Sabtu, 20 Juli 2019

Aplikasi EM-4 Pada Tambak Udang Tradisional

Menghadapi masalah utama dalam petambakan tradisional seperti kemerosotan kualitas air akibat limbah organik dan pengaruh iklim dan temperatur yang dapat mengganggu kesehatan udang, para petambak perlu mencari solusi yang efektif untuk meningkatkan kualitas tambak dan meningkatkan hasil produksi mereka. Salah satu solusi yang inovatif adalah menggunakan Teknologi Effective Microorganism (EM), terutama EM-4, untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Aplikasi EM-4 Pada Tambak Udang Tradisional

Menghadapi Tantangan Kualitas Air dan Pengaruh Iklim

Para petambak tradisional sering menghadapi kendala dalam menjaga kualitas air tambak mereka. Limbah organik yang terakumulasi dapat menyebabkan penurunan kualitas air yang berujung pada masalah kesehatan bagi ikan atau udang yang hidup di dalamnya. Gas-gas beracun yang dihasilkan oleh limbah tersebut dapat menyebabkan stres dan bahkan kematian pada ikan atau udang. Selain itu, faktor iklim dan temperatur juga dapat berdampak negatif terhadap kualitas air tambak, termasuk suhu, pH, dan tingkat oksigen terlarut.

Untuk menghindari masalah yang timbul akibat kondisi iklim dan temperatur, petambak dapat melakukan tindakan pencegahan seperti mengatur waktu penanaman yang tepat dan menggunakan perlakuan fisik seperti pompa atau kincir untuk menjaga sirkulasi air tambak.

Menggunakan Teknologi EM-4 untuk Memperbaiki Kualitas Air Tambak

Teknologi EM, terutama EM-4, telah terbukti efektif dalam mengatasi pencemaran akibat limbah organik pada air tambak. Teknologi ini memanfaatkan mikroorganisme yang memberikan pengaruh positif pada ekosistem tambak. Mikroorganisme dalam EM-4 diinokulasikan dalam dasar tambak dan air untuk meningkatkan kualitas air dan memperbaiki kondisi ekosistem tambak secara keseluruhan.

Teknologi EM-4 mengubah proses pembusukan dalam tambak menjadi proses fermentasi yang lebih stabil dan menguntungkan. Dengan menerapkan EM-4, para petambak dapat memperoleh beberapa keuntungan, antara lain:

  • Mengurangi Biaya Produksi: Penggunaan EM-4 dapat mengurangi biaya produksi hingga 50%, karena mengurangi penggunaan bahan kimia dan antibiotik serta meningkatkan efisiensi penggunaan pakan tambak.
  • Meningkatkan Kesehatan dan Daya Tahan Udang: EM-4 membantu meningkatkan kekebalan udang dan mengurangi risiko penyakit. Udang yang hidup dalam tambak yang diperlakukan dengan EM-4 memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap infeksi dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
  • Menguraikan Limbah Organik: EM-4 secara efektif menguraikan sisa pakan, kotoran, dan cangkang yang terdapat di dasar tambak. Proses fermentasi yang dilakukan oleh EM-4 juga membantu menguraikan gas-gas beracun seperti amonia, metana, dan hidrogen sulfida yang dapat mengganggu kehidupan udang.
  • Meningkatkan Oksigen Terlarut: Aplikasi EM-4 pada tambak dapat meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO) dalam air, sehingga menghasilkan lingkungan air yang bersih dan sehat bagi udang. Dengan kualitas air yang terjaga, penggantian air yang berulang-ulang tidak diperlukan.

Selain manfaat-manfaat tersebut, penggunaan EM-4 juga merupakan solusi yang ramah lingkungan. EM-4 membantu mengurangi penggunaan bahan kimia dan antibiotik yang dapat berdampak negatif pada lingkungan dan organisme non-target. Dengan menerapkan EM-4, para petambak dapat mengelola tambak mereka dengan mudah, aman, dan menguntungkan.

Implementasi Aplikasi EM-4 dalam Tambak Udang Tradisional

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti untuk menerapkan aplikasi EM-4 dalam tambak udang tradisional:

Pengolahan Tanah:

  • Angkat lumpur dan keringkan tanah dasar tambak hingga retak-retak dengan ketinggian sekitar 2 cm.
  • Pembalikan tanah dapat dilakukan dengan pencangkulan atau traktor.
  • Semprotkan EM-4 sebanyak 6 liter per hektar ke tanah dasar tambak.
  • Aliri tambak dengan air setinggi 20 cm selama 4-7 hari, kemudian keringkan selama 4 hari.
  • Lakukan pemupukan dengan EM Bokashi sebanyak 250 kg per hektar dan pengapuran dengan dosis 300 kg per hektar secara bersamaan.
  • Aliri tambak kembali dengan air setinggi 20 cm, lalu semprotkan EM-4 sebanyak 6 liter per hektar dan biarkan selama 1 minggu.
  • Tambahkan air kembali hingga ketinggian mencapai 60-80 cm sambil memberikan EM-4 sebanyak 6-8 liter per hektar. Diamkan selama 1 minggu sebelum benih udang ditebar.

Pemeliharaan:

  • Gunakan teknik pengairan tambak dengan cara mengalirkan air melalui petak tandon air terlebih dahulu. Pastikan air telah melewati proses penyaringan halus (double net).
  • Berikan perlakuan EM-4 pada air di dalam tandon dengan dosis 1-3 ppm per hektar. Biarkan selama 1 minggu sebelum dialirkan ke tambak.
  • Jika tidak memiliki tandon, pastikan air yang masuk ke tambak telah melalui saluran yang telah disterilkan.
  • Ganti air setiap 2 minggu sebanyak 25% dan berikan kapur (kaptan) sebanyak 50-100 kg per hektar serta EM-4 dengan dosis 1-3 ppm per hektar.
  • Jika diperlukan, lakukan pemupukan dengan Urea sebanyak 25 kg per hektar dan TSP sebanyak 10 kg per hektar. Pastikan kecerahan air mencapai 25-40 cm.
  • Lakukan pergantian air jika terdapat banyak kotoran atau buih di dalam air, perubahan warna air menjadi hijau atau coklat, dan jika badan udang berlumut/air menyala. Berikan EM-4 dengan dosis 1-3 ppm per hektar.
  • Periksa pH air setiap pagi dan sore, terutama pada musim hujan. Perbedaan nilai pH tidak boleh lebih dari 0,5. Jika perbedaan pH lebih dari 0,5, berikan EM-4 dengan dosis 1-3 ppm per hektar.
  • Saat terjadi hujan lebat, taburkan kapur (kaptan) sebanyak 100 kg per hektar di pematang. Jika diperlukan, gunakan kincir atau mesin perahu (2 buah per hektar) pada malam hari agar air tidak berlapis dan udang tidak mengambang. Monitor juga kualitas air untuk mengatur aplikasi EM-4.

Pemberian Pakan:

  • Larutkan EM-4 dalam air dengan konsentrasi 1-10 ml per liter air, lalu semprotkan pada pakan pellet dengan menggunakan sprayer secara tipis.
  • Pemberian pakan dapat dilakukan keesokan harinya agar pakan terfermentasi dengan EM-4. Fermentasi EM-4 bermanfaat untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan udang.
  • Berikan pakan pellet halus sebanyak 1 kg per 50.000 benur per hari selama 3 hari berturut-turut.
  • Selanjutnya, berikan gilingan ikan segar atau cumi sebanyak 5 kg per hektar di sekitar benur yang telah ditebar.
  • Hindari memberikan pakan berupa daging udang, kepiting, rebon, atau rajungan.
  • Pemberian pakan tambahan lainnya dapat dilakukan paling lambat 14 hari setelah penanaman benih udang. Gunakan alat ukur seperti anco untuk mengukur jumlah pakan dengan perbandingan 1:5 (pakan sesuai dengan jumlah udang).
  • Dengan cara ini, kelangsungan hidup udang dapat mencapai lebih dari 70% atau sekitar 35.000 ekor per hektar.
  • Ambil sampel menggunakan jala untuk mengukur ukuran dan jumlah pakan pada udang yang berumur 75 hari.

Pada tambak udang tradisional, selain penggunaan EM-4, juga dapat menambahkan Sarula (sari rumput laut) sebagai tambahan. Sarula merupakan hasil fermentasi dan ekstraksi rumput laut dengan Teknologi EM-4.

Penggunaan Sarula dapat meningkatkan produksi dan kesehatan tambak udang, serta memberikan manfaat jangka panjang dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Sarula dapat diaplikasikan dengan cara menyemprotkannya ke tambak udang sebanyak 2 liter per hektar setiap 2-3 minggu.

Perbandingan Penggunaan EM-4 dan Metode Lainnya

Pengembangan tambak udang tradisional menjadi salah satu sektor potensial dalam meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan di Indonesia. Dalam upaya meningkatkan produktivitas tambak udang, berbagai metode telah diterapkan, salah satunya adalah penggunaan EM-4 (Effective Microorganism 4). Namun, sebelum mempertimbangkan penggunaan EM-4, penting untuk membandingkannya dengan metode lain yang umum digunakan.

Salah satu metode yang sering digunakan dalam budidaya tambak udang tradisional adalah penggunaan pakan tambak konvensional. Metode ini melibatkan pemberian pakan buatan berupa pelet atau konsentrat tambak udang. Meskipun memiliki keuntungan dalam hal ketersediaan yang mudah dan biaya yang relatif rendah, metode ini juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan.

Penggunaan pakan tambak konvensional dapat menyebabkan pencemaran air karena sisa pakan yang tidak terkonsumsi akan membusuk di dasar tambak dan menghasilkan limbah organik. Selain itu, kadar nutrisi dalam pakan tambak konvensional mungkin tidak optimal untuk pertumbuhan dan kesehatan udang.

Selain pakan tambak konvensional, metode lain yang telah diterapkan adalah penggunaan probiotik. Metode ini melibatkan pemberian mikroorganisme baik ke dalam tambak udang untuk meningkatkan keseimbangan ekosistem. Namun, efektivitas penggunaan probiotik ini masih menjadi perdebatan dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Namun, ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan EM-4 dalam tambak udang tradisional dapat meningkatkan produktivitas dengan cara yang positif. Contohnya dapat ditemukan dalam studi kasus di daerah Kebumen.

Pada studi kasus tersebut, sebuah tambak udang seluas 60 hektar di Kebumen, Jawa Tengah, yang menggunakan EM-4 berhasil meningkatkan produktivitas tambak dengan hasil yang menggembirakan. Dalam ujicoba tersebut, tambak dengan penggunaan EM-4 diprediksi mampu menghasilkan 40 ton udang per hektar. Hal ini menunjukkan potensi yang besar dalam meningkatkan produksi udang dalam tambak tradisional.

Dalam perbandingan antara penggunaan EM-4 dan metode lain, EM-4 menawarkan beberapa keunggulan. EM-4 memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas air, mengurangi bau tak sedap, dan memperbaiki kualitas tanah di sekitar tambak. Selain itu, EM-4 juga dapat membantu dalam pengendalian penyakit dan mengurangi penggunaan bahan kimia dalam tambak udang.

Meskipun demikian, penting untuk mempertimbangkan kondisi lokal dan karakteristik tambak udang saat memilih metode yang tepat. Faktor-faktor seperti biaya, ketersediaan, keberlanjutan, dan kecocokan lingkungan juga harus dipertimbangkan dengan baik.

Dengan adanya studi kasus yang mendukung efektivitas penggunaan EM-4 dalam tambak udang tradisional, penggunaan EM-4 sebagai salah satu metode dalam budidaya tambak udang dapat menjadi pilihan yang menarik. Namun, diperlukan penelitian dan pemantauan yang lebih lanjut untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas penggunaan EM-4 serta untuk mengoptimalkan manfaat yang dapat diberikannya dalam jangka panjang.

Penutup

Dalam upaya meningkatkan produktivitas tambak udang tradisional, penggunaan metode yang efektif dan berkelanjutan menjadi kunci utama. Perbandingan antara penggunaan EM-4 dengan metode lainnya menunjukkan potensi positif penggunaan EM-4 dalam meningkatkan produktivitas tambak udang. Studi kasus di daerah Kebumen memberikan bukti nyata bahwa penggunaan EM-4 dapat menghasilkan peningkatan produktivitas yang signifikan.

Namun, sebagai penutup, perlu dicatat bahwa pemilihan metode harus dilakukan dengan hati-hati, mempertimbangkan kondisi lokal dan karakteristik tambak udang. Selain itu, penelitian dan pemantauan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas penggunaan EM-4 dalam jangka panjang.

Dengan terus melakukan eksplorasi dan pengembangan dalam budidaya tambak udang tradisional, diharapkan kita dapat meningkatkan produksi udang secara berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi bagi petani, serta menjaga keseimbangan ekosistem perairan. Penggunaan metode yang efektif, seperti penggunaan EM-4, dapat menjadi langkah menuju pencapaian tujuan tersebut, dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan, keberlanjutan, dan kecocokan setempat.

Informasi lebih lanjut mengenai Tehnologi EM-4 pada tambak udang, hubungi PT Songgolangit Persada, Jl. Raya Kebagusan No. 63 Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Telepon (021)78834091

Document last updated at: Sabtu, 20 Jul 2019