Kamis, 18 Februari 2021

Memanfaatkan Bak Penampung Nutrisi untuk Budidaya Rakit Apung oleh Yos Sutiyoso

Bak penampung nutrisi aeroponik selama ini "menganggur". Ir Yos Sutiyoso memanfaatkan sebagai wadah hidroponik sayuran daun.

Banyak faedah didapat pekebun itu. Cairan nutrisi selalu jernih dan pendapatan tambahan Rp416.000 dari 2 bak berukuran 8 m x2m per 26 hari.

Begitu memasuki greenhouse, pandangan mata tertuju pada 8 styrofoam berjajar yang menutupi bak semen. Tak ada celah sedikit pun yang tersisa, seluruh permukaan bak tertutup rapat. Di permukaan papan gabus setebal 3 cm itu pakcoy umur 10 hari tumbuh subur. Ketika papan disingkap, tampak akar putih mulai memanjang.

Bak ditutup styrofoam-styrofoam mengambang di atas permukaan air tanpa ditopang apa pun. Teknologi budidaya itu disebut deep pond floating raft alias rakit mengapung.

Lubang tanam dibuat kerucut dengan bantuan bor. Diameter lubang atas 3 cm; bawah, 1,3 cm. Maksudnya, untuk memudahkan penanaman dan panen. Ketika tanam, "Kita tak perlu membenamkan rockwool karena tersangkut di lubang yang semakin kecil," tutur Yos.

Kedalaman nutrisi 30 cm. Untuk memudahkan kontrol di dinding bak diberi garis putih. Sementara tinggi bak 40 cm. Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (embrio IPB, red) itu mengecek nutrisi AB mix 3 hari sekali. Jika terjadi perubahan suhu yang ekstrim, barulah dicek sehari sekali.

Untuk menambah oksigen terlarut, Yos menambahkan airstone di dasar bak yang menimbulkan gelombang udara. Dengan bantuan alat itu oksigen terlarut 4 sampai 6 ppm.

Tanaman Tumbuh subur dan Cepat panen

Kepekatan nutrisi 3 mmho sehingga panen pun lebih cepat 25 sampai 27 hari. Yang lazim digunakan oleh pekebun aeroponik atau hidroponik lain 1,5 mmho. "Saya pernah coba dengan EC (electro conductivity, kepekatan, red) 1,5 hasilnya jelek dan panen lebih lama, 6 sampai 7 minggu,” ujar Yos. Untuk mempertahankan kepekatan Yos menambahkan nutrisi atau air.

Dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm, sebuah papan styrofoam ukuran 2 m x lm menampung 80 tanaman. Jika bobot tanaman saat panen 50 g, ia menuai 4 kg. Pekebun sayuran itu menjual Rp6.500 per kg sehingga Rp208.000 mengisi pundi-pundi dari sebuah bak penampungan nutrisi sejak Juli.

Pada masa mendatang Yos menargetkan produktivitas 6 kg per styrofoam. Akar tanaman dan rockwool biasanya disertakan dalam penimbangan sebagai bukti hasil budidaya hidroponik. Mantan peneliti hama dan penyakit di Balai Penelitian Tanaman Pangan itu mengelola 2 bak.

Dari bak penampungan, nutrisi dialirkan ke 10 rak aeroponik dengan bantuan pompa 800 watt. Kapasitas pompa mencapai 120 liter per menit yang didistribusikan ke berbagai rak. Rak sepanjang 20 m dan lebar 1 m itu ditutup styrofoam putih.

Seperti teknologi rakit apung, lubang papan itu juga mengerucut. Di atasnya pakcoy 25 hari yang siap panen tumbuh subur. Kayu kamper setinggi 90 cm itu menopang rak dengan interval 2 meter.

Rakit apung berbahan Styrofoam Dan Fiberglass

Mantan presiden direktur produsen pestisida itu tak menggunakan fiberglass sebagai wadah aeroponik. Harga sebuah fiberglass berukuran 4 m x 1 m x 0,4m Rp500.000. Ia memilih plastik hitam selebar 2 m yang dilengkungkan seperti huruf V.

Di permukaan atas plastik dijepit kayu bomeo dan bilah bambu agar konstan. Biaya investasi per m2 hanya Rp22.394 untuk sistem aeroponik dan Rp381.531 untuk pembuatan 1 rak. Konstruksi lain seperti pemasangan pipa dan sprinkler, sama saja dengan aeroponik pada umumnya.

Nutrisi di bak penampungan dialirkan setiap 6 menit dengan bantuan sebuah alat pengatur waktu. Mesin itu mengatur pendistribusian nutrisi 2 blok yang terdiri atas 2 bak penampungan dan 22 rak aeroponik. Pada sistem aeroponik akar tanaman dapat bertahan setengah jam setelah penyiraman. "Setelah itu wajar jika akar disiram lagi," ujar kelahiran Jakarta 15 Maret 1930 itu.

Menurut Yos, budidaya sistem rakit apung itu relatif aman jika listrik padam. Kebersihan air dan nutrisi di bak penampungan juga terjaga. Mungkin karena semua area tertutup styrofoam, sinar matahari gagal menembus dan lumut pun menjauh. Dengan cara itu bak tak perlu dikuras hingga 10 tahun.

Karena alasan itulah, "Saya akan mengembangkan lebih banyak lagi," kata Yos Sutiyoso. Selain pakcoy dan caisim, tanaman yang dapat dibudidayakan secara rakit apung antara lain kailan, selada, dan aneka lettuce.

Document last updated at: Kamis, 18 Feb 2021