Kamis, 06 Juni 2019

Best of the best Jogja Goldfish Contest

Kontes Terbaik Jogja Goldfish merupakan kontes yang eksklusif dan mewah. Peserta yang beruntung akan memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam memelihara ikan hias. Para pemenang dijamin akan mendapatkan berbagai hadiah menarik serta pengakuan yang layak. Ini adalah kesempatan yang sempurna untuk memamerkan keahlian dan kecintaan Anda terhadap ikan hias. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk menjadi yang terbaik di Kontes Jogja Goldfish.

Siang itu pukul 12.00 penonton memadati pintu masuk gedung Balai Utari, Mandala Bhakti Wanitatama, Yogyakarta.

Suasana tegang tampak menyelimuti wajah pemilik maskoki kampiun di kelas or anda senior, ryukin senior, ranchu senior, dan open. Ketegangan mulai mencair sejam kemudian saat kedua juri, Fartono dan Hariantono menunjuk kampiun kelas open milik Ferdinandes sebagai the best of the best Jogja Goldfish Contest 2018.

Blackmoor penghuni akuarium 313 itu pantas menyandang gelar grand champion. “Penampilan fisik nyaris sempurna. Punggung tinggi dan melengkung, bentuk tubuh proporsional, berwarna hitam solid, dan lincah.

Jarang ada ikan hias berukuran jumbo sebagus itu, “tutur Fartono, juri asal Jakarta. Sayang pada ekor ada sedikit strip merah dan mata agak kurang sehat. Namun itu bukan cacat sehingga tidak berpengaruh terhadap penilaian.

Perjalanan blackmoor menuju takhta tertinggi kontes nyaris teijegal kampiun ranchu senior. “Penampilannya tak kalah cantik, tapi bentuk tubuhnya kurang sempurna. Punggung kurang melengkung, mata kecil tertutup jambul pipi, dan bemper bawah kurang besar,” kata Fartono. Ikan milik Jopie Samiaji itu harus puas hanya sebagai jawara di kelasnya.

Junior ketat

Meski tak berpeluang menggondol gelar grand champion pertarungan ketat justru berlangsung di kelas ryukin junior. Maklum maskoki yang turun di kelas itu bagus-bagus. Kedua juri terlihat    mondar-mandir mengamati penghuni akuarium 343 dan 341. Kedua ikan sama-sama berpenampilan prima. Namun pundak ikan milik Tropis itu agak “tertarik” ke belakang sehingga ia harus puas sebagai runner up.

Diskusi alot juga terjadi di kelas ranchu junior. Kelas itu menyedot peserta terbanyak hingga 22 ikan. “Kualitas ikan bagus,” ujar Hariantono, juri asal Jakarta. Bahkan maskoki tangkaran lokal ikut bertanding di kelas ranchu small. Itu revolusi besar, agar kelak tidak tergantung pada maskoki impor.

Jogja Goldfish Contest 2018 pada 22 Mei 2018 merupakan salah satu bagian acara Pet and Plant Exhibition 2018. Meski berbarengan dengan kontes serupa di Surabaya tidak membuat ajang itu sepi peserta. Itu dilihat dari jumlah peserta yang membludak hingga 140 ikan, target hanya 100 ikan.

Peserta datang dari Bandung, Jakarta, Temanggung, Semarang, Magelang, dan Yogyakarta. “Acara ini diadakan untuk memperkenalkan maskoki di Yogyakarta. Selain itu juga untuk menggairahkan lou han,” ujar Raymonda Panggabean, ketua panitia kontes. Di tempat yang sama juga digelar Jogja Louhan Contest 2004.

Cinhua berjaya

Meski lou han sepi peserta hanya 131, tapi persaingan antarkelas amat ketat, itu yang membuat penjurian molor 3 jam. Pasalnya juri kembali menilai ikan sebelum pengumuman. Tepat pukul 13.30 ketiga juri yang terdiri dari Rudi, Hadi, dan Fendi sepakat menobatkan kampiun cinhua A di takhta tertinggi kontes.

Lou han milik Beni itu memang tampil prima. Bentuk tubuh sempurna, nongnong bulat besar, ekor tegak dan mengembang. Gerakannya pun lincah. Walau demikian penghuni akuarium 87 memiliki kelemahan. Warnanya pucat dan marking kurang jelas.Cupang seru

Dua hari sebelumnya di tempat yang sama berlangsungnya adu kecantikan cupang. Lebih dari 100 betta dari Bandung, Garut, Temanggung, Pekalongan, Semarang, dan Yogyakarta bersaing memperebutkan gelar juara. Setelah melalui penilaian selama 6,5 jam, keempat juri yang terdiri dari Hermanus, Edi Sudrajat, Ever Tagoli, dan Hariadi menobatkan maskot senior sebagai grand champion.

Bentuk tubuhnya paling rapi di antara 5 rivalnya. “Ekor sempurna, rapi, tegak, dan mengembang,” ujar Edi Sudrajat, juri asal Jakarta. Menurut Ever Tagoli, juri asal Bandung, jarang ikan berukuran sebesar itu rapi. Sayang warna tubuhnya pucat.

Pertarungan alot terjadi di kelas halfmoon yang menyedot peserta terbanyak hingga 24 ikan. Hermanus, juri asal Jakarta menunjuk betta di akuarium 137 milik Ricky Senjaya sebagai pemenang. “Bentuk tubuh ikan itu sempurna dan mentalnya bagus,” ujar Hermanus. Rivalnya di akuarium 157 sirip analnya kurang rapi sehingga ia harus puas di urutan kedua.

Document last updated at: Rabu, 5 Jun 2019