Rahasia Penanganan Unik: Membuat Daging Kodok Tetap Segar dan Berkualitas

Pasokan kodok batu atau hijau hasil tangkapan alam semakin menyusut, menyebabkan eksportir harus mencari alternatif lain seperti bulfrog atau kodok lembu. Namun, untuk menjaga kualitas dan kesegaran daging kodok lembu, penanganan yang baik mutlak diperlukan agar daging tersebut tidak mudah rusak.

Kodok segar siap untuk diproses
Sebuah gambar menampilkan kodok segar yang siap untuk diproses

Perbedaan Penanganan Antara Kodok Lokal dan Bulfrog

Penanganan bulfrog harus berbeda dengan kodok lokal karena terdapat perbedaan dalam tekstur dan warna daging keduanya. Indra Setiawan, seorang eksportir kodok segar, menjelaskan bahwa perbedaan tersebut terutama terletak pada lama perendaman daging di dalam air.

Setelah proses pemotongan dan pembersihan, kodok lokal direndam selama 2 sampai 3 jam, sedangkan bulfrog hanya perlu dibilas 2 kali. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan darah yang dapat menyebabkan kontaminasi salmonela pada daging kodok lokal. Sebaliknya, pada bulfrog, adanya darah yang tersisa sebenarnya menguntungkan karena memberikan warna merah yang menarik pada daging tersebut.

Penggunaan Es dan Wadah Fiber dalam Penanganan Daging Kodok

Setelah proses perendaman, daging kodok dimasukkan ke dalam wadah berisi es. Wadah ini terbuat dari fiber dengan ukuran 85cm x 140cm x 80cm dan kapasitas isi 0,5 ton. Pada dasar wadah, es balok (1 juring dipotong delapan) diletakkan sebagai penopang, kemudian daging kodok ditumpuk di atasnya.

Pada tahap ini, penting untuk tidak memadatkan daging agar daging kodok tetap bisa mengembang dan tidak keriput. Air es yang secukupnya dituangkan hingga daging terendam, namun tetap menjaga agar balok es tidak mengambang. Indra mengingatkan agar air tidak langsung mengucur dari ledeng karena suhu air yang tiba-tiba dapat berpengaruh pada kualitas kodok.

Penggunaan Klorin dan Pengemasan Kodok untuk Mengatasi Kontaminasi

Dalam beberapa kasus, dalam setiap wadah penampung daging kodok juga ditambahkan klorin sebanyak 20 ppm untuk mengatasi potensi kontaminasi salmonela. Pemilik PT Predator di Villa Cibodas, Tangerang, merekomendasikan penggunaan 4 tutup diregen klorin berukuran 1 liter yang dilarutkan dalam 201 liter air.

Daya Tahan Daging Kodok yang Dikemas dengan Benar

Kodok lokal cenderung mengempis dalam waktu 1 sampai 2 jam setelah dikemas, sedangkan bulfrog dapat bertahan selama 2 hari 1 malam. Jika hendak diekspor, daging kodok perlu dimasukkan ke dalam kotak styrofoam. Kodok ditempatkan dalam lapisan-lapisan dengan ketinggian sekitar 5cm, dengan sekat antara lapisan menggunakan butiran-butiran es. Setiap kotak berisi sekitar 20kg daging kodok.

Dengan teknik ini, daging kodok tetap segar bahkan setelah perjalanan selama sekitar 22 jam menuju negara tujuan ekspor seperti Kuangchou atau Hongkong. Sebaliknya, kodok lokal cenderung cepat kehilangan kualitasnya setelah 2 hari.

Mengatasi Penurunan Pasokan Kodok Lokal dengan Alternatif Lain

Dalam menghadapi penurunan pasokan kodok lokal, eksportir seperti Indra tidak merasa khawatir karena ia mampu memasok 3 hingga 4 ton daging kodok per bulan ke pasar swalayan. Hal ini berkat penggunaan alternatif seperti bulfrog atau kodok lembu yang dapat diekspor dengan penanganan yang tepat.

penanganan daging kodok dengan benar dan dampaknya

Penanganan yang baik dalam mempertahankan kesegaran daging kodok menjadi faktor penting dalam bisnis ekspor. Dengan memahami perbedaan dalam penanganan antara kodok lokal dan bulfrog, eksportir dapat menjaga kualitas daging kodok dan menghindari kontaminasi salmonela yang dapat berdampak pada kesehatan konsumen.

Selain itu, penggunaan es, wadah fiber, dan pengemasan yang benar juga memiliki peran yang signifikan dalam menjaga kesegaran daging kodok selama perjalanan panjang menuju negara tujuan ekspor. Dengan penggunaan teknik yang tepat, daging kodok dapat tetap segar dan kencang selama beberapa minggu.

Pasokan Kodok dan Alternatif Ekspor

Penurunan pasokan kodok batu atau hijau hasil tangkapan alam menjadi masalah dalam bisnis ekspor. Hal ini mendorong eksportir untuk mencari alternatif seperti bulfrog atau kodok lembu yang memiliki ketersediaan yang lebih stabil. Meskipun begitu, kodok lembu seringkali dianggap remeh oleh eksportir karena kekhawatiran akan kualitas dan kesegaran dagingnya yang rentan rusak.

Sebuah gambar menunjukkan kodok yang siap diproses untuk menjaga kesegarannya
Sebuah gambar menampilkan kodok yang telah disiapkan dengan baik untuk proses penanganan dan pemrosesan. Kodok tersebut memiliki warna cerah dan tekstur yang segar, menunjukkan kualitasnya yang terjaga. Penanganan yang benar dan pengemasan yang tepat memastikan kesegaran daging kodok hingga dua minggu.

Data

Indra Setiawan, seorang eksportir kodok segar, memberikan penjelasan dan panduan penanganan daging kodok berdasarkan pengalamannya. PT Predator di Villa Cibodas, Tangerang juga memberikan rekomendasi penggunaan klorin dalam penanganan daging kodok.

Penutup

Dalam bisnis ekspor daging kodok, penanganan yang baik sangat penting untuk menjaga kesegaran dan kualitas produk. Dengan memahami perbedaan antara kodok lokal dan bulfrog serta menerapkan teknik penanganan yang tepat, eksportir dapat memastikan daging kodok tetap segar dan aman untuk dikonsumsi.

Lebih baru Lebih lama