Jumat, 19 Juli 2019

Budidaya dan Pembesaran Kepiting di Kolam Tanah: Sukses dalam Usaha Kepiting Maros

Pendahuluan

Indonesia memiliki potensi besar dalam budidaya kepiting, terutama di daerah Maros, Sulawesi Selatan. Namun, tantangan dalam pembesaran kepiting di kolam tanah masih menjadi permasalahan utama. Artikel ini akan membahas bagaimana peternak kepiting di Maros menghadapi permasalahan ini dan berhasil membudidayakan kepiting secara efektif.

panen kepiting di tambak

Budidaya Kepiting: Tantangan dan Solusi

Pada awalnya, budidaya kepiting di Maros mengalami kendala serius dalam memperoleh bibit kepiting. Saat larva berumur 20 hari dipelihara di kolam, serangan kanibalisme dan bakteri menjadi penyebab utama kematian larva dalam waktu singkat. Namun, berkat upaya keras para peneliti dan peternak, solusi berhasil ditemukan.

Peternak seperti Henky Johan, eksportir kepiting di Makassar, telah mencoba untuk membibitkan kepiting sendiri. Namun, larva-larva ini memiliki tingkat kematian yang tinggi akibat kanibalisme dan serangan bakteri. Upaya budidaya kepiting di Maros seakan mandek karena keterbatasan sumber bibit yang ada.

Kolam Tanah: Solusi Kreatif untuk Pembesaran Kepiting

Syamsu, salah satu peternak kepiting di Maros, berhasil menemukan solusi untuk mengatasi masalah bibit kepiting yang terbatas. Dia memilih untuk membesarkan bibit kepiting minimal berbobot 50 g/ekor, dengan tujuan meminimalkan risiko kanibalisme. Proses pembesaran ini memakan waktu sekitar 3 bulan untuk mencapai ukuran konsumsi di atas 250 g/ekor.

Kolam tanah seluas 5.000 m2 milik Syamsu telah menjadi wadah bagi pembesaran kepiting. Dalam proses ini, kolam tanah memiliki kedalaman 1 m, dengan setengah dari tinggi kolam dilapisi lumpur setebal 50 cm. Langkah ini memungkinkan kepiting memiliki tempat berlindung dan mencegah saling serang antara kepiting.

Pemeliharaan dan Pakan

Kepiting adalah hewan omnivora, yang berarti mereka dapat makan berbagai jenis pakan. Dalam budidaya kepiting di kolam tanah, pakan yang diberikan mencakup ikan rucah, limbah pelelangan ikan, dan sisa pemotongan hewan. Pakan ini memastikan bahwa kepiting mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimal.

Proses Panen dan Pemasaran

Proses panen kepiting dilakukan secara selektif, dengan memanfaatkan perangkap dakkang. Kepiting yang memiliki ukuran di atas 250 g akan tertangkap dalam perangkap ini. Kepiting yang lebih kecil dikembalikan ke dalam kolam untuk proses pembesaran lebih lanjut.

Hasil panen ini kemudian diikat dan diangkut ke gudang eksportir kepiting di Makassar. Dari sana, kepiting dikirim ke berbagai negara seperti Singapura, Thailand, dan China. Kepiting menjadi komoditas yang menguntungkan, dengan omzet bisnis mencapai puluhan juta rupiah per minggu.

Masa Depan Budidaya Kepiting di Maros

Meskipun masih banyak tantangan yang harus diatasi, budidaya kepiting di Maros telah memberikan contoh sukses dalam memanfaatkan kolam tanah untuk pembesaran kepiting. Upaya kolektif dari para peternak dan peneliti telah membuka jalan bagi pengembangan lebih lanjut dalam industri budidaya kepiting di Indonesia.

jual bibit kepiting bakau

Penutup

Budidaya dan pembesaran kepiting di kolam tanah bukanlah perjalanan yang mudah. Namun, kisah sukses peternak di Maros membuktikan bahwa dengan inovasi dan tekad, hal yang tampaknya sulit dapat diatasi. Bagi mereka yang tertarik dalam budidaya kepiting, mengambil langkah pertama untuk memahami proses ini adalah langkah yang berarti.

Catatan akhir: Budidaya kepiting di kolam tanah telah membuka peluang baru dalam industri perikanan di Indonesia. Dengan kesadaran akan tantangan yang dihadapi dan solusi yang ditemukan, budidaya kepiting semakin menarik untuk dijelajahi. Mari bersama-sama mendukung perkembangan industri ini dan mewujudkan potensi besar yang dimilikinya.

Document last updated at: Jumat, 19 Jul 2019