untuk aromaterapi. Aromanya dapat menenangkan orang yang menghirup asapnya ketika dibakar sebagai dupa. Resin paling terkenal, yaitu lak, berasal dari serangga Coccus lacca.

Serangga ini mengeluarkan resin secara rutin dan menumpuknya di batang tanaman inang. Masyarakat pedesaan mengambil bahan lengket ini, dimurnikan, dan dijual sebagai bahan campuran vernis. Di luar negeri, sumber resin antara lain tumbuhan Pistacia lenticus.

Resin juga digunakan untuk bahan vernis dan lem. Resin di Arab Saudi dan Turki lebih banyak digunakan sebagai dupa dan bahan pengobatan. Jenis pinus lainnya menghasilkan resin bernama rosin yang berfungsi sebagai pelumas pada berbagai alat musik gesek.

Resin: Sumber Utama Damar dan Keajaiban Amber

Resin dapat menjadi amber setelah jutaan tahun. Namun, resin yang membeku menjadi amber tidak dibiarkan menumpuk terlalu lama. Ada pengusaha yang mengekspornya ke luar negeri. Contohnya, PT Damar Murni Indah, yang setiap bulannya mengekspor 10 kontainer damar (setara dengan 150 ton) ke Perancis dan Jerman.

Negara-negara Asia yang dipasok adalah Jepang dan Korea Selatan. Separuh dari volume ekspor berbentuk damar batu, yang diperoleh dari lelehan getah yang jatuh di pangkal pohon dan mengeras menjadi batu.

Pasar lokal hanya menyerap sekitar 5 kontainer per bulan, sementara harga damar di pasar lokal saat ini sekitar Rp7.500 - Rp9.000 per kilogram. Di luar negeri, damar mata kucing dinilai seharga US$1.275 per metrik ton. Damar mata kucing adalah sebutan untuk getah damar putih bening yang berkilau seperti kristal saat terkena cahaya.

PT Bengkulu Jaya, di Curup, juga mengekspor damar mata kucing selama lima tahun terakhir. Negara tujuannya adalah Aljazair dan Singapura. Volume ekspor mereka hanya sekitar 5 kontainer per tahun untuk memenuhi kebutuhan klien. Satu kontainer setara dengan 18 ton. Pada tahun ini, ekspor ke Singapura baru sebanyak 0,5 kontainer, sedangkan ke Aljazair sebanyak 2 kontainer.

Damar mata kucing tersebut diperoleh dari petani sekitar dengan harga Rp3.000 - Rp7.000 per kilogram, tergantung pada kualitasnya. Perum Perhutani juga merupakan pemain utama dalam komoditas ini. Mereka mengirimkan damar ke India dan Jerman dengan volume ekspor sebesar 30 ton per bulan, dengan harga US$510 per ton. Bahan baku ekspor diperoleh dari hutan damar di wilayah Banyumas, Purworejo, Sukabumi, dan Tasikmalaya.

Damar Sebagai Komoditas Ekspor Bernilai Tinggi

Tidak semua eksportir memiliki kebun sendiri. Misalnya, PT Supari Katta mengekspor 60 ton damar ke India. Di India, damar tersebut digunakan sebagai pengusir nyamuk. Damar yang dibakar mengeluarkan aroma yang tidak disukai oleh serangga. Untuk menjamin pasokan, perusahaan ini membina 80 petani di Liwa, Lampung Barat.

Di mancanegara, resin atau damar digunakan dalam berbagai jenis industri. Produsen jaket kulit memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas jaket. Tanpa resin, jaket kulit tidak akan terasa nyaman saat dipakai. Selain itu, damar juga digunakan dalam industri cat, furniture, kertas, dan makanan.

Damar memiliki keunikan dan manfaat yang luar biasa. Resin yang mengalami perubahan menjadi amber menjadi bukti bahwa amber dapat mempertahankan bentuk tubuh serangga secara utuh selama jutaan tahun. Amber sendiri memiliki nilai estetika yang tinggi dan menjadi hiasan menarik.

Selain itu, damar juga menjadi komoditas ekspor yang bernilai tinggi bagi Indonesia. Eksportir seperti PT Damar Murni Indah, PT Bengkulu Jaya, dan Perum Perhutani telah memanfaatkan permintaan luar negeri terhadap damar untuk meningkatkan ekspor dan pertumbuhan ekonomi negara. Di sisi lain, damar juga memiliki manfaat dalam industri seperti jaket kulit, cat, furniture, kertas, dan makanan.

Bongkahan damar putih - Resin alami berwarna putih yang digunakan dalam berbagai industri dan seni.
Bongkahan damar putih yang mengesankan - resin alami yang digunakan dalam pembuatan lilin, lapisan pelindung, dan seni rupa.

Penutup

Damar, yang juga dikenal sebagai getah damar, resin, atau amber, merupakan bahan alami yang memiliki sejarah panjang dalam penggunaannya. Dalam film fiksi ilmiah seperti Jurrasic Park, amber digambarkan sebagai zat yang dapat mempertahankan serangga dalam bentuk yang utuh selama jutaan tahun.

Meskipun fiksi, amber memang memiliki kemampuan tersebut dalam dunia nyata. Amber berasal dari resin yang mengalami perubahan selama ribuan tahun dan mengeras menjadi batu permata yang indah.

Damar, sebagai sumber utama resin, memiliki peran penting dalam industri dan perdagangan. Resin ini diperoleh dari berbagai sumber seperti pohon Agathis alba, ikan paus jenis sperma, Acacia arabica, Boswellia, Coccus lacca, dan jenis-jenis pinus tertentu. Resin tersebut memiliki berbagai kegunaan dan manfaat dalam berbagai industri, termasuk jaket kulit, cat, furniture, kertas, dan makanan.

Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir damar terbesar di dunia. Perusahaan seperti PT Damar Murni Indah, PT Bengkulu Jaya, dan Perum Perhutani telah memanfaatkan permintaan luar negeri terhadap damar untuk meningkatkan ekspor dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Selain itu, banyak petani juga terlibat dalam produksi damar, sehingga memberikan manfaat ekonomi lokal.

Dengan keunikan dan manfaatnya, damar memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang sebagai komoditas ekspor bernilai tinggi. Pengembangan lebih lanjut dalam penggunaan dan pemasaran damar dapat memberikan peluang baru bagi pertumbuhan industri dan ekonomi Indonesia.

Sebagai negara dengan sumber daya alam yang kaya, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri damar di tingkat global. Dengan meningkatnya kesadaran akan keindahan dan kegunaan damar, permintaan terhadap komoditas ini kemungkinan akan terus meningkat di masa depan.

Yudianto
Yudianto Yudianto adalah seorang penulis di Budidayatani dan Mitrausahatani.com. Ia memiliki hobi di bidang pertanian dan sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani. Yudianto berkontribusi dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif

comments powered by Disqus